Zayn

157 12 3
                                    

.
.
.

"Masih sakit enggak mas Zayn?"

"Udah enggak kok" Zayn yang tak merasakan sobekan di jarinya akibat goresan gelas kaca karena pikirannya yang entah kenapa malah memikirkan Rain.

"Yakin?"

"Yakin han, lo bawel banget sih?"

Farhan terkekeh, "Mas Zayn bentar-bentar panggil saya mas, bentar-bentar panggil saya cuma nama, kadang pake aku, kadang pake gue, kadang kamu, kadang elo"

Sejenak memikirkan perkataan Farhan, Zayn juga terkekeh, "Ya juga sih, kebiasaan pake lo gue"

"Yaudah sih mas gausah formal, pengen ketawa saya dengernya"

Zayn menarik nafas panjang....

"Kenapa lagi?"

"Kepo banget sih?"

Lagi-lagi terkekeh..."Lucu banget kalo cemberut gini" ucap Farhan gemas.

"Lo bilang apa?"

"Enggak kok, yaudah saya mau beresin pecahan gelas tadi"

"Thanks ya han"

"Oke...gaji naik kan?"

"Sialan...." sambil tersenyum kesal sama Farhan.

.
.
.
.

Iseng membuka akun media sosialnya, melihat seseorang menandai Rain di sana, membuka foto yang menandai Rain dan terkejut kala Rain sedang duduk saling memandang dengan seorang gadis cantik.

"Siapa ini? Deket banget?"

Merasa cemburu tapi memendam perasaan itu "Tenang Zayn, mungkin cuma temenan, tapi kenapa Rain bilang kalau dia lagi sibuk ?"

Zayn over thinking dan pikirannya yang mulai kacau memikirkan Rain. Perasaan itu peka untuk seseorang yang di sayangi, apalagi kalo lagi bohong.

.
.
.

"Liatin apa, itu alis ampe kerut kek cucian baru di peres?" Farhan yang duduk di samping Zayn.

"Coba liat han, menurut lo, mereka ngapain? Deket banget kan?" sambil menunjukkan foto yang di tag di akun Rain.

"Heem...., lagi ngobrol sesuatu kali mas Zayn, jangan bilang kalau mas Zayn pikiran negatif yah?" menatap Zayn curiga.

"Enggak...."

"Ahh...bo'ong, mas Zayn keliatan banget lagi cemburu kan?" nunjuk itu muka Zayn.

"Diem....."

"Mau bukti ?" tantang Farhan.

"Apa'an ?"

"Yah palingan sekarang lagi chat mas Rain?" memutar bola matanya dengan kata-kata dia yang seolah sudah tau apa yang di lakukan Zayn.

Dan jemari tangan Zayn berhenti mengetik di papan keyboard hp nya yang tadinya ingin chat Rain. Dia menatap Farhan karena ucapan Farhan emang bener.

"Hayo, udah mulai kuatir kan?" memajukan wajahnya sampai deket banget sama wajah Zayn.

"Bisa diem enggak sih han?" dorong salah satu pundak Farhan biar ngejauh.

Farhan terkekeh gemas "Iya,, iya,, saya diem deh mas, jangan negatif thinking yah mas Zayn, setau saya, mas Rain itu sayang banget loh sama mas Zayn"

"Lo kenal dia aja enggak" tepis Zayn sedikit emosi.

"Jadi enggak sayang yah?"

"Ya sayang lah, masa enggak"

"Nah loh, bingung saya jadinya"

"Pegangan kalo bingung"

"Boleh pegang mas Zayn?"

"Pengen sendal gue melayang ke kepala lo?"

"Enggak... enggak mas slow..." lagi-lagi terkekeh gemas ngerasain kelakuan boss kecilnya yang saat ini sedang kuatir.

.
.
.
.

Waktu cepat banget berlalu...
Zayn yang akhirnya ketiduran di ruang tengah karena mungkin saking lelahnya.

Farhan yang enggak tega melihat Zayn memutuskan untuk menggendongnya masuk ke kamar Karena takut Zayn malah masuk angin.

Si kecil Zayn yang merasa nyaman di gendongan Farhan nggak sadar bahwa yang menggendongnya saat ini adalah Farhan, bukanlah Rain. Tapi Zayn malah memimpikan Rain dalam tidurnya.

"Rain, gue kangen....." suaranya yang lirih namun terdengar cukup Jelas, memeluk erat Farhan yang masih menguatkan tangan menggendongnya seperti bayi.

Farhan tersenyum mendengar perkataan Zayn yang bahkan sangat lucu "Astaga.....aku punya boss yang selucu ini?" terusan terkekeh menaiki tangga demi tangga lantai dua menuju kamar Zayn.

Meletakkan pelan Zayn dan menyelimutinya "Udah tidur, sekarang saya pulang ya mas Zayn, semoga cepat sembuh dan bisa balik kerja lagi"

Farhan melihat beberapa helai rambut yang menutupi mata Zayn, mendekatinya dan menyingkap rambut itu agar Zayn merasa lebih nyaman. Di saat yang sama, matanya tertuju pada wajah tampan Zayn, dan bibirnya yang terlihat lembut.

Entah kenapa pikiran Farhan malah liar, mendekatkan diri pada wajah Zayn berusaha mencium bibir indah itu, namun Farhan tersadar dan langsung mengontrol emosinya saat ini "Astaghfirullah....apa yang mau aku lakuin ke mas Zayn?" menepuk jidatnya, memejamkan matanya merasa bersalah pada dirinya sendiri.

"Enggak seharusnya kan? Mikir apa aku ini, dasar bocah labil, bocah gak jelas" buru-buru keluar dari kamar Zayn dan lalu pulang.

.
.
.
.
.

Keesokan harinya bel rumah Zayn berbunyi...

Zayn buru-buru bukain pintu "Ibran...."

Ibran datang dengan tatapan matanya yang sayu...

"Masuk bran, lo kenapa kucel gini?"

Mereka duduk di ruang tamu rumah Zayn.

"Zayn, ada kabar nggak soal Zeno?"

"Hah? Kok lo tanya gue? Kan setelah hari itu dia balik sama lo"

"Dia balik sama keparat Ozy" menggelengkan kepalanya merasa kesal.

"Hey, lo jangan bercanda"

"Mereka berdua udah berhubungan seks Zayn? Kamu pikir aja gimana perasaan aku"

Zayn berpikir, itu berarti Ibran sudah tau yang sebenarnya soal Zeno.

"Gimana aku bisa terima itu? Perasaan aku langsung hancur saat itu juga, kamu tau kan Zayn, aku sayang banget sama dia, ya walaupun kadang aku juga egois"

"Iyaa...iyaa paham, terus lo udah coba hubungi dia?"

"Enggak aktif, udah tiga hari Zayn, aku kuatir banget sama Zeno"

"Gimana yah? Cara kita lacak dia terus gimana? Atau kita lapor polisi?"

"Enggak mungkin, iya kalo ini kasus penculikan, kalau Zeno sama Ozy saling suka makanya dia sama sekali enggak ngasih kabar? Mau jawab apa kita ke polisi?"

"Lo bener juga sih...."
Mereka berdua yang akhirnya diam...

"Terus gimana?"

"Gatau gue pusing, gimana kalau bokap Zeno tanya ke gue? Kan gue udah janji mau jagain dia Zayn?"

Mereka berdua saling bingung apa yang harus di lakukan.



×××

Why RainZayn ? S2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang