Akhiri

212 15 9
                                    

.
.
.
.

"Bran, gue boleh minta tolong?"

"Apapun yang bisa aku bantu, aku akan lakuin Zayn! Kamu kenapa? Apa yang ngebuat kamu jadi gini?"

"Gue akan cerita kalau gue udh siap! Untuk sekarang, gue cuma butuh tempat untuk tidur sementara, sebelum gue cari tempat kos"

"Zayn, mungkin aku enggak harus tau masalah kamu, tapi, kalaupun ada masalah, mendingan cepet selesaikan! Kalau kamu lari gini, masalah bukannya selesai"

"Gue tau apa yang harus gue lakuin Bran, untuk sekarang, gue pengen sendiri"

"Terserah kamu aja Zayn, aku kira kamu udah dewasa untuk menentukan pilihan kamu"

.
.
.





***



Setelah pertengkaran Rain dan Zayn semalam, Zayn memutuskan untuk pergi dari rumah tanpa sepengetahuan Rain. Saat Rain ketiduran di sofa, Zayn mengendap-endap keluar dari rumah.

Menatap dalam ke arah Rain, sejujurnya Zayn enggak tega ninggalin dia sendirian, tapi masalah ini udah keterlaluan. Dimana hati dan pikiran Rain saat itu? Saat dia memutuskan untuk melakukan hal yang akan menghancurkan hubungan mereka berdua.

Lebih memilih egonya, Zayn enggak ragu buat ninggalin Rain sendiri untuk sekarang. Entahlah, untuk sekarang atau selama dia bisa.

.
.
.
.




"Gue tau lo tau keberadaan Zayn kan? Please Bran, kasih tau gue!"

"Aku enggak berhak ikut campur urusan kalian, tapi selama Zayn minta perlindunganku, aku akan lindungi dia sebisaku. Karena Zayn juga udah lindungi Zeno sebisa dia"

"Ayolah Bran, lo masa enggak nganggep gue temen lo juga? Gue akan lurusin masalah gue sama Zayn, tapi kalo lo sembunyiin dia, gimana gue bisa selesaikan masalah ini?"

Tiba-tiba Zeno datang dan menyela.....

"Kak, kalian itu kenapa sih? Enggak pernah berantem ampe kek gini, ampe kak Zayn kabur segala dari rumah, aku liat kak Zayn tadi malem pucet banget, mana matanya sembab lagi!"

"Zen, masuk kamar!" pelotot Ibran mengisyaratkan agar Zeno tidak ikut campur.

"Zayn disini kan berarti? Sekarang dia dimana?"

"Zeno, kamu masuk kamar sekarang!" perintah Ibran lagi.

"Iyaa iyaa Zeno masuk, kenapa sih? Orang cuma mau belain kak Zayn kok!" mrengut dan pergi ke kamarnya dengan hentakan kaki yang keras karena marah.


...

"Bran, dia dimana?"

"Rain, sumpah aku enggak bisa ngasih tau kamu sekarang! Untuk saat ini, biarkan Zayn sendiri dulu ajalah, aku enggak tau apa masalah kalian, yang jelas sekarang, dia butuh waktu untuk sendirian"

Menghela nafas panjang....
"Sebenernya....." ucapannya terhenti.

"Sebenernya apa Rain, cerita ke aku!"

"Gue habis ngewe sama cewek"

...

"Hah? Lo serius?" menyandarkan punggungnya di sandaran sofa karena syok dengan pernyataan Rain.

"Hmmm...." mengangguk pelan tanpa menatap Ibran "Gue khilaf Bran, gue,...gue kebawa suasana"

"Astaga Rain, Rain....
wajar kalo Zayn marah dan enggak mau nemuin kamu, ini alesannya?" Ibran menggelengkan kepalanya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

Why RainZayn ? S2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang