15

1.2K 75 8
                                    

Sedari tadi Renjun hanya menundukkan kepalanya di meja makan. Setelah memasuki ke kediaman Jung, tadi sang papah-Jung Taeyong langsung menyambut Renjun dengan hangat dan begitu tulus.

Tapi sebaliknya dengan sang daddy-Jung Jaehyun, ia terlihat begitu ketus terhadap Renjun. Bahkan enggan melihat wajah Renjun sedikitpun. Sesekali Jeno berdecak kesal karena respon tak meng-enakkan dari sang daddy.

"Renjun, ayok segera dimakan" Ucap Taeyong dengan lembut.

Renjun hanya tersenyum membalas ucapan Taeyong.

"Oh iya, apa Renjun juga mengenal Jaemin juga? Dia adik Jeno" Tanya Taeyong.

Renjun mengangguk menjawab pertanyaan Taeyong"Aku kenal, papah. Aku juga sering bermain dengannya" Balas Renjun dengan sopan.

Sebelumnya Renjun memanggil sang papah dari Jeno dengan sebutan nyonya, tapi Taeyong menyangkal itu dengan cepat dan mengatakan bahwa ia akan lebih senang jika Renjun memanggilnya dengan sebutan papah.

Padahal Renjun bersikukuh tidak ingin memanggil papah, karena terdengar tidak sopan. Tapi Taeyong mengatakan tidak apa-apa dan malah senang.

Sebenarnya Renjun sempat terkejut bahwa yang melahirkan Jeno dan Jaemin adalah seorang lelaki. Karena setahu Renjun, lelaki yang bisa melahirkan itu jarang sekali ditemukan.

Jeno senang, ternyata sang papah menerima Renjun dengan sangat baik. Tapi ia juga takut, karena kelihatannya sang daddy tidak begitu menyukai Renjun.

"Jadi kau dekat juga dengan Jaemin dan Jeno?" Dengan tiba-tiba Jaehyun memotong pembicaraan diantara sang suaminya dengan Renjun.

"I-iya tuan Jung" Renjun meremat celananya dengan kencang, terlihat bahwa celana itu sedikit kusut karena Renjun merematnya dengan erat.

Jeno yang melihat kegugupan dan ketidaknyamanan Renjun, ia segera memegang tangan Renjun dibawah meja makan. Renjun yang merasa tangannya di genggam oleh Jeno, ia merasa sedikit tenang.

"Jauhi kedua anakku. Kau tidak pantas bersanding" Ucap Jaehyun dengan datar, bahkan ia menatap Renjun dengan sinis.

"DADDY!/JUNG!" Taeyong dan Jeno bersahutan bersama, keduanya kesal karena dengan seenaknya Jaehyun mengatakan itu dengan tidak berperasaan.

"Dad, aku tidak tahu mengapa kau tidak suka kepada Renjun. Dari awal Renjun datang, kau sudah menatapnya dengan enggan. Ini masalah percintaanku, aku mencintai Renjun dengan tulus. Jadi jangan mengusikku, terutama Renjun" Ucap Jeno dengan penekanan.

Renjun terkejut dengan ucapan Jeno tentang menyatakan perasaannya dengan lantang dan berani dihadapan kedua orangtuanya.

Dengan cepat Jeno bangkit dan segera menarik Renjun dengan pelan agar berdiri dari kursi, Jeno segera membawa Renjun keluar dari kediamannya.

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Selama di perjalan menuju apartemen Renjun, keduanya terdiam di dalam mobil, tidak ada percakapan sedikitpun.

Sesudah sampai, Renjun belum turun dari mobil Jeno. Ia hendak berbicara kepada Jeno, tapi ia bingung harus memulai dari mana.

"Ren" Renjun dengan cepat menoleh kearah Jeno yang menatapnya dengan sendu.

"Maaf, aku minta maaf kalau ucapan daddy ku menyakiti mu" Ucap Jeno.

"Tidak apa-apa, Jen. Harusnya aku yang minta maaf karena dengan lancang merasa nyaman dengan keluarga mu" Renjun berucap dengan senyuman.

Jeno menggeleng dengan kencang "kau berhak nyaman, aku sengaja membawa mu ke rumah ku agar kedua orangtuaku tau bahwa aku mempunyai seseorang yang membuatku nyaman" Ucap Jeno dengan tulus, bahkan dengan tidak sadar ia menggenggam kedua tangan Renjun.

brother 2j {Norenmin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang