14

1.1K 72 4
                                    

'Flashback'

Setelah melakukan hal panas, Renjun terlelap setelahnya. Ia pasti sangat kelelahan.

Semalam, Jaemin tidak hentinya untuk terus menumbuk lubang si manis. Bahkan disaat Renjun sudah tidak ada tenaga untuk mendesah, Jaemin tetap terus menumbuk lubang Renjun.

Rasanya begitu pening ketika memasuki Renjun, dan hal tersebut sangat nikmat pikir Jaemin.

Jaemin tidak pernah merasakan sex selama ini sebelumnya. Ya, Jaemin sangat sering melakukan hal tersebut dengan wanita malam. Bahkan teman satu kampus sekalipun.

Ia benar-benar sangat bergairah ketika menunggangi Renjun.

"Ahh, sial. Aku bisa gila karenamu, Ren" Jaemin menghela napas panjang, menaruh lengan kanannya diatas wajahnya guna menutupi kedua matanya.

Jaemin mengambil handphonenya diatas nakas, ia menelpon seseorang yang ingin ia temui.

📞"Kau dimana?" Ucap Jaemin.

".........."

📞"Cepat bangun, dan temu aku di hotel xxx"

".........."

📞"Hm, aku akan membayarmu setelah kita melakukan sex" Entah apa yang dipikirkan Jaemin, ia rasa ia butuh pemuas lebih.

Ia tidak mungkin memasuki Renjun ketika si manis sedang tertidur.

Setelah melakukan sex dengan Renjun, Jaemin rasa miliknya terus mengeras mengingat desahan serta wajah erotis Renjun.

"Aku pergi dulu Ren, maaf dan terima kasih.." Jaemin merasa senang, tapi di satu sisi ia juga takut Renjun membencinya.

Sebelum pergi, Jaemin membelai wajah cantik Renjun yang sedang terlelap. Mengecup dahi dan pucuk hidung Renjun dengan pelan setelahnya.

'flashback off'

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:


Sudah seminggu ini Renjun terus menghindari Jaemin, entah dimana itu ketika Renjun melihat Jaemin ia akan membuang muka dan segera pergi.

Seperti saat ini, ia melihat Jaemin yang tengah mengobrol dengan teman dekatnya-Mark.

Renjun dengan tergesa-gesa pergi dari hadapan Jaemin, Jaemin yang melihat Renjun ia menepuk pundak Mark. Menandakan Jaemin akan pergi sebentar.

Jaemin dengan kaki jenjangnya mengejar Renjun.

"Ren!" Jaemin berhasil mencekal pergelangan tangan Renjun.

Jaemin membawa Renjun dengan cepat, tepatnya kedalam bilik kamar mandi.

"Jaem, lepas! Aku ada kelas setelah ini" Renjun memberontak dari cekalan Jaemin. Tapi percuma saja, Jaemin lebih cepat menarik Renjun.

Jaemin memojokkan Renjun ke dinding, menaruh kedua tangannya masing-masing di samping kanan dan kiri.

"Ren, kau menghindari ku?" Tanya Jaemin.

"Tidak" Renjun membuang mukanya ke arah lain, ia tidak sanggup bertatapan dengan Jaemin.

"Tatap aku, Ren" Jaemin menarik dagu Renjun dengan cepat, dan sedikit menahannya agar Renjun tidak membuang wajahnya ke arah lain.

"Jawab aku, kau marah padaku?"

"Memangnya kenapa kalau aku marah padamu?! Bastard!" Renjun memukul kencang dada Jaemin.

Jaemin mengehentikan pukulan Renjun, ia menggenggam kepalan Renjun dengan erat.

"Maaf...Aku minta maaf, Ren" Jaemin berucap dengan nada penyesalan.

"Kau selalu seperti itu, selalu meminta maaf dan setelahnya meninggalkanku. Kau jahat...Hiks"

Jaemin mengusap pelan air mata Renjun. Ia memandang Renjun dengan rasa bersalah.

"Apa salah kalau aku bilang aku mencintaimu, Jaem?" Renjun berucap dengan lirih.

Jaemin mengerjapkan matanya, jantungnya berdetak dengan kencang.

"Maaf mengungkapkannya dengan tiba-tiba, tapi aku bersungguh-sungguh atas perkataan ku" Renjun dengan cepat mengusak kedua matanya yang berlinang air mata.

"Jangan diusak seperti itu, nanti sakit matamu" Jaemin menarik pelan tangan Renjun, dan segera meniup pelan kedua mata Renjun secara bergantian guna menghilangkan rasa perih.

"Jaem, kau belum menjawab pernyataanku" Ucap Renjun.

"Aku berterima kasih karena kau menyukaiku..."

"Aku tidak butuh ucapan terima kasih, ternyata hanya aku ya yang menyimpan rasa ini sendirian"

Jaemin hanya diam dan tidak berani menjawab apa-apa.

"Ren, maaf. Aku belum bisa menjawabnya sekarang"

"Kalau tidak bisa sekarang, kapan?"

"Tunggu ya, aku janji tidak akan lama"

"Kau selalu menjanjikan sesuatu kepadaku, tapi tidak pernah menepatinya" Ucap Renjun dengan sedih.

"Kali ini aku tidak akan mengingkari, aku janji" Jawab Jaemin dengan serius.

"Ren, ada apa dengan matamu? Kenapa bengkak?!" Tadi pagi Jeno bilang ingin mengajak Renjun ke suatu tempat, makanya ia menunggu Renjun di depan gerbang setelah pelajar terkahir selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ren, ada apa dengan matamu? Kenapa bengkak?!" Tadi pagi Jeno bilang ingin mengajak Renjun ke suatu tempat, makanya ia menunggu Renjun di depan gerbang setelah pelajar terkahir selesai.

"Tidak apa-apa, Jen. Tadi mataku terkena debu dan aku mengucaknya dengan kencang, jadinya bengkak seperti ini" Bohong Renjun.

Jeno tau bahwa Renjun berbohong, mana ada terkena debu hingga sangat bengkak seperti ini?!

Namun Jeno tidak ingin bertanya jauh kepada Renjun, ia takut salah bertanya.

"Ayok, Jeno. Tadi pagi kau bilang ingin pergi ke suatu tempat bersamaku bukan?" Tanya Renjun.

"Iya, aku kan sudah janji tadi" Mendengar kata janji, Renjun langsung mengingat Jaemin.

Berbeda dengan Jaemin, Jeno tidak pernah mengingkari janjinya. Bahkan kalau di ingat kembali, akhir-akhir ini yang selalu menemaninya adalah Jeno. Pikir Renjun.

Setelah memastikan Renjun menaiki mobilnya, Jeno langsung segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Setelah dua puluh menit, Jeno memberhentikan mobilnya di depan rumah yang terlihat begitu besar dimata Renjun.

"Jeno, mengapa kita berhenti disini?" Tanya Renjun dengan bingung.

"Memang kesini tujuanku, untuk memperkenalkanmu kepada kedua orang tuaku"

"Huh?"
















Don't forget to vote, share and comment!!!🥰

brother 2j {Norenmin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang