17

1.1K 73 2
                                    

Renjun terus menggigit bibirnya dalam, ketegangan sudah berselang selama sepuluh menit. 

Tuan Jung-Jaehyun sedari tadi hanya menyesap kopinya sambil menatap remeh kearah Renjun.

Tidak ada yang memulai pembicaraan diantara keduanya terlebih dahulu, merasa dilanda kegugupan akhirnya Renjun angkat bicara.

"Tuan Jung, ingin bicara apa denganku?" Tanya Renjun dengan hati-hati. Ia takut salah bicara pada Jaehyun.

Jaehyun menaruh gelasnya dengan angkuh, setelahnya ia mengangkat kaki kanannya untuk bertumpu diatas kaki kirinya.

Jaehyun terkekeh remeh mendengar pertanyaan Renjun "Ternyata kau tidak sadar ya? Jauhi kedua anakku" Ucap Jaehyun tanpa basa-basi.

Renjun rasanya ingin menangis saja sekarang, ia terus menunduk, bahkan ia memainkan jari-jarinya dengan gelisah.

"A-aku tidak bisa, maaf" Ucap Renjun dengan terbata-bata.

"Ckck, kau harusnya sadar. Dilihat dari penampilan pun kau sangat tidak sebanding dengan kedua anakku" Jaehyun menatap Renjun dari kepala hingga kakinya, seolah-olah mengoreksi penampilan Renjun.

Mungkin itu hanya alasan klasik, tapi nyatanya Jaehyun sangat suka seseorang yang berpenampilan baik dan mempunyai latar belakang yang bagus.

Dengan tiba-tiba Jaehyun mengeluarkan secarik kertas putih.

Renjun mengikuti pergerakan tangan Jaehyun yg menaruh kertas putih tersebut diatas meja.

"Ini apa maksudnya tuan Jung?" Renjun berucap dengan kesal.

Renjun melihat kertas tersebut bertulis dengan jumlah uang yang jumlahnya sangat besar.

"Apakah uang itu cukup untuk menjauhi kedua anakku?" Bukannya menjawab pertanyaan Renjun, Jaehyun dengan sombong berkata seperti itu kepada Renjun.

"Anakmu bukan barang yang bisa dijual seperti ini, tuan Jung" entah keberanian dari mana, tapi Renjun telah menatap dengan lekat kedua bola mata Jaehyun.

"Aku kembalikan" dengan cepat Renjun menaruh kertas tersebut tepat didepan Jaehyun.

"Cukup atau tidaknya mereka bukanlah barang, aku tau bahwa diriku bukanlah seseorang yang pantas bersanding dengan kedua anakmu. Tapi apakah kau tidak punya hati menghina seseorang hanya dari penampilan?" Renjun berucap dengan sedikit gemetar, ia menahan air matanya agar tidak keluar.

"Jika tuan Jung pernah merasa sangat jatuh cinta, maka rasa cinta bukan diukur dari ekonomi maupun penampilan. Aku bukannya ingin mengajarimu soal cinta, tuan. Hanya saja aku merasa sakit hati dengan ucapanmu" Jaehyun hanya diam dan menatap Renjun dengan wajah yang sulit diartikan.

"Kalau begitu permisi tuan Jung, dan maaf telah lancang mencintai kedua anakmu" Dengan sopan Renjun membungkukkan badannya, setelah itu dia pergi dari hadapan Jaehyun.

Jaehyun membuang napas kasar "Ahh sial, dia mirip sekali dengan Taeyong"

Entah mengapa Jaehyun melihat adanya diri Taeyong pada Renjun, bukan berarti Jaehyun menyukai atau menyimpan rasa kepada Renjun. Tapi dulu Taeyong juga sama seperti Renjun...

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Jaemin terlihat gusar, ia berpikir seribu kali untuk menghubungi Renjun.

Ia rindu kepada Renjun, tapi entah kenapa ia merasa takut untuk menghubungi Renjun.

Jaemin mengacak rambutnya kasar "Ck, aku benar-benar rindu pada Renjun!"

Ia bergegas keluar dari apartemennya dan langsung menuju tetangga sampingnya, tidak lain dan tidak bukan adalah Renjun.

'ceklek' Jaemin dengan cepat menatap kearah pintu yg telah terbuka, didepannya ada Renjun yang menatapnya sendu.

brother 2j {Norenmin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang