JANGAN BACA KALO GAK SUKA
PILIH PART YANG EMANG DISUKA AJATHIS IS LAPAK GAY/YAOI
Part 2
Frank melenguh, berusaha mengais kesadaran. Pening akibat alkohol terganti dengan pening karena ulah Yuan.
"Akh!" Frank menjambak Yuan kala nipplenya digigit tak sabaran. Menyebabkan beberapa helai putih Yuan tersangkut dijemarinya.
Yuan abai, ia menelusupkan tangan pada pinggang kecil Frank dan menariknya untuk lebih dekat lagi.
"Jangan!" Frank menutup ceruk lehernya dengan tangan, takut jika Yuan bermain disana akan menyisakan jejak keunguan.
"Ah... Yuuuh" Yuan mengulum senyum, ia tahu apa yang ditakutkan Frank. Oleh sebab itu, Yuan hanya menjilatinya.
Tangan Yuan meraba bagian bawah Frank, menyentuh organ yang lebih kecil dari miliknya.
Duagh
"Argh!" Yuan mengerang, kesakitan. Lutut Frank menghantam perut kirinya.
Sementara itu, Frank mendesis.
"Kenapa?" mengabaikan ngilu diperut, Yuan mendekati Frank yang mengernyit.
"Perih sialan" maki Frank ketus, cowok itu memegangi selangkangannya yang telah tergesek oleh kolor.
Layaknya Yuan dengan sejuta sisi iblisnya, Frank juga memiliki rahasia. Salah satunya adalah titik vital ditubuhnya yang teramat sensitif.
"Takdir lo emang buat dicoblos, Frank"
Bug
Tinjuan Frank mendarat pada bahu Yuan, ucapan Yuan terlalu frontal.
"Ah-hah" Frank mendelik, Yuan memindahkan tubuh lelaki manis itu diatas pangkuannya.
Yuan terlalu peka, kursi tamu berbahan kayu terlalu sakit untuk Frank yang terbiasa disofa empuk.
Yuan kembali berselancar, meraba kulit putih Frank dibalik seragam penuh peluh.
Seragam Yuan masih melekat apik hanya dasinya yang telah lepas, sedangkan milik Frank menggantung terbuka. Mengekspos kulit putih mulusnya dengan dua nipple mencuat.
Sesuatu yang keras dan tegak memancing Frank untuk meyentuhnya.
"Really, Yu?" tanyanya skeptis. Yuan yang sadar begitu tangan kecil Frank meraba bagian yang telah bangun itu.
"Do you wanna it?" Frank tak menjawab ia malah menempelkan kepalanya pada dada Yuan. Hal itu diartikan oleh Yuan sebagai lampu hijau.
Yuan meraih gelas plastik yang hanya berisi air didasar, mencelupkan jemarinya.
Frank memakai kolor putih tulang, tanpa aba-aba Yuan melesakkan telunjuknya pada spot yang kedepannya mungkin akan sering ia kunjungi.
Frank tentu saja menjerit, satu-satunya celah ditubuh bagian bawahnya nyeri tak karuan.
"YUAN GOBLOK, SAKIT BANGSAT" makian Frank ditutup dengan pagutan panas Yuan. Yuan mencumbu Frank, tak membiarkan bibir basah saliva itu mengeluarkan kata kotor selain desah.
Frank memejam, membiarkan lidah Yuan membelit lidahnya. Hingga mengabsen tiap inci rongga mulut Frank.
Frank menahan bahu Yuan, jemari Yuan dibawah sana mulai bergerak maju mundur membuat si empu gelisah. Tentu saja sakit namun mulai berganti nikmat dan membuatnya menginginkan lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Stories
Rastgele⚠️Warn Not to under 20 Akan tamat maksimal threeshoot Open request Mengandung kata kasar dan vulgarisme 🔞Mature Content🔞