strategi gerilya

14 5 0
                                    

Sampai sore ini Jungyeon masih belum mau keluar kamarnya. Makan pun dia tadi hanya disuapi papahnya. Mamahnya sudah dari pagi uring-uringan gara-gara putrinya tak mau keluar kamar. Akongnya sendiri masih belum tahu kalau Jungyeon marah dan melakukan aksi protes. Toh bila diberitahu akongnya akan tetap pada pendiriannya.

"Papah udah bilang Namjoon soal ini. Maaf kalau Papah lancang Papah cuma mau bantu Jungyeon buat bilang pelan-pelan sama Namjoon. Namjoon untungnya pengertian Jung, dia gak marah, cuma dia bilang kalo dia sayang sama kamu," ujar tuan Hyunbin.

Tuan Hyunbin pernah bertemu dengan Namjoon sekali saat ada pertemuan APINDO. Namjoon datang sebagai perwakilan perusahaanya bersama jajaran lainnya. Awalnya tuan Hyunbin yang menyapanya lebih dulu karena setahu Namjoon semua keluarga Jungyeon tak merestui hubungannya dengan Jungyeon jadi Namjoon tak berani untuk sekadar bertegur sapa dengan tuan Hyunbin. Tetapi rupanya tuan Hyunbin satu-satunya yang pengertian soal hubungan mereka. Keduanya sempat mengobrol singkat soal bisnis dan pekerjaan dan tentunya mengenai kisah asmara Namjoon dengan Jungyeon. Di pertemuan itu mereka sempat bertukar email untuk berkomunikasi.

"Papah mau bantu Jungyeon sekali lagi nggak?" tanya Jungyeon.

"Bantuin apa? Kalau bisa pasti Papah bantu," kata tuan Hyunbin.

"Jungyeon udah buat rencana sama Mina. Nanti Mina mau gantiin Jungyeon buat nemuin Jimin hari Sabtu nanti. Kalau nanti Mina diapa-apain sama akong, tolong lindungin Mina. Hari itu Jungyeon mau kabur," kata Jungyeon.

"Jungyeon mau kabur kemana? Papah mau bantu asal Jungyeon kasih tau Papah mau pergi kemana dan sama siapa."

"Jungyeon mau ke Semarang. Jungyeon nanti dianter sama mobil rental sama supirnya. Jungyeon mau sembunyi sampai Jungyeon ngerasa tenang, nggak akan lama. Jungyeon bakal matiin semua sosial media dan ngilangin semua jejak yang bisa bikin Jungyeon ketauan sama akong. Tapi Papah tenang aja, sampai Jungyeon di Semarang nanti Jungyeon bakalan hubungin Papah. Ini rahasia kita berdua aja, jangan kasih tau ke yang lain."

"Tapi kamu hati-hati di sana. Kamu nanti mau tinggal dimana?"

"Tenang aja Papah gak usah mikirin. Tadi Jungyeon nemu rumah dijual, udah deal. Tinggal nanti Jungyeon bayar kalo udah disana."

"Berapa harganya? Rumahnya gimana?"

"Six hundred million, masih rupiah tenang aja. Rumahnya besar, itu dijual sama furniturenya. Udah Papah gak usah khawatir," kata Jungyeon.

"Tapi bener yah Jungyeon harus langsung hubungin Papah nanti."

Jungyeon mengangguk, "Jungyeon kayak gini biar akong kapok gak maksa-maksa Jungyeon lagi. Jungyeon udah capek dipaksa terus dari kecil."

"Iya Papah mengerti. Sekarang makan yah, mamah demi bujukin Jungyeon nih sampe mau masakin makan. Bi Iyem sampe heran karena mamah turun ke dapur," ujar tuan Hyunbin.

"Tumben, istri Papah biasanya kumpul sama geng sosialitanya."

Nasi sayur sop buatan mamahnya cukup mengganjal rasa lapar Jungyeon. Lama ia tak pernah memakan lagi masakan mamahnya, terakhir seingatnya saat ia duduk di bangku SMP.

"Karena anaknya lagi ngambek jadi dimasakin," kata tuan Hyunbin.

"Suruh siapa belain akong."







👠👞












Park Jimin masih bergelut dengan selimut tebalnya di ranjang pagi ini. Jam kuliah yang tersisa 30 menit benar-benar dimanfaatkannya untuk beristirahat. Dari semalam memang pikirannya sudah carut-marut. Perjodohan yang direncanakan oleh keluarganya tanpa sepengetahuannya menambah beban pikirannya akhir-akhir ini.

Chasing Blessing [BTS Namjoon×TWICE Jungyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang