Disclaimer alert!
bxbPart 1
Lelaki jangkung, pemilik segudang prestasi, penyandang gelar Duta Sekolah berjalan lurus menuju ruang kelas barunya.
"Hai, Kak" Yuan tersenyum tipis, senyuman yang begitu memikat.
Sekolahnya banyak berubah meski baru ditinggal satu semester. Program student exchange yang Yuan ikuti selama semester akhir kelas 10 banyak merubah wajah sekolahnya.
Atau mungkin Yuan saja yang tidak pernah mengeksplor sekolah hingga merasa asing.
Usianya baru 17 tahun, tahun kedua ia menjejaki sekolah menengah atas.
Satu susu kotak strawberry dan roti selai coklat Yuan letakkan dilaci salah satu meja, yang pasti bukan meja miliknya.
Dari sekian hal yang membuat orang memandang kagum sosoknya, ada beberapa rahasia yang memang tersimpan rapi. Tertutupi dengan kecerdasannya.
Seperti halnya jika Yuan memiliki orientasi sex yang menyimpang. Tidak ada seorangpun yang tahu, sekalipun keluarganya.
"Lo bawa kaos, Yu?"
"Bawa" Becca, perempuan yang kerap ditatap sinis oleh hampir seluruh siswi yang mengidolakan Yuan.
Apalagi alasannya? Tentu saja karena Becca, si gadis urakan dapat berbicara sesantai itu dengan Yuan.
Hari ini ada jadwal olahraga, pikirnya mungkin karena itu cowok yang duduk dideret nomor 2 tidak ada ditempatnya.
🎠🎠🎠
Yuan menekuk lengannya dipinggang, mengikuti instruksi si ketua kelas.
Netranya memencar, mencari sosok laki-laki yang belum juga ia lihat sejak menginjakkan kaki di sekolah ini.
Sejak pagi, Yuan ditahan dalam ruang kepala sekolah. Ibaratnya diwawancara. Oleh sebab itu, Yuan baru bisa masuk kelas pada jam istirahat pertama.
"Darimana?" interupsi Pak Fendi dengan tangan bersidekap dada mengalihkan perhatian Yuan dari gerak pemanasan.
Tepatnya bukan hanya Yuan, namun Yuanlah yang bertahan memerhatikan sosok yang kini diceramahi singkat oleh Pak Fendi sebelum dihukum berlari keliling lapangan.
Konsekuensi saat telat dari Pak Fendi belum berubah. Guru itu juga tak menerima alasan dalam bentuk apapun.
"Senyam-senyum napa lo" datar tanya Becca tertuju pada Yuan.
"Oh nggak, olahraganya ngapain?"
"Paling cowok voli cewek...tuh" dagu Becca terarah pada sekumpulan perempuan yang duduk melingkar.
"Hahah" Yuan bangkit, menepuk celana bagian pantat.
Kalau memang bebas, kenapa hukuman Frank belum juga usai.
Yuan mengambil botol minum disisi tas ranselnya, berlari mendekati Frank yang ada diseberang lapangan.
"Minum" tawar Yuan pada cowok dengan langkah lari yang terbilang sangat pelan. Entah karena malas atau memang sudah lelah.
Hingga saat Yuan berdiri disampingnya, tubuh Frank ambruk. Matanya terpejam, dengan wajah yang pucat pasi.
Lima belas menit.
Waktu yang dibutuhkan seseorang agar sadar dari pingsan. Detak jantung Yuan belum juga menemukan iramanya sebelum netra sekelam malam itu terbuka.
"Bawa ke rumah sakit aja" Yuan tak sabar, petugas medis di UKS terlihat lebih tenang meskipun tanpa Yuan tahu, debaran jantung Dell sama menggilanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Stories
Random⚠️Warn Not to under 20 Akan tamat maksimal threeshoot Open request Mengandung kata kasar dan vulgarisme 🔞Mature Content🔞