Renjun memandangi obat-obatannya yang berada diatas nakas, ia berpikir apakah harus membuang semua obat tersebut? Terlebih lagi Renjun menggunakan obat tersebut dengan berlebihan. Bahkan ada beberapa botol obat yang seharusnya tidak ia konsumsi, tapi Renjun sudah kecanduan oleh obat tersebut.
Ia merasa dirinya salah telah mengkonsumsi obat penenang tersebut, belakangan ini Renjun suka sekali mengkonsumsi obat penenang dengan terus menerus. Ia rasa ketika ia lelah dan banyak pikiran, obat tersebut bisa membantunya lebih tenang.
Renjun butuh sang ayah, tapi ia tidak mungkin meminta ayahnya untuk menghampirinya. Bagaimana jika sang ayah tahu bahwa Renjun mengkonsumsi obat-obatan berlebihan seperti ini? Tentu saja pasti kecewa, mengingat almarhumah sang ibu kehilangan nyawanya karena mengkonsumsi obat-obatan terlalu berlebih-lebihan. Dan karena dulu sang almarhumah sering mengkonsumsi obat dengan berlebihan, dampak tersebut menjadikan sang bayi-Renjun mempunyai penyakit bawaan dari lahir.
'Drttt-drttt' Renjun dikejutkan oleh getaran yang berasal dari ponselnya, ia melihat nama Jeno yang tertera pada layar ponselnya.
Jeno: Aku ada dibawah apartemenmu, kita berangkat bersama.
Renjun mengernyitkan keningnya melihat isi pesan dari dominan tersebut, bagaimana Jeno bisa tahu bahwa Renjun ada jadwal kuliah pagi ini?
Renjun berjalan menuju jendela kamarnya, ia melihat kearah luar dan menemukan Jeno yang menatap kearah kamarnya. Jeno melambaikan tangannya dan tersenyum simpul kearah Renjun. Tapi si manis membuang mukanya kearah lain.
Ia dengan cepat mengirim pesan kepada Jeno, isi pesan tersebut mengatakan bahwa dirinya akan berangkat sendiri, dan tidak ingin diantar oleh Jeno.
Setelah mendapat pesan tersebut, Jeno dengan cepat menolehkan kepalanya lagi kearah Renjun dari bawah. Melihat Jeno yang menatapnya sendu dari arah sana, Renjun langsung menutup tirai jendela apartemennya.
Jeno: Aku sedih melihatmu menghindariku, kitten.
Itu pesan terakhir Jeno yang masuk kedalam ponsel Renjun. Ia sempat melihat notif pesan tersebut, tapi Renjun menggelengkan kepalanya guna mengacuhkan pesan dari Jeno.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:Renjun dengan cepat mengemasi buku-buku yang akan ia bawa ke kuliahannya, setelah selesai ia bergegas keluar dari apartemennya.
Baru saja sampai di bawah, ia melihat Jeno yang masih setia menunggunya. Renjun bergegas menghindar dari Jeno dan berlari. Jeno yang melihat Renjun berlari untuk menghindari dirinya, ia mengejar Renjun.
Tentu saja langkah kaki Renjun kalah dengan Jeno, Jeno berhasil menarik pergelangan tangan si manis "Renjun, jangan menghindariku. Aku mohon..." Tanpa persetujuan Renjun, Jeno memeluk Renjun dengan sangat erat.
Setelah memeluk Renjun dengan puas, Jeno membawanya masuk kedalam mobilnya. Renjun hanya bisa pasrah karena tangganya terus digenggam oleh Jeno, bahkan didalam mobil Jeno hanya menyetir dengan satu tangan saja. Jeno sangat takut untuk melepaskan genggamannya dari si manis.
Renjun hanya membuang wajahnya keluar jendela, ia terus membuang napas dengan berat. Jeno sadar akan ketidaknyamanan Renjun, tapi ia hanya diam.
Jeno sesekali menciumi punggung tangan Renjun, ia juga sesekali menghirupnya. Sangat harum pikir Jeno. Renjun tentunya tidak diam ketika Jeno menciumi punggung tangannya, ia berusaha melepas genggaman tangannya dari sang dominan, tapi tenaga Jeno lebih besar darinya.
"Jangan melepaskan genggamannya, aku suka seperti ini" Ucap Jeno tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.
Renjun hanya pasrah ketika Jeno berucap seperti itu, Jeno juga lebih mengeratkan genggamannya tanpa menyakiti Renjun.
Setelah sampai, Renjun dan juga Jeno segera keluar dari mobil, Renjun masih saja mendiami Jeno. Ia juga enggan untuk menatap wajah Jeno, rasanya begitu menyesakkan.
"Hey, kitten. Apakah aku ada salah denganmu?" Jeno yang melihat Renjun membuang mukanya langsung menangkup wajah si manis.
"Aku minta maaf kalau aku berbuat salah dan menyakiti hatimu. Tapi beritahu aku, sebenarnya kenapa kau menjauhi ku?" Jeno menatapnya dengan sendu.
Renjun yang ditatap sendu seperti itu hanya diam, bibirnya sudah bergetar menahan tangisannya. Bahkan air matanya keluar tanpa sadar, ia sungguh dibuat bingung oleh Jeno dan Jaemin. Semua perlakuan manis seperti ini tulus dari hati keduanya atau hanya karena perjanjian yang ia dengar sebenarnya?
Jeno dibuat panik ketika melihat Renjun menangis dengan tiba-tiba, ia segera menghapus air mata Renjun dengan ibu jarinya. Jeno juga mengecup kedua mata Renjun setelahnya.
Renjun yang diperlakukan seperti itu semakin deras air matanya, saking tidak tahannya ia terisak dengan sesegukan. Ia juga memukul dada bidang Jeno dengan kencang.
Sungguh... Jeno tidak tahu apa yang membuat Renjun seperti ini, rasanya sangat sesak melihat Renjun menangis seperti ini dihadapannya. Renjun terus menutup mulutnya tidak mau memberi tahu Jeno apa penyebab ia menangis dan menjauhinya seperti ini.
"Maaf..." Hanya kata itu yang Jeno ucapkan terus menerus ditelinga Renjun, Jeno juga langsung memeluk Renjun dengan erat. Ia mengelus punggung kecil Renjun dengan lama guna menenangkan si manis.
Tanpa sadar Renjun balas memeluk Jeno tak kalah eratnya dan masih menangis didalam pelukan sang dominan. Sudah lama ia tak merasakan pelukan hangat ini pikirnya.
Don't forget to vote, share and comment!!!🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
brother 2j {Norenmin}
Romancebagaimana jika mencintai dua orang sekaligus, terutama mereka berdua adalah saudara sekandung. BXB 🔞 HARAP DIBACA DESKRIPSI NYA.