5

1.9K 139 0
                                    

"Hallo, ayah. ada apa?" Renjun mendapatkan panggilan dari Ayahnya ketika bangun tidur.

"Tidak apa-apa, ayah hanya ingin menanyakan kabar mu saja. Kau sehat-sehat saja bukan?" Tanya sang ayah, pertanyaan tersebut terbesit rasa ke khawatiran, dan Renjun tau itu.

"Iya ayah, Renjun baik-baik saja. Bagaimana dengan atah?" Renjun senang ayah nya begitu mengkhawatirkan dirinya.

"Ayah sangat baik. Jangan lupa tetap minum vitaminmu ya? Agar tubuhmu tetap sehat" Ucap sang ayah

"Iya, ayah. Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku. Ayah juga harus makan teratur dan istirahat yang cukup ya?" Walaupun sang Ayah terlihat selalu bugar, tetap saja umur tidak bisa di bohongi.

Percakapan sang Ayah dan dirinya selesai setelah lima belas menit, setelah itu Renjun bersiap untuk melakukan aktivitas selanjutnya.

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

"Jeno, kabari adik mu untuk pulang ke rumah. Sudah seminggu dia tidak mengabari papah dan daddy" Ucap sang papah.

"Tidak usah mengkhawatirkannya, pah. Dia bahkan terlihat baik-baik saja di kampus" Jawab Jeno dengan malas.

"Hei! Dia itu adik mu tau! Bagaimana pun kau sedarah dengannya, jadi harus mengkhawatirkan dirinya" Sang papah berujar dengan kesal, Taeyong hanya takut terjadi sesuatu yang tak di inginkan.

"Iya-iya, nanti aku akan mengabari nya untuk pulang ke rumah"

"Ada apa ini? Pagi-pagi sudah berteriak" Jaehyun datang datang menghampiri sang Suami cantiknya dan Jeno.

"Tidak ada apa-apa, dad. Papah hanya menyuruhku untuk mengabari Jaemin agar pulang ke rumah" Jawab Jeno

"Ah benar, dia tidak ada kabar selama seminggu ini" Ucap Jaehyun dengan santai

"Kenapa kau santai sekali, huh?" Taeyong sangat kesal sekarang. Sang daddy dan anaknya-Jeno terlihat begitu santai.

"Bukan begitu, sayang. Jaemin sudah besar pasti bisa menjaga diri. Dan juga aku sudah menyuruh bawahan ku untuk menjaga Jaemin secara diam-diam" Jaehyun mendekatkan tubuhnya ke arah Taeyong, sedikit mengelus punggung tangan sang suami cantiknya guna memberikan sedikit ketenangan.

"Baiklah kalau begitu" Ucap sang Papah dengan tenang.

"Jeno pergi dulu dad, pah."

"Mau kemana sayang pagi-pagi begini?" Tanya sang papah.

"Hanya olahraga pagi, pah. Kalau begitu Jeno pergi dulu" Sang daddy dan papah hanya mengangguk mendengar ucapan Jeno.



"Sepertinya gula juga sudah habis" Renjun pikir berbelanja di hari libur tidak buruk, ia segera bersiap untuk menuju mini market terdekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sepertinya gula juga sudah habis" Renjun pikir berbelanja di hari libur tidak buruk, ia segera bersiap untuk menuju mini market terdekat.

Renjun berjalan dengan pelan sambil menghirup udara segar di pagi hari, pikirannya begitu baik karna cuaca hari ini.

"Hmm, setelah gula apa lagi ya yang harus ku beli..." Renjun sedikit berpikir karena takut ada sesuatu yang terlewat.

"Hai Ren!" Seseorang memanggilnya tepat disamping telinga Renjun.

"Kau-" Renjun tidak jadi melanjutkan omongannya begitu melihat sekitar bahwa orang-orang di dalam mini market memperhatikan Jeno dan dirinya.

"Kau menguntit diriku ya? Lagi pula bagaimana bisa kau tau namaku?" Ucap Renjun penuh selidik.

"Tidak, aku memang kebetulan lewat sini sehabis olahraga pagi. Dan untuk namamu, aku tau dengan sendirinya" Jawab Jeno dengan mengedikkan bahunya.

Renjun memutarkan bola matanya malas ketika mendengar ucapan Jeno. Entah itu bohong atau benar atas ucapan Jeno, Renjun tidak peduli.

"Kau yang kesal seperti ini terlihat sangat imut, aku gemas" Jeno berujar dengan santainya sambil menyenderkan bahunya ke mesin pendingin.

"Kau mirip sekali dengan si tidak sopan itu" Ucap Renjun, Renjun tidak melirik sedikit pun kearah Jeno. Ia masih mencari-cari bahan makanan yang ada didepannya.

Entah mengapa Renjun merasa lelaki dengan mata puppies ini memiliki tingkah laku yang sama seperti Jaemin.

"Siapa yang kau maksud dengan tidak sopan? Apa ada lelaki yang mengganggu mu?" Tanya Jeno dengan serius.

"Ya, ada. Itu kau."

"Ck, aku serius Ren"

"Aku serius. Kau memang mengganggu ku, pergi sana" Usir Renjun.

"Tidak mau, lagi pula mini market ini bukan milikmu. Kenapa aku harus menuruti katamu?" Ejek Jeno dengan tangan yang bersekap di dada.

"Terserah! Aku pergi" Ucap Renjun dengan kesal.

"Hei! Tunggu dulu Ren!" Jeno sedikit mengejar langkah Renjun yang menghampirinya sang kasir.































Sorry pendek.
Don't forget to vote, share and comment!!!🥰

brother 2j {Norenmin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang