Masih diam di balik selimut tempat tidur Apartemen Ozy, tak melakukan aktivitas apapun.
"Zen, makan dulu, gue udah pesen makanan favorit lo"
Zeno hanya diam tak merespon.
"Zen...." mengelus lembut rambut Zeno.
"Tinggalin gue sendiri kak, gue benci sama lo"
"Zen, gue sayang sama lo"
"Dan gue benci sama lo, enggak ada orang sayang itu maksa"
"Karena gue udah kecanduan sama lo Zeno, kenapa lo enggak bisa ngerti?"
"Enggak ngerti dan enggak mau ngerti" beranjak dari tempat tidur ingin mengenakan pakaiannya kembali.
"Taruh Zen, lo mau kemana? Enggak gue ijinin lo pergi kemanapun" menarik lengan Zeno.
"Lepas....lo sama sekali enggak ada hak ngatur" menepis kasar tangan Ozy.
"Enggak bisakah gue gantikan posisi Ibran?"
Dalam benak Zeno hanya memikirkan Ibran, rasa bersalah, iya, dia telah salah, entah Ibran mau memaafkannya atau tidak, yang pasti sekarang, dia sama sekali tak ingin melanjutkan semuanya dengan Ozy.
Selama ini yang dia pikirkan adalah Ozy seorang laki-laki yang baik, yang ingin menjaga Zeno dengan hatinya. Zeno pun benar-benar terpesona dengan Ozy, tapi baru Zeno tau, kalau Ozy ternyata lebih egois dari Ibran sendiri.
Meskipun Ibran egois, tapi dia masih peduli dengan semuanya, tak sama seperti Ozy yang bahkan tak mau memperdulikan keadaan atau orang-orang di sekitarnya.
"Gue akan tetep pergi, dan lo enggak bisa ngelarang gue"
"Dan gue akan lakuin cara apapun supaya lo tetep tinggal" menjambak kasar rambut Zeno.
"Kak, lepasin kenapa lo kasar banget sih kak" meraih tangan Ozy agar melepaskan cengkraman pada rambutnya namun Ozy masih bersikeras menjambak rambut Zeno.
"Gue bisa kasar kalau lo enggak mau nurut Zeno"
"Cuihhhh....." meludah di wajah Ozy.
Dengan marah Ozy melepaskan cengkraman tangan di rambut Zeno, mengusap air liyur yang tadinya muncrat di wajahnya dengan lengan bajunya, berjalan mendekati Zeno yang berdiri di pojokan dengan tubuh yang masih telanjang bulat, kemudian, "Plaaaakkkkkk" pukulan keras mendarat di pipi kiri Zeno yang membuatnya lantas menoleh ke kanan saking kuatnya pukulan Ozy.
Di usap pelan serasa ada sesuatu yang mengalir di tepi bibirnya, darah, mulut Zeno sudah mengeluarkan darah akibat pukulan Ozy.
Berpikir lagi, sekeras apapun Ibran pada Zeno, dia bahkan tidak pernah menyakiti Zeno secara fisik. Mungkin terkadang lidah Ibran memang kejam atau bahkan mengeluarkan kata-kata kasar, makian saat mereka bertengkar, tapi Ibran tak pernah melakukan hal yang menyakiti fisik.
"Berani lo ngeludahin orang yang udah ngasih kenikmatan ke lo Zen?" menunjuk batang hidung Zeno.
Zeno hanya diam....
"Lo lupa siapa yang nolongin lo waktu hujan deres, dan lo lontang lantung di pinggir jalan kek orang gila? Basah kuyup dan enggak ada satupun orang yang merhatiin lo?"
"Kak Ozy enggak ada hak untuk ngambil hidup gue, gue emang punya utang budi sama lo, tapi gue enggak pernah minta lo tolongin gue kan? Dan sekarang, lo mukul gue, gue nyesel ketemu dan kenal sama lo kak...hiks..." menangis masih memegang bibirnya yang serasa perih akibat luka pukulan Ozy.
"Oke, lo punya utang budi kan Zen? Tinggal di sini untuk jadi pemuas nafsu gue" berjalan keluar meninggalkan kamar apartemennya.
________
KAMU SEDANG MEMBACA
Why RainZayn ? S2 ✓
Romance18+ ⚠️ BoysLoveStory Tetap berpegang pada real Story yang di bumbui cerita fiksi, kehidupan Rain Zayn setelah tinggal satu rumah di Jogja. Hidup itu nggak mungkin nggak ada masalah ya kan ? tinggal gimana kita jalaninnya ajah, taulah sifat Rain gima...