18

1.1K 68 4
                                    

'flashback'

Setelah percakapannya dengan tuan Jung, Renjun bergegas dengan cepat menuju apartemennya.

Ia menahan isakannya selama di perjalanan, bahkan ia terus menggigit dalam pipinya agar tidak menangis terlalu kencang.

Apakah salah mencintai dua orang bersamaan? Bukan itu juga permasalahannya, terlebih lagi ia sudah tidak disukai oleh kepala keluarga kedua dominan tersebut.

Rasanya begitu sesak mengingat ia diremehkan oleh tuan Jung, Renjun tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini sebelumnya. Rasanya sangat senang ketika diperlakukan hangat oleh dua orang yang ia cintai.

Renjun tau ia begitu egois, ia egois karena mencintai dua orang sekaligus. Tapi ia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri.

Sesampainya di apartemen, Renjun langsung menuju kamar mandi dan menangis kencang disana. Ia terus memegangi dadanya yang begitu sakit, dengan cepat ia merogoh tas yang ia pakai untuk mengambil sebuah obat.

Tidak peduli berapa butir obat yang ia keluarkan, tapi itu terlalu banyak ia telan kedalam mulutnya. Setelah itu ia menangis lagi sampai rasa sakit di dadanya menghilang.

'flashback off'

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

"Jeno, Jaemin. Sepertinya kasurku tidak akan muat untuk dipakai bertiga, kalau tidur diruang tamu tidak apa-apa kah?" Renjun sedari tadi hanya bingung, kasurnya begitu minim dan hanya muat ditiduri oleh dua orang.

Ia merasa tidak enak kepada Jeno dan juga Jaemin, keduanya hidup di tempat yang sangat mewah. Jika Renjun menawarkan untuk tidur di sofa dekat ruang tamu apakah tidak apa-apa?

"Aku tidak apa-apa, Ren" Jawab Jaemin.

"Bagaimana dengan Jeno?" Tanya Renjun. Ia sedikit khawatir dengan hal seperti ini, takut keduanya merasa tak nyaman.

"Aku juga tidak apa-apa, tidak perlu mengkhawatirkan hal seperti ini" Ucap Jeno, ia tahu bahwa raut Renjun menunjukkan rasa tidak enak hati.

"Baiklah kalau begitu, aku akan tidur duluan. Jika perlu sesuatu datanglah ke kamarku, aku tidak akan mengunci kamar" Ucap Renjun. Ia mengusap sebelah matanya yang sudah merah, rasa kantuk sudah menghampiri Renjun ternyata.

Jeno yang melihat itu mengambil tangan Renjun dan menahannya "Jangan dibiasakan seperti itu. Matamu bisa sakit, kitten" setelahnya Jeno menangkup wajah Renjun, serta meniup kedua mata si manis. Renjun reflek memejamkan kedua matanya dan dengan lembut Jeno mengecup kedua mata tersebut.

Jaemin sedikit terkejut mendengar Jeno memanggil Renjun dengan sebutan kitten, terlebih lagi ia melihat jelas sang kakak berprilaku manis kepada Renjun di hadapannya.

"Jangan menyentuh Renjun!" Jaemin menepis kedua lengan Jeno yang berada di wajah si manis.

Jeno yang melihat adiknya cemburu, ia menyunggingkan senyumnya kepada Jaemin.

"Kalau begitu tidurlah, dan bermimpi indah" Ucap Jeno.

Renjun hanya mengangguk lucu membalas ucapan Jeno "Jeno dan Jaemin juga, semoga bermimpi indah" Balas Renjun dengan senyuman.

Setelah itu Renjun menuju kamarnya dan segera tidur, berbeda dengan Jeno dan Jaemin yang hanya merebahkan tubuhnya di atas sofa sambil memainkan ponselnya.


"Hei, Jung"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, Jung"

"Kau juga bermarga Jung, Jaemin" Ucap Jeno acuh.

Jaemin hanya mengedikkan bahunya "Sebenarnya Renjun mengungkapkan perasaannya padaku..." Perkataan Jaemin membuat Jeno memberhentikan permainan game di ponselnya.

"Itu terjadi sekitar satu minggu yang lalu" Ucap Jaemin.

"Apa kau menerimanya?" Jeno bertanya dengan acuh. Tapi tidak dengan jantungnya yang berpacu sangat cepat karena mendengar ucapan sang adik.

Jeno bersikap tidak peduli terhadap Ucapan Jaemin, ia tidak mau ketahuan oleh sang adik bahwa ia jatuh hati kepada Renjun karena perjanjian diantara keduanya, Jeno terlanjur jatuh hati kepada Renjun.

"Kalau aku menjawab bahwa aku menerima Renjun, bagaimana denganmu?" Jaemin sebenarnya sangat berhati-hati dengan pembicaraan seperti ini. Ia mencintai Renjun, tapi ia gengsi seperti sang kakak.

"Well, aku tidak peduli. Lagi pula Renjun tidak ada apa-apanya bagiku" Ucap Jeno dengan sombongnya. Tanpa sadar Jeno meremat ponsel yang ia genggam.

"Bagaimana denganmu? Kau menerimanya atau tidak? Ah, kalaupun kau tidak menerimanya itu tidak jadi masalah bukan? Perempuan atau laki-laki pihak bawahpun banyak sekali yang kau pacari dan kau tiduri" Jeno bertanya dengan ungkapan.

"Kau benar, aku telah banyak meniduri perempuan atau laki-laki pihak bawah diluar sana. Dan juga, aku menolak Renjun dengan menyuruhnya untuk menungguku" Jaemin berucap sendu, rasanya begitu sakit mendengar ucapannya sendiri.

"Menunggu? Kau menyuruhnya menunggu untuk apa? Jeno mengernyitkan dahinya.

"Tidak untuk apa-apa, hanya saja itu jalanku untuk menolaknya. Kau tahu sendiri bahwa aku tidak mau mempunyai hubungan apapun" Bohong. Jaemin sangat ingin menjalin hubungan bersama Renjun.

"Kalau begitu berikan Renjun kepadaku, dan kita sudahi saja perjanjian kita" Jaemin menggeram menahan rasa kesalnya mendengar ucapan Jeno.

Ia tidak mau memberikan Renjun kepada Jeno dengan mudah, ia mencintai Renjun. Hanya saja sulit untuk mengungkapkannya.

"Baiklah, kita sudahkan saja perjanjian kita untuk menaklukkan hati Renjun. Tapi untuk memberikan Renjun padamu itu tidak mudah, lagipula kau tidak mencintai Renjun bukan?" Ucap Jaemin dengan serius.

Jeno diam sejenak mendengar ucapan Jaemin. Ia sangat mencintai Renjun juga, tapi rasa gengsi dan ke egoisannya lebih tinggi dibandingkan perasaannya.

"Ya, aku... Tidak mencintai Renjun." Jeno menjeda ucapannya.

"Tapi kau tahu? Tubuhnya begitu nikmat, Jaem" Entah kenapa Jeno berucap seperti itu, ia hanya ingin terlihat lebih unggul di hadapan Jaemin. Ia ingin memberi tahu kepada sang adik bahwa dirinya lah yang lebih mengetahui segalanya tentang Renjun.

"KAU?!" Jaemin berdiri dari sofa dan dengan cepat menuju kearah Jeno.

'BUAKH' Jaemin memukul Jeno dengan sangat kencang, ia tidak bisa menahan amarahnya ketika mengetahui sang kakak telah melakukan hal panas bersama Renjun.

Jeno hanya diam menerima pukulan Jaemin, Jeno merasa pantas mendapatkan pukulan dari Jaemin. Ia juga merasa pukulan Jaemin tidak seberapa dibandingkan perasaan Renjun nantinya jika mengetahui ucapan dirinya. Ia harap Renjun tak tahu dan tak mendengar ucapan keduanya.


























Don't forget to vote, share and comment!!!🥰

brother 2j {Norenmin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang