Human Growth

17.8K 166 6
                                    

Disebut bodoh juga tidak, namun perempuan pintar mana yang datang sendiri di tempat seperti ini?

"Hanya kamu satu-satunya harapan untuk masa depan bumi, Emma"

Terdengar basi dan konyol. Emma benar-benar datang karena dibujuk dengan kata-kata seperti itu oleh Dokter Luis.

"Ayo duduk" Dokter Luis menuntun Emma untuk duduk di kursi kayu yang ada di tengah ruangan.

"Hasta tidak tahu, kan? Kalau kamu kesini?" Emma menggeleng untuk kemudian menjawab tidak.

Hasta sedang melakukan sesuatu bersama Prof Asta. Sudah pergi sejak fajar tadi.

"Oke, good. Kamu lepas baju kamu sendiri bisa, kan?"

"Aku akan menyiapkan semuanya"

"Semua?"

"Hm! Tidak perlu malu"

Equipment serta sampel (Emma) sudah siap.

Dokter Luis memborgol Emma bersama pegangan kursi. Dan kaki Emma di kaki kursi.

Di langkah pertama, Dokter Luis mengambil klip untuk kedua puting Emma. Membantu puting Emma mengeras sehingga pembuahan akan terangsang dengan baik.

"Emma, tahan sebentar, ya"

"Emma boleh teriak, boleh nangis"

Emma lagi melihat benda yang sama seperti yang digunakan oleh Hasta kemarin. Namun, lebih kecil.

"Nggr-khah" Emma menggertak. Geli sendiri.

"Belum Emma" Dokter Luis baru memasang pin untuk melebarkan labia. Membuka jalan. Dan Emma sudah berekspresi berlebihan.

"Oh, iyakah?" polos Emma lantas duduk tegak dan menilik ke bawah. Ada banyak kabel yang terjulur di kakinya.

"Emma gak akan kesetrum, kan?"

Dokter Luis terkekeh, "Tentu tidak".

"Sekarang siap ya"

"Emma coba tarik nafas"

Dokter Luis mulai membawa equipment utama. Ia berjongkok lantas mengusap vagina kecil milik Emma.

"Hggk-ng"

"ARGHHHK~"

Dua buah benda lonjong tersebut secara bersamaan didorong masuk ke dalam dua buah liang Emma. Depan belakang.

Nafas Emma berantakan, keringat mengalir deras dari dahinya. Tidak sedikit sedikit, Dokter Luis langsung melesakkan setengahnya.

Dan yang paling menyakitkan adalah lubang belakang Emma. Secara disana masih perawan.

"Sakit, sakit" Emma menangis, sorot matanya melihat Dokter Luis dengan berlinang air mata.

"Kamu hebat, ini untuk masa depan kita semua, Emma"

Dokter Luis sendiri takjub, bagaimana dua lubang itu tersumpal. Biasanya ada darah dimana-mana dan sangat sulit untuk sekali masuk seperti ini.

Oneshoot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang