introgasi

15 4 0
                                    

Mobil Namjoon keluar dari basement parkir dengan perlahan. Sore ini ia pulang cepat karena Seokjin yang memintanya. Kalau tidak, mungkin ia akan memilih untuk menyibukkan diri di kantor dan memaksa otaknya untuk tak memikirkan Jungyeon sejenak. Perjalanan pulang hanya membuatnya semakin stres memikirkan masalah.

Namjoon mengerem mendadak saat seseorang melambaikan tangan padanya. Seorang lelaki tua yang terlihat renta sepertinya membutuhkan pertolongan Namjoon. Atas dorongan empatinya Namjoon keluar mobil demi membantu kakek renta itu.

"Ada apa Kek? Kakek mau kemana?" tanya Namjoon.

"Saya mau pulang, saya nggak ada uang. Kamu mau tidak antarkan saya ke rumah?"

"Rumah Kakek memang dimana? Ayo saya antar ke rumah Kakek," kata Namjoon.

"Makasih yah Pak, saya tunjukkin jalannya saja Pak sambil jalan."

"Baik Kek, ayo saya bantu masuk ke mobil."
















































Selama di perjalanan si kakek hanya bicara seperlunya untuk menunjukkan jalan. Namjoon tak menaruh rasa curiga terhadap si kakek meskipun jalan yang ia tunjukkan cukup sepi dan benar-benar jauh dari arah balik Namjoon. Justru yang Namjoon khawatirkan adalah kalau-kalau si kakek ini pikun dan lupa arah pulang. Karena sedari tadi Namjoon hanya ditunjukkan jalan yang terus melewati pemukiman warga tetapi si kakek belum kunjung sampai di rumah si kakek sampai langit pun sudah berubah gelap.

"Kakek yakin jalannya ke sini Kek?" tanya Namjoon.

"Iya Pak, saya masih ingat jalan ke rumah saya kok Pak. Sebentar lagi sampai Pak."

Namjoon mengikuti arah si kakek dan sampai di sebuah pemukiman kumuh yang sepi. Gang-gangnya gelap dan sangat sempit. Namjoon memarkirkan mobilnya di sisi jalan beraspal yang betul-betul pas-pasan dengan mobilnya. Mungkin sisa sedikit di sisi jalan itu hanya bisa dilewati satu motor.

"Rumah Kakek yang mana? Saya antar sampai ke depan," kata Namjoon.

"Masuk gang depan Pak."

Namjoon pun keluar mobilnya untuk membukakan pintu untuk si kakek. Derap langkah memburu terdengar menghampiri. Namjoon terkejut saat ia menoleh ia mendapati lima orang yang seakan menyerangnya. Benar saja mereka langsung mengepung Namjoon. Namjoon mencoba berlari demi menghindari mereka, tetapi mereka kembali mengepung Namjoon.

"Ingat kata bos, jangan ninggalin lebam di wajah. Eksekusi."

"Kalian siapa?"

"Jangan banyak tanya."

Orang di belakang Namjoon berhasil menendang kaki Namjoon sehingga membuatnya berlutut. Gerakan orang-orang itu seperti sudah terlatih. Mereka sigap melumpuhkan lawan hanya dengan sekali tendang. Sebelum Namjoon melawan, empat orang memeganginya dan seorang lagi membiusnya dengan membekap hidungnya. Kelima orang itu lalu membopong tubuh Namjoon untuk masuk ke dalam mobilnya dan menyuruh kakek yang ternyata orang bayaran mereka keluar. Namjoon diculik oleh lima orang tadi bersama mobilnya yang dibawa pergi.














































Masakan Seokjin yang sudah tersaji di atas meja masih belum ada yang menyentuh sama sekali karena menunggu kepulangsn cucu kedua keluarga Kim. Biasanya meskipun malam, Namjoon akan pulang sebelum jam delapan. Kali ini sudah pukul setengah sembilan malam tapi Namjoon belum sampai ke rumah juga. Padahal sore tadi ia mengabarkan pada ibunya kalau dia sedang di perjalanan pulang.

Chasing Blessing [BTS Namjoon×TWICE Jungyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang