6

1.8K 124 0
                                    

Renjun dan Jaemin menjadi dekat belakangan ini, Jaemin sering kali menghampiri apartemen Renjun di pagi hari. Seperti saat ini dia berada di dalam apartemen Renjun.

"Ren, aku lapar" Ucap Jaemin

"Ingin memakan apa? Sebentar lagi waktunya sarapan pagi, nanti aku akan memasaknya" Jawab Renjun. Jaemin merasa nyaman dekat dengan seorang Huang Renjun, dia merasa Renjun memiliki sikap yang hangat dan peduli. Mungkin orang yang tidak dekat dengan Renjun akan menganggap bahwa Renjun orang yang masa bodo atau tidak peduli, tapi sebenarnya Renjun berbalik dengan pernyataan itu semua.

"Apa saja, asal kau yang memasak aku suka-suka saja" Jaemin sering kali memberikan ucapan manis dan afeksi berlebihan kepada Renjun, terkadang Renjun sedikit merona mendengar ucapan Jaemin kepadanya.

Renjun tersenyum geli mendengar ucapan Jaemin "Baiklah, kalau begitu nasi goreng tidak buruk" Ucap Renjun.

Jaemin mendekati Renjun yang sedang berada di sofa, ia menduduki dirinya dibawah sofa dan memeluk Renjun dari depan. "Ren, kau wangi. Aku suka" Ucap Jaemin dengan mengendus perut Renjun yang terhalang baju.

Renjun hanya terpaku ditempatnya ketika merasakan Jaemin mengendus perutnya serta memeluknya dari depan.

"Aku belum mandi, Jaem. Bagaimana bisa wangi, huh?" Renjun berucap dengan tenang, sebenarnya Renjun seperti merasakan ada ribuan kupu-kupu didalam perutnya.

"Tidak tau, aku selalu menyukai wangi tubuhmu"

"Mesum! Kau ini, bisa tidak sih jangan selalu mengucapkan atau berprilaku vulgar!?" Renjun bersemu malu mendengar ucapan Jaemin, ia dengan cepat mendorong pelan tubuh Jaemin dari dirinya.

"Kencang sekali teriakan mu, telingaku sakit" Jaemin berucap dengan mengusap telinga kanannya.

Renjun tidak mempedulikan telinga Jaemin, ia langsung beranjak dari sofa dan segera membuat sarapan pagi.

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:


"Anak nakal! Kenapa tidak pernah menghubungi papah sih?!" Taeyong mencubit lengan Jaemin dengan sebal.

"Shh sakit Pah, ampun. Aku lupa menghubungi orang rumah" Ucap Jaemin sambil mengelus lengan yang dicubit oleh sang papah.

"Jangan diulangi lain kali, papah khawatir dengan dirimu" Taeyong tidak berbohong soal itu, walaupun sang suami-Jaehyun bilang bahwa telah menjaga Jaemin dengan mengutus bawahannya, tetap saja sebagai orang tua Taeyong sangat khawatir.

"Iya papah, maafkan Jaemin" Jaemin yang melihat ekspresi Khawatir dari sang Papah, ia merasa sedikit tidak enak hati.

"Ngomong-ngomong, dimana daddy dan Jeno, pah?" Tanya Jaemin.

"Dikamar, sepertinya mereka masih tidur karena ini hari libur"


"Ck, ada apa denganmu? Kenapa mengahali jalanku?" Jeno sekarang berada dihadapan Jaemin, ia menghadang Jaemin yang ingin menuju ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ck, ada apa denganmu? Kenapa mengahali jalanku?" Jeno sekarang berada dihadapan Jaemin, ia menghadang Jaemin yang ingin menuju ruang tamu.

"Kau dekat dengan Huang?" Tanya Jeno dengan datar.

Jaemin mengernyitkan dahinya "Maksudmu Huang Renjun?" Jeno menggangguk.

"Kenapa memangnya kalau aku dekat dengannya? Yahh kami memang dekat sih sejujurnya, bahkan aku sering menginap di apartemennya" Jaemin berucap dengan sombongnya.

"Apa maksudmu dengan menginap? Kau menidurinya?" Jeno kesal mendengar ucapan Jaemin, seakan-akan Jeno kalah start dari sang Adik.

"Belum, tapi akan ku tiduri jika sudah waktunya" Jeno tidak polos mendengar ucapan Jaemin, ia mengerti atas kata 'ku tiduri' yang keluar dari mulut Jaemin.

"Kenapa? kau menyukai Renjun, huh?" Ujar Jaemin dengan bersekap dada.

Jeno memberikan senyuman mengejek ke arah Jaemin "dia mempunyai senyum yang manis, aku menyukainya. Ahh, tapi aku juga ingin tau seberapa manis tubuhnya" Ucap Jeno dengan remeh.

Jaemin yang mendengar ucapan Jeno marah seketika, tapi ia menahan rasa marahnya, ia tidak mau bertengkar didalam rumah, terlebih lagi sampai dilihat oleh kedua orang tuanya.

"Begitu ya, bagaimana jika bertaruh. Siapa yang bisa meluluhkan dan mendapatkan hati seorang Huang Renjun lebih dulu, maka dia pemenangnya. Dan jika aku kalah, maka aku tidak akan menganggu mu dan Renjun, begitu pula sebaliknya" Tantang Jaemin.

Jeno sedikit berpikir atas tawaran sang Adik "Setuju" Ucap Jeno.

Sang kakak dan adik telah membuat janji yang bisa dibilang keanakan, mereka tidak tau dampak apa yang akan mereka dapat ketika Renjun tau bahwa dirinya dijadikan bahan taruhan oleh mereka berdua.



























Don't forget to vote, share and comment!!!🥰

brother 2j {Norenmin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang