Sisi Lain Idol (Nomin)

21.5K 110 3
                                    

⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️

FICTION!
DILARANG LATAH
JAGA NAMA BAIK IDOL
GAK SUKA SKIP
HOMOPHOBIC
KASAR
HARSWORD

⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️

Part 1

"Angkat satu kakimu, Jaem"

"Dan gigit ini"

"AARRGH" desah si dominan mengalun, mengisi sunyi di malam-malam kota tercantik di Berlin itu.

----

Menjadi idol memiliki banyak tantangan, apalagi menyangkut soal dating.

Jika kabar dating terpublish, maka siap-siap saja menerima hate. Jangan mengira, idol tampan yang kalian kagumi itu benar-benar masih lajang.

"Nomin?"

"Apa itu?" Jaemin menunjuk banner yang dibawa oleh seorang fans.

"Jeno, Jaemin"

"Benar, kan?" jawab Jeno sembari tersenyum.

Jeno dengan sengaja merangkul Jaemin di pinggangnya. Hal itu sukses membuat mereka berteriak.

"NOMIN!"

"NOMIN!"

"NOMIN!"

Jaemin sempat membeku beberapa detik, sebelum kembali menatap fans dan tersenyum manis.

Lelaki cantik itu melirik ke bawah, khawatir terjadi hal tak inginkan disini.

"Jeno, tahan"

"Gue udah nelen obat banyak, emang udah waktunya" gusar Jeno. Sebelum tampil, ia sudah mengonsumsi beta blocker dengan dosis lebih tinggi dari biasanya.

Namun libidonya tetap tinggi apalagi saat hanya melihat bagaimana bibir cantik Jaemin.

Konser berakhir

Cukup sulit untuk menahan diri hampir tiga jam, apalagi dengan tampilan si submisive yang luar biasa menggoda.

Jeno ingin memprotes stylish yang dengan sengaja memberi Jaemin pakaian terbuka.

Brugh

"Jeno, gue belum mandi. Lengket" protes Jaemin saat tubuhnya diangkat dan dilempar di ranjang.

"Shit, gue udah gak tahan"

"Gak, gak mau. Capek, Jen" keluh Jaemin menolak. Sekali ia mengiyakan, Jeno tidak akan berhenti bahkan saat ia jatuh pingsan sekali pun.

Untuk itulah, Jaemin perlu tenaga yang cukup sebelum melayani nafsu si dominannya.

"Minggir" Jaemin mendorong Jeno yang mengungkung dirinya.

Tenaga mereka sama, tidak ada yang lebih lemah. Jaemin rajin ngegym, sebagai upayanya untuk melawan Jeno.

Jaemin menutup pintu kamar mandi, menguncinya dan menyalakan air shower dengan tenang.

Jeno menyeringai, Jaemin hanya membawa handuk. Dengan cepat ia mengemasi pakaian ke dalam koper termasuk pakaiannya.

Koper tersebut kemudian dititipkan ke kamar sebelahnya. Dengan begitu tidak ada alasan lagi Jaemin menolak.

Toh kalau nolak tinggal diperkosa saja.

"Jeno!" Jaemin dengan wardrob putih merengek pada Jeno yang sudah masuk ke kamar mandi.

Tidak ia temukan satupun helai pakaian. Dan koper bahkan tas miliknya yang berisi handphone juga tidak ada.

Oneshoot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang