The Lunar Princess 1

23 4 0
                                    

( old story about chelovik 2 )

Altair Marrowes ( Alinovera Darries ) POV

Kami beristirahat dengan tenang. Sejauh ini pergerakan musuh terlihat pasif. Aris, Arion, Felix, dan Xander tengah bergurau ria bersama minuman beralkohol mereka.

Seharusnya mereka tidak boleh meminum minuman beralkohol namun, kata mereka, mereka sudah meminum minuman itu dari kecil. Budaya yang tidak patut di tiru.

Cassia sendiri sedang membantu Paman Drion menyiapkan makan siang. Mereka tampak akrab bahkan tak jarang Cassia tertawa karena lelucon Paman Drion.

Aku masih berdiri di meja kasir. Sudah berapa lama aku meninggalkan tempat damai ini? Kayunya terlihat sedikit pudar mungkin karena termakan waktu.

Cassia menghidangkan makanan di meja Aris dan lainnya. Mereka dengan lahap memakan masakan Cassia dan Paman Drion.

"Kau tidak ikut makan?" Tanya Cassia duduk di depanku.

"Nanti saja. Aku sedang membersihkan beberapa gelas." Jawabku menata gelas yang sudah kubersihkan sedemikian rupa.

Cassia mengangguk. "Ada sedikit masalah." Katanya tiba-tiba.

Aku menaikkan alisku menunggu kelanjutan kalimat Cassia.

"Karena daerah ini baru kusinggahi beberapa menit yang lalu membuatku sulit mengumpulkan Mana lebih banyak. Mingkin kita akan berangkat malam nanti." Jelas Cassia pada akhirnya.

"Tentu, kau juga harus bersitirahat. Jangan terlalu memaksakan diri! Kita masih punya banyak waktu." Saranku.

Cassia mengangguk patuh lalu ia berlalu menuju belakang toko. Di sana menyungguhkan pemandangan sawah dan kebun kecil milik Paman Drion. Jika kuingat lagi mungkin Kota Pole sedang menyibukkan diri karena panen padi.

Aku bergabung dengan meja Aris dan ikut bergurau dengan mereka semua. Paman Drion juga ikut bergabung serta ikut meramaikan suasana.

Waktu sudah berlalu namun Cassia tak kunjung kembali. Keadan Aris, arion, dan Felix juga memprihatinkan. Mereka jatuh tertidur di meja karena terlalu banyak minum. Wajar untuk mereka karena selama di Academy tidak memperbolehkan minuman keras itu memasuki wilayah Acadmey.

Xander masih duduk tegak di depanku. Ia meminum satu teguk air keras itu bersama Paman Drion di sampingnya.

"Kau kenapa?" Tanya Xander mengerti kegelisahanku.

"Cassia belum juga kembali. Apa Aku perlu mengeceknya?"

"Terserah padamu. Aku tidak paham dengan gadis itu. Kadang suasana menjadi aneh dan menyenangkan sekaligus jika ia berada di sana." Jelas Xander meminum satu teguk lagi.

"Maksudmu?" Tanyaku tak mengerti.

"Aku juga bingung. Hawa yang dimiliki Cassia terasa aneh namun juga terasa menjaga kita. Kesenangan yang kita alami karena hawanya menjaga kita. Bukankah aneh jika penculik Ayumi tidak menyadari pergerakan kita yang memutar? Terlebih kita tidak mengetahui rupa mereka untuk menghindari orang-orang itu." Jelas Xander.

Benar juga. Aku berdiri dari dudukku, sudah saatnya aku menyuruhnya masuk ke dalam kedai. Aku berjalan menuju belakang kedai melihat cahaya sore hari memasuki celah kayu dan pintu.

Ketika pingu reot itu kubuka, aku melihat Cassia sedang duduk di sebatang pohon yang sudah tumbang. Dia sedang menikmati matahari turun ke belahan bumi lain.

"Ayo masuk! Udaranya semakin dingin." Ajakku padanya.

Cassia menoleh menatapku dengan lembut. Sepertinya suasana hatinya sedang baik tidak sesuram biasanya. Kadang aku merasa kasihan dengan gadis ini.

The Destiny a Ordinary People ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang