21

1.1K 74 0
                                    

Renjun terbangun dari tidurnya, ia sedikit menggeser tubuh Jeno dan Jaemin yang memeluknya dengan erat. Renjun merasa sedikit haus dan berakhir menuju dapur.

Sesampainya didapur, Renjun mengambil sebuah gelas dan mengisinya dengan air putih. Dengan cepat ia meminumnya dan setelah itu melangkahkan kakinya dari dapur.

Tapi baru saja ia melangkahkan kakinya, ia dikejutkan oleh tuan Jung yang berada dihadapannya. Renjun sempat menahan napasnya karena keterkejutannya.

"T-tuan Jung? Sedang apa?" Ucap Renjun dengan gugup. Rasa kantuknya hilang begitu saja karena rasa terkejutnya.

"Minggir, aku ingin mengambil cangkir" Ucap Jaehyun dengan datar.

Dengan segera Renjun menggeser tubuhnya kesamping guna menyilahkan Jaehyun untuk mengambil cangkir yang berada dibelakang tubuhnya.

Entah kenapa Renjun tidak bisa menggerakkan kakinya untuk beranjak kedalam kamar, rasa gugup yang melanda dirinya begitu kuat hingga Renjun meremat bawah bajunya dengan kencang.

"Tidak usah takut kepadaku, aku tidak akan menggigitmu" Ucap Jaehyun. Ia menyadari jika Renjun terlihat takut kepadanya.

"Huh? Ah, a-aku hanya gugup. Maaf tuan Jung" Jawab Renjun. Ia merutuki dirinya sendiri yang terang-terangan terlihat takut dihadapan Jaehyun.

"Bagaimana hubunganmu dengan kedua anakku?" Ucap Jaehyun, Jaehyun duduk dikursi dan meminum air putih yang tadi ia ambil.

Renjun terkejut karena tiba-tiba Jaehyun menanyakan hubungannya dengan Jeno dan juga Jaemin.

"Duduk, dan tidak usah gugup" Jaehyun menunjuk kursi depannya dengan dagunya. Yang diperintah hanya bisa menuruti perkataan Jaehyun.

"Jawab, bagaimana hubunganmu dengan kedua anakku? Sepertinya kau sedang menjauhi keduanya, kenapa?" Ucap Jaehyun.

Renjun mengernyitkan keningnya ketika mendengar Jaehyun tau bahwa dirinya sedang menghindari Jeno dan juga Jaemin.

"Bagaimana bisa tuan Jung tahu?" Ucap Renjun.

"Tadi sore aku melihat ponselmu diatas meja makan, disana banyak sekali panggilan tak terjawab dari kedua anakku" Renjun lagi-lagi merutuki dirinya sendiri, ia ingat, tadi sore ketika selesai makan ia menaruh ponselnya diatas meja makan karena ingin membersihkan tangannya sehabis makan"

"Ahh, begitu ya. Iya, aku sedang menjauhi Jeno dan Jaemin" Ucap Renjun dengan lirih, ia menundukkan wajahnya. Ia juga tersenyum miris mengingat hal apa yang membuatnya harus menjauhi keduanya.

"Kenapa?" Tanya Jaehyun dengan serius.

"Tidak apa-apa, aku rasa memang harusnya aku tahu diri dari awal. Dan seharusnya aku mendengarkan ucapan tuan Jung untuk menjauhi Jeno dan Jaemin, dan juga tuan Jung tenang saja, tuan tidak perlu repot-repot menyuruhku untuk menjauhi keduanya lagi. Karena aku akan menjauhi Jeno dan juga Jaemin setelah ini" Ucap Renjun dengan panjang.

Setelah berkata seperti itu, ia mendongakkan kepalanya dan tersenyum tulus kepada Jaehyun. Jaehyun tau bahwa senyum itu sangat penuh luka.

Renjun berdiri dari duduknya "Terima kasih dan maaf tuan Jung karena telah mengizinkanku mencintai Jeno dan Jaemin secara bersamaan dengan lancang" Renjun berucap tulus, ia membungkukkan tubuhnya kepada Jaehyun. Setelahnya ia pergi dari hadapan Jaehyun.

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

"Papah!" Jaemin berlari dari arah kamar menuju dapur. Ia berlari dengan keadaan rambut yang masih berantakan dan juga wajah yang terlihat baru saja bangun dari tidurnya.

"Jangan berteriak, Jaemin" Tegur sang daddy tanpa mengalihkan pandangannya dari secarik koran yang sedang ia baca.

"Papah, kenapa Renjun tidak ada?" Tanya Jaemin dengan heran. Ternyata ia bangun karena melihat Renjun yang sudah tidak ada didalam kamar, dan hanya tersisa dirinya dengan sang kakak.

brother 2j {Norenmin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang