19

1.1K 66 3
                                    

'flashback'

Ketika sampai kamar Renjun langsung menjatuhkan tubuhnya diatas kasur. Tadinya ia enggan untuk sekedar membersihkan tubuhnya, tapi tubuhnya begitu lengket setelah aktivitas yang ia lalui.

Renjun tadi ingin memberi Jeno dan Jaemin selimut begitu sampai kamar, tapi ia lupa untuk memberi selimutnya dan pergi untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Mau tak mau Renjun menuju kamar mandi dan bergegas membersihkan tubuhnya, setelah selesai membersihkan tubuhnya ia langsung mengambil selimut untuk Jeno dan juga Jaemin.

***

"Sebenarnya Renjun mengungkapkan perasaannya padaku..." Itu suara Jaemin. Renjun menghentikan langkahnya untuk mendekat kearah ruang tamu.

"Itu terjadi satu minggu yang lalu" Lanjut Jaemin.

"Apa kau menerimanya? Suara Jeno terdengar acuh di telinga Renjun.

"Kalau aku menjawab bahwa aku menerima Renjun, bagaimana denganmu? Ucap Jaemin.

Jantung Renjun berpacu sangat cepat mendengar ucapan Jaemin, walaupun Jaemin berbohong dengan ucapan menerima Renjun, tetapi Renjun berpikir bahwa Jaemin menerimanya diam-diam.

"Well, aku tidak peduli. Lagipula Renjun tidak ada apa-apanya bagiku" Renjun terkejut mendengar ucapan Jeno, memang benar dia memang tidak ada hubungan apapun dengan Jeno. Jadi wajar bukan jika Renjun tidak ada apa-apanya bagi Jeno?

"Bagaimana denganmu? Kau menerimanya atau tidak? Ah, kalaupun kau tidak menerimanya itu tidak jadi masalah bukan? Perempuan atau laki-laki pihak bawahpun banyak sekali yang kau pacari dan kau tiduri" Ucap Jeno.

"Kau benar, aku telah banyak meniduri perempuan atau laki-laki pihak bawah diluar sana, dan juga aku menolak Renjun dengan menyuruhnya untuk menungguku" Jawab Jaemin. Tanpa sadar Renjun mengeluarkan air matanya, dadanya seperti dipukul sesuatu yang sangat besar. Begitu sakit...

"Menunggu? Kau menyuruhnya menunggu untuk apa?" Tanya Jeno.

"Tidak untuk apa-apa, hanya saja itu jalanku untuk menolaknya. Kau tahu sendiri bahwa aku tidak mau mempunyai hubungan apapun" balas Jaemin.

'Ahh, ternyata aku begitu bodoh ya?' gumam Renjun. Ia ingin pergi dan tidak mendengar ucapan kedua dominan tersebut, tapi ia juga ingin tahu kelanjutan pembicaraan diantara keduanya.

"Kalau begitu berikan Renjun kepadaku, dan kita sudahi saja perjanjian kita"

'Perjanjian?' Renjun mengernyitkan dahinya ketika mendengar kata perjanjian yang keluar dari mulut Jeno.

"Baiklah kita sudahi saja perjanjian kita untuk menaklukkan hati Renjun. Tapi untuk memberikan Renjun padamu itu tidak mudah, lagipula kau tidak mencintai Renjun bukan? Tanya Jaemin dengan serius.

"Ya, aku... Tidak mencintai Renjun" Ungkap Jeno.

Lagi-lagi Renjun dibuat terkejut, ia tidak menyangka bahwa dirinya dijadikan bahan taruhan dan juga hanya diperlakukan manis secara pura-pura oleh kedua orang yang ia cintai. Terlebih lagi, Jeno dan Jaemin ternyata tidak mencintainya dan hanya mempermainkannya.

Renjun tidak sanggup lagi mendengar percakapan dari keduanya, ia berjalan cepat menuju kamarnya dan menangis sangat pilu tanpa mengeluarkan suara.

Renjun menoleh kearah nakas, ia melihat botol obat yang ia konsumsi selama 3 bulan terakhir. Dengan cepat Renjun membuka botol tersebut dan memasukkan semua sisah obat tersebut kedalam mulutnya tanpa air.

brother 2j {Norenmin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang