Pagi ini Jaemin mendatangi apartemen Renjun, ia menekan pin apartemen Renjun dengan tergesa-gesa.
'Loh, kok tidak terbuka pintunya?' Ucap Jaemin dalam hati.
Jaemin pikir ia salah menekan pin, maka ia terus mengulanginya. Tapi pintu apartemen Renjun sama sekali tidak bisa dibuka.
Dari dalam Renjun seperti mendengar seseorang yang sedang menekan pin apartemennya dengan terus menerus. Maka Renjun menuju pintu dan ingin melihat siapa yang asal menekan pin apartemennya.
Renjun melihat dari arah lubang pintu apartemennya, ternyata itu adalah Jaemin.
Sebelum membuka pintu, Renjun menghela napas pelan. Ia berusaha tenang dan santai.
"Ren..." Tadinya Jaemin berniat ingin memeluk erat tubuh Renjun ketika melihat si manis yang keluar dari dalam, tapi hal tersebut ia urungkan ketika mengetahui adanya raut wajah datar dari si manis.
"Ada apa? Apakah kau lapar? Silahkan beli sendiri dan jangan menggangguku lagi" Ucap Renjun. Entah mengapa Renjun begitu sensitif dan kesal ketika melihat Jaemin.
Jaemin tau apa penyebab Renjun begitu sebal padanya, kemarin Renjun mengirim pesan serta menelponnya sebanyak 48 kali selama seminggu ini, tapi Jaemin tidak sedikitpun membalas dan mengangkatnya.
"Bukan, aku bukan ingin meminta makanan...maaf" Kata maaf keluar dari mulut Jaemin, ia sedikit menunduk karna menyesal membuat Renjun marah.
Renjun tadinya tidak ingin memaafkan Jaemin, tapi diluar ekspektasi nya bahwa Jaemin langsung meminta maaf padanya tanpa basa-basi.
"Hhhh, masuklah" Renjun berucap dengan helaan napas.
Jaemin yang mengerti bahwa Renjun memaafkannya, ia langsung segera mengangkat kepalanya dan masuk kedalam apartemen milik Renjun.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:Setelah keheningan yang melanda selama lima menit, akhirnya Jaemin menjelaskan bahwa kemarin ia sakit selama seminggu ini.
Entah itu perkataan jujur atau tidak, Renjun masih mengesampingkan hal tersebut dan hanya mengangguk saja.
Jujur, Renjun masih kepikiran dengan perkataan Jeno. Bukannya Renjun tidak percaya kepada Jaemin, hanya saja perkataan Jeno terus menghantui isi kepalanya.
"Maaf Ren, aku janji tidak akan mengulanginya lagi" Jaemin menarik kedua tangan Renjun dan menempelkan kedua punggung tangan Renjun di dahinya.
Renjun hanya berdehem menjawab ucapan Jaemin.
"Jangan mendiamiku, rasanya sakit"
Renjun rasanya ingin menangis saja sekarang. Ia sungguh kesepian disaat Jaemin tidak bersamanya seminggu ini, rasanya begitu nyaman berada didekat Jaemin.
Jaemin segera melepaskan pegangannya pada kedua tangan Renjun dan mendongakkan kepalanya ketika mendengar isakan kecil dari si manis.
"Kau enak sekali hiks, datang-datang langsung meminta maaf begitu saja" Renjun berucap dengan sedikit segukan karena menangis.
"Maaf..." Jaemin mengusap air mata Renjun yang melewati pipi tembam si manis.
Jaemin tersenyum gemas melihat bagaimana lucunya Renjun ketika menangis seperti ini, biasanya Jaemin selalu melihat Renjun yang terus marah-marah ketika bersamanya.
"JENO?!"
"Jangan berteriak! Memangnya kenapa kalau aku bersamanya kemarin?" Ucap Renjun.
Jaemin bertanya kepada Renjun apa yang ia lakukan seminggu ini ketika tidak bersamanya.
Renjun menjawab bahwa ia hanya melaksanakan aktivitas seperti biasanya, dan ketika dihari minggu terakhir ia pergi bersama Jeno untuk menikmati indahnya laut.
Renjun juga berkata bahwa Jeno tidak seburuk yang ia pikirkan, dan ia senang bisa berkenalan dengan Jeno.
"Kau tidak tau dia seburuk apa, Ren" Jaemin berucap lemah.
Jaemin berbicara jujur kepada Renjun, karena ia tau seburuk apa sikap bejat Jeno ketika ingin mendapatkan seseorang. Terlebih lagi Jaemin ingat perjanjian antara dirinya dengan sang kakak.
Bukan hanya ingin memberitahu bahwa sang kakak mempunyai sikap bejat saja, tapi sebenarnya Jaemin kesal mendengar bahwa Jeno lah yang menemani Renjun ketika dirinya tak ada.
"Dia tidak buruk Jaem, tidak baik mengatakan seperti itu" Ucap Renjun.
Jaemin berdecak dan memijat pangkal hidungnya, ia tidak mau memulai pertengkaran lagi.
"Aku cemburu kau dekat dengan Jeno.." Jaemin berucap pelan dihadapan Renjun.
"H-huh?" Renjun mengerjapkan matanya berulang kali.
"Pokoknya aku cemburu, jangan terlalu dekat dengan kakak ku, Ren" Ucap Jaemin dengan serius.
Jaemin mendekatkan wajahnya kearah wajah Renjun, semakin dekat hidung mereka saling bersentuhan.
Renjun menahan napasnya, ia tidak bisa bergerak. Maka Renjun memejamkan matanya sambil meremat sofa dengan kedua tangannya yang berada di samping tubuhnya.
Renjun merasakan benda kenyal menempel pada bibirnya, ia segera membuka kedua matanya. Terkejut melihat Jaemin yang menempelkan bibirnya sambil melihat kedua mata Renjun begitu intens.
Si manis tersipu malu karna pandangannya bertemu dengan pandangan Jaemin sedekat ini, ia kembali memejamkan kedua matanya.
Yang tadinya hanya menempelkan bibirnya, Jaemin mengubahnya menjadi lumatan. Dirasakan si manis tidak membuka mulutnya, Jaemin menyuruh Renjun untuk membuka mulutnya.
Renjun hanya menurut ketika Jaemin menyuruhnya untuk membuka mulutnya.
Jaemin sangat handal dalam hal seperti ini, menangkup wajah si manis dengan kedua tangannya serta lebih memperdalam ciumannya.
"Mhh.." Renjun melenguh pelan, ia merasakan susah bernapas.
Jaemin yang mengerti pun langsung menyudahi ciuman diantara keduanya.
Jaemin menempelkan dahinya di dahi si manis.
"Bolehkah aku melanjutkannya?" Ucap Jaemin dengan lembut.
Merasakan mendapat anggukan dari si manis, Jaemin segera menggendong Renjun dan membawanya kedalam kamar.
Don't forget to vote, share and comment!!!🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
brother 2j {Norenmin}
Romancebagaimana jika mencintai dua orang sekaligus, terutama mereka berdua adalah saudara sekandung. BXB 🔞 HARAP DIBACA DESKRIPSI NYA.