10

1.4K 97 2
                                    

Setelah beberapa hari, Renjun sudah bisa beraktivitas seperti biasanya.
Bahkan ia juga sudah masuk kuliah seperti biasanya.

"Ren!" Renjun menengok kearah seseorang yang memanggilnya.

"Kau kemana saja akhir-akhir ini?"

"Aku tidak kemana-mana, hanya saja seminggu yang lalu aku jatuh sakit. Memang kenapa, Jeno?" Ucap Renjun.

"Sakit? Kenapa tidak bilang kepadaku?" Jeno baru tau kalau Renjun jatuh sakit.

"Untuk apa aku bilang kepadamu, huh? Memangnya kau akan membantuku?" Renjun kadang dibuat bingung oleh tingkah Jeno, Jeno sering kali bersikap seakan-akan peduli terhadap Renjun.

"Kau ini bicara apa? Tentu saja aku akan membantumu!" Jeno berujar kesal, kenapa Renjun malah membuatnya seperti orang tak peduli.

"Iya-iya maaf, sudah ada yang membantuku ketika aku sakit" Ucap Renjun.

Renjun sebenarnya sedikit terkejut ketika Jeno berkata ingin membantu dengan serius. Bukannya apa-apa, tapi Renjun hanya lebih dekat dengan Jaemin, dan ketika Jeno berkata ingin membantunya rasanya Renjun tidak keberatan untuk dengan Jeno juga.

"Siapa yang membantumu?"

"Jaemin"

'Sialan, si keparat Jaemin' Batin Jeno

"Ngomong-ngomong tentang Jaemin, apakah kau melihat Jaemin, Jen?" Tanya Renjun.

Sudah lima hari Jaemin menghilang begitu saja, bahkan tidak mengabari Renjun sama sekali.

"Tidak, mungkin dia sedang bersenang-senang dengan wanita" Jeno pikir sedikit memojokkan Jaemin tak apa bukan?.

"Apa maksudmu?" Renjun mengernyitkan dahinya.

"Dia memang suka bermain sana sini dengan perempuan manapun. Kalau menurut dia itu menyenangkan, dia akan melakukannya berulang kali" Jawab Jeno.

Mendengar ucapan Jeno, Renjun merasa sakit hati? Entahlah.
Lagi pula Renjun tidak ada hubungan apapun dengan Jaemin, tapi tetap saja perkataan Jeno membuat Renjun kepikiran.

Jeno yang melihat raut wajah sedih dari si mungil jadi merasa bersalah.

"Emm, Ren. Mau Jalan setelah pelajaran terakhir tidak?" Ajak Jeno dengan mengalihkan pembicaraan.

"Huh?" Renjun mengerjapkan matanya, kenapa tiba-tiba Jeno mengajaknya jalan?.

"Mau tidak? Kalau tidak mau tidak apa-apa. Aku hanya ingin lebih dekat deng-"

"Mau! Aku mau" Ucapan Jeno terpotong, Renjun rasa tak ada salahnya dekat dengan Jeno.

Jeno tersenyum senang mendengar jawaban Renjun.

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Jeno mengajak Renjun berkeliling di pinggir laut, Renjun menyetujui ajakan Jeno, ia rasa tidak buruk melihat pemandangan laut ketika sore hari.

"Jeno bangunkan aku ya ketika sudah sampai" Jeno hanya mengangguk sebagai jawaban.

Jeno terus melirik Renjun yang sedang tertidur, ia memelankan mobilnya agar tidak mengusik Renjun Karena membawa mobil terlalu cepat.

Terkadang ketika ada lampu merah dan berhenti, Jeno dengan terang-terangan melihat wajah damai Renjun yang sedang tertidur.

"Cutie" Ucap Jeno dengan pelan.

Ia menarik tangan kanan Renjun dengan pelan agar tidak membangunkan Renjun dari tidurnya, Jeno menghirup punggung tangan kanan Renjun dengan sedikit lama.

"Harum sekali, aku menyukai harum mu, Ren." Walaupun Jeno berucap seperti itu dan menghirup tangan kanan Renjun, Renjun sama sekali tak terusik dengan hal itu.

" Walaupun Jeno berucap seperti itu dan menghirup tangan kanan Renjun, Renjun sama sekali tak terusik dengan hal itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Renjun merasakan hembusan angin yang sangat sejuk menerpa seluruh tubuhnya, ia membuka kedua kelopak matanya dan menyadari ia sudah tidak didalam mobil.

Renjun sangat terkejut ketika tau tubuhnya sedang di gendong dari arah depan oleh Jeno.

"Jeno! Mengapa menggendong ku?!" Renjun tidak memberontak, ia hanya menjauhkan wajahnya dari pundak kanan Jeno.

"Kau tadi tertidur, aku tidak tega membangunkanmu. Mau turun?" Ucap Jeno.

Renjun hanya menganggukkan kepalanya, Jeno menurunkan Renjun dengan hati-hati.

Mereka berdua menikmati waktu sore hari dengan berbincang dan memandangi indahnya laut.

Tak sadar jam sudah menunjukkan jam 9 malam, Renjun memberi tau Jeno bahwa sudah malam dan mengajak Jeno untuk pulang dan Jeno pun menyetujui hal tersebut.

Renjun segera turun dari mobil milik Jeno ketika menyadari sudah sampai pada apartemennya.

"Jeno, ingin mampir?" Renjun menawarkan Jeno untuk mampir kedalam apartemennya.

"Tidak usah, Ren. Sudah malam juga, terima kasih tawarannya" Ucap Jeno.

"Baiklah, ngomong-ngomong terima kasih untuk hari ini. Aku sangat senang" Renjun bersungguh-sungguh atas ucapannya, ia sangat senang hari ini.

Renjun juga sedikit menghilangkan pikirannya mengenai ucapan Jeno yang memberitahunya bahwa Jaemin sedang bersenang-senang dengan wanita.

"Sama-sama, kalau begitu aku pulang dulu ya. Selamat malam cutie" Jeno mengusak pelan rambut Renjun.

Renjun tersenyum malu mendengar panggilan 'cutie' dari Jeno.












































Don't forget to vote, share and comment!!!🥰

brother 2j {Norenmin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang