Simpang Lima

13 2 1
                                    

Tak disangka ternyata walaupun motor butut tapi masih bisa dipakai untuk perjalanan yang lumayan jauh. Meski beberapa kali mogok di tengah jalan, tapi malahan jadi pengalaman seru bagi Jungyeon dan Namjoon yang pertama kali juga jalan-jalan naik motor berdua. Baru pertama kali Jungyeon merasakan yang namanya adu helm tiap kali Namjoon mengerem motornya. Oh iya, demi pergi dengan kekasihnya tadi Namjoon bahkan harus beli helm dadakan di toko pinggir jalan. Bukan hal mahal sih bagi Namjoon, tapi cukup perhatian juga cowok itu ke pacarnya.

"Kamu mau makan apa Sayang? Mau makan dulu baru main atau main dulu baru makan?" tanya Namjoon.

"Main dulu ayo i mau naik skuter itu," kata Jungyeon.

"Iya lepas dulu helmnya sini."

Jungyeon melepas kait tali helmnya, "ternyata di sini rame juga yah, kirain yang rame cuma Jakarta."

"Ya ampun, seneng banget yah ke sini?"

"Norak yah? Iiih maaf yah Joon. Kan i baru nemuin yang di sini. Kalo nanti i malu-maluin bilangin aja yah daripada kamu ikut malu. Tapi i mau naik skuter."

Namjoon hanya terkikik kecil, ia kemudian menuruni si Molek dan mencantolkan helmnya ke spion dan menempatkan helm milik Jungyeon ke spion sebelahnnya.

"Enggak, nggak malu-maluin. Ayo ke sana sewa skuternya," ajak Namjoon.

Sebelum pergi meninggalkan parkiran motor di pinggir jalan, Namjoon membayar sewa parkir lebih dulu. Pria itu memeluk bahu Jungyeon begitu erat saat akan menyebrang jalan ke pusat keramaian. Saat sudah menyebrang, keduanya langsung menyambangi salah satu tempat penyewaan skuter. Namjoon menyewa dua buah skuter untuk beberapa sesi putaran. Satu untuk dirinya sendiri dan satu untuk Jungyeon. Terlihat begitu antusiasnya Jungyeon berkeliling dengan skuter itu.

"Kok papah nggak beliin i ini aja yah buat ke kantor? Kan seru, ahahaha," kata Jungyeon.

"Seru tapi kan lama juga, tapi ini worth it sih kalo dipake di dalem kantor biar nggak capek kalo mau keliling kantor," kata Namjoon.

"Ide bagus tuh. Seru naik ini."

Sekelebat bayangan masa kecil Jungyeon tiba-tiba terputar di otaknya. Saat kecil, ia dulu sangat dijauhi oleh teman-temannya hanya karena punya kakek yang galak. Dulu saat ia berumur 6 tahun, Jungyeon sebetulnya adalah sosok teman baik hati yang mudah bergaul dengan teman-temannya. Sayangnya saat dulu kecil, dengan alasan ia cucu satu-satunnya dan cucu perempuan, kakek Ahong selalu over protective terhadapnya. Setiap kali ia bermain bersama temannya, selalu saja sang kakek menjemputnya pulang dan seringkali memarahi Jungyeon yang tak mau pulang di hadapan kawan-kawannya. Karena takut melihat kakek Ahong yang suka marah-marah, jadi lah semua teman Jungyeon menjauhinya.

Masih teringat jelas saat papahnya berusaha menghiburnya untuk menjadi teman kecil Jungyeon sampai rela papahnya didandani seperti anak kecil juga dengan mengenakan bandana dan pita merah muda. Bermain teletubbies dengan skuter manual yang didorong kaki, pengorbanan papahnya cukup menguras rasa malu juga di masa mudanya menjadi ayah.

"Kenapa nggak ada yang mau main sama putri Papah? Ada yang nakal yah terus nyuruh biar Jungie nggak ditemenin?"

"Akong marah-marah, semua temen Jungie takut jadi mereka gak mau temenan sama Jungie hiks hiks."

"Yaudah Papah jadi temen Jungie. Mau main apa yuk main sama Papah."

"Lala, Papah jadi Poo nanti Jungie jadi Lala."

"Oke Papah ganti baju dulu yah soalnya ini baju kerja Papah nanti kalau kotor susah dicucinya kasian mamah. Sebentar yah."

Jungyeon saat itu hanya mengiyakan saja dengan polosnya. Tanpa tahu dulu kalau papahnya harus menahan malu demi bermain dengannya. Sekarang kalau diingat lagi lucu juga.

Chasing Blessing [BTS Namjoon×TWICE Jungyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang