23

1.1K 75 2
                                    

Jeno mengatakan pada Renjun untuk mengirim pesan padanya ketika pelajaran selesai, Renjun hanya menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Jeno. Ia tidak bisa menghindari Jeno jika seperti ini, tapi mau bagaimana lagi kalau sang dominan terus mengganggu isi kepalanya.

'Drttt-drttt' Renjun menolehkan kepalanya kearah ponsel yang ia genggam. Disana ia melihat pesan masuk dari Jaemin.

Jaemin: Ren, bisa bertemu denganku setelah pelajaran selesai? Aku akan menjemputmu.

Renjun mengernyitkan keningnya melihat pesan masuk dari Jaemin, ia pikir ada apa Jaemin ingin bertemu dengannya?

Setelahnya Renjun membalas pesan Jaemin, ia mengatakan bahwa tidak perlu menjemputnya, tapi ia yang akan menemui Jaemin.

Renjun berpikir mungkin Jaemin ingin berbicara sesuatu kepadanya, ia juga tidak bisa terus menghindari Jaemin. Kalau seperti ini masalahnya tidak akan selesai.

Renjun langsung memasukkan ponselnya kedalam saku celananya, dan segera menuju kelas Jaemin.

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Renjun menolehkan kepalanya kearah kanan dan kiri, ia memeriksa apakah siswa dan siswi didalam kelas Jaemin sudah pada pulang atau belum.

Ia juga sempat mengirim pesan kepada Jaemin bahwa dirinya sudah ada didepan kelasnya, tapi Jaemin belum membalas pesan masuk dari Renjun.

Renjun menyenderkan punggungnya didepan pintu kelas Jaemin, ia juga terus memandangi ponselnya guna menunggu pesan masuk dari Jaemin.

"Mhhh- ahhh, hhhh" Renjun dikejutkan dengan suara desahan pelan yang berasal dari dalam kelas Jaemin, tubuhnya menegang ketika mendengar suara desahan tersebut semakin jelas.

Dengan berani Renjun membalikkan tubuhnya dengan pelan kearah kelas Jaemin, ia membuka dengan pelan pintu yang tertutup tersebut dengan tangan yang gemetar.

Jantungnya berpacu dengan kencang ketika melihat Jaemin yang sedang bercumbu dengan seorang wanita didepan matanya, lagi-lagi air matanya turun tanpa ia sadari.

Renjun menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, ia terisak tanpa mengeluarkan suara. Bahkan kedua orang yang sedang bercumbu didepannya tidak sadar akan kehadiran Renjun.

"Jangan dilihat, aku tahu rasanya menyakitkan" Seseorang datang dari arah belakang Renjun, orang tersebut menutup kedua mata Renjun dengan telapak tangan kanannya.

Renjun mengenali suara seseorang yang berada dibelakangnya "J-Jeno..." Ucapnya dengan lirih. Jeno dengan cepat menarik pergelangan tangan Renjun menjauh dari sana.

Jeno sangat marah ketika melihat Jaemin yang bercumbu dengan orang lain didepan Renjun, Jeno sangat tahu bahwa Renjun mencintai Jaemin.

Jeno tahu bahwa Jaemin lah orang pertama yang kenal dengan Renjun, bahkan Jaemin lah yang selalu mengisi kekosongan hari Renjun lebih dulu dari pada dirinya. Hingga akhirnya Renjun jatuh hati kepada Jaemin.

Ia sesak mendengar suara tangisan Renjun yang sangat pecah ketika didalam mobilnya, bahkan Renjun tidak peduli jika tangisnya didengar oleh orang lain.

Jeno yang tidak tega melihat Renjun yang menangis dengan kencang akhirnya ia memberanikan diri untuk berbicara "Ren, you will be fine with me..." Ia memeluk Renjun dengan erat, ia merasakan tangis Renjun yang tidak mereda sedikitpun merasa sangat sedih.

Jeno berpikir sudah berapa kali Renjun menangis hari ini? Akhir-akhir ini ia tidak pernah melihat senyum manis Renjun. Ia selalu melihat Renjun yang menangis.

"Jeno... Sakit" Ucap Renjun dengan lirih.

Mendengar ucapan sakit dari si manis, ia langsung menjauhkan tubuhnya dari tubuh Renjun. Ia melihat darah yang mengalir dari hidung Renjun.

Jeno dibuat panik ketika melihat darah tersebut, ia melepaskan jaketnya dengan tangan yang gemetar dan langsung mengelap darah yang keluar dari hidung Renjun.

"Ren, kita harus kerumah sakit..." Jeno menyalahkan mesin mobilnya dengan panik, bahkan tubuhnya masih bergetar melihat Renjun yang sangat lemas disampingnya.

Renjun mengelus punggung tangan jeno yang hendak melajukan mobilnya "Aku baik-baik saja, Jeno. Terima kasih" Ia memberi senyuman tulus kepada sang dominan.

"Jangan memberikan senyum seperti ini ketika sedang sakit, aku sangat sedih...sungguh" Jeno berucap dengan bibir yang gemetar, ia mengeluarkan air matanya. Jeno tidak tahan lagi melihat Renjun yang seperti ini, ia ingin Renjun tersenyum dalam keadaan senang, ia lebih suka Renjun yang selalu marah-marah kepadanya.



 Jeno tidak tahan lagi melihat Renjun yang seperti ini, ia ingin Renjun tersenyum dalam keadaan senang, ia lebih suka Renjun yang selalu marah-marah kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berakhir dengan Jeno yang membawa Renjun ke rumah sakit, setelah Renjun berucap baik-baik saja, tiba-tiba Renjun pingsan disamping Jeno. Beruntung si manis pingsan dengan keadaan berada didalam mobil, jadi Jeno bisa langsung bergegas membawa Renjun menuju rumah sakit.

Jeno semakin dibuat panik ketika Renjun belum juga sadar, ia terus menggenggam erat sebelah tangan Renjun. Ia terus merapalkan doa untuk Renjun agar segera sadar.

Sang dokter sudah mengatakan pada Jeno bahwa penyakit Renjun sepertinya sudah sangat parah, sang dokter juga mengatakan bahwa Renjun sepertinya mengalami stres sehingga si manis mengkonsumsi obat-obatan dengan berlebihan, itu semua terlihat ditubuh Renjun.

Jeno terkejut mendengar ungkapan sang dokter, ia tidak tahu bahwa selama ini Renjun merasa tersiksa. Jeno juga tidak tahu bahwa Renjun sampai mengkonsumsi obat-obatan dengan berlebihan.

Jeno sangat sedih mendengarnya, ia marah ketika mengetahui orang yang ia cintai begitu kesakitan. Jeno terus mengecupi punggung tangan Renjun dengan pelan, bahkan punggung tangan Renjun sudah sangat basah karena air mata sang dominan.

Tiba-tiba saja hal negatif terlintas dipikiran Jeno, ia takut jika penyebab Renjun seperti ini adalah ulahnya. Yang Jeno tahu bahwa Renjun selalu bersama dirinya dan Jaemin. Bisa jadi bukan bahwa penyebab kesakitan Renjun berasal dari keduanya?

Renjun juga banyak diam setelah ia bertemu dengan keluarga Jeno, lebih tepatnya setelah bertemu dengan tuan Jung. Renjun begitu bisa menutupi kesedihannya dengan rapat. Bahkan selama ini Renjun lah yang selalu mendengar keluh kesah Jeno dan Jaemin. Renjun yang selalu mengalah kepada Jeno dan juga Jaemin.

"Ren, maaf... Maaf karena tidak bisa membuatmu tersenyum dan malah membuatmu terluka" Jeno berucap dengan isakan tertahan.
































Don't forget to vote, share and comment!!!🥰

brother 2j {Norenmin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang