Bab XXV

5.8K 632 151
                                    

Manik Jisung mengerjap. Seperti dejavu, Jisung juga pernah mendengar kalimat seperti ini keluar dari mulut Jaemin. Jisung menggelengkan kepalanya, memberitahukan Jaemin kalau Jaemin itu salah paham. Bagaimana bisa duda beranak dua itu menuduhnya pedofil disaat mereka berdua sudah melakukan ehem?

"Om, ini tidak seperti yang om lihat?"

"Mataku masih baik, Jisung. Kau mencium bibir anakku tadi"

"Tidak, om. Ini hanya kesalahpahaman saja. Om bisa tanyakan pada Haruto jika tidak percaya"

"Benar apa yang dikatakan oleh Jisung, nak?"

Haruto yang berada di gendongan Jaemin mengangguk. Menyembunyikan wajahnya diceruk leher Jaemin, terlalu malu untuk menatap Jisung.

"Lalu bagaimana kalian bisa berciuman?"

"Seb--"

"Ayah, jangan tanya lagi! Ruto malu hiksss"

Jaemin gelagapan. Ia menepuk lembut pantat Haruto untuk menenangkannya. Jaemin membawa Haruto pergi namun sebelum itu ia sempat melayangkan tatapan tajamnya pada Jisung.

"Tapi aku tidak salah apa-apa" gumam Jisung kecil setelah Jaemin benar-benar meninggalkannya.







Jisung diantar Jaemin pulang menuju kosannya setelah Jeong Woo dan Haruto tidur. Didalam mobil Jaemin dan Jisung tidak saling membuka pembicaraan yang membuat suasana didalam mobil terasa sunyi dan canggung. Jaemin yang dingin dan Jisung yang kebingungan ingin berbicara apa. Dan setibanya di kosan Jisung, Jaemin pun menghentikan mobilnya.

"Om, mau mampir dulu?" Jisung bertanya takut-takut walaupun sesungguhnya ia tahu Jaemin pasti akan menolaknya. Lagipula untuk apa Jaemin mampir ke kosannya di saat malam sudah semakin larut? Jisung merasa bodoh.

Manik hamster Jisung membola saat Jaemin turun dari mobil. Walaupun Jaemin tidak menjawab, Jisung tahu jawaban Jaemin adalah iya. Jisung bergegas turun dari mobil menghampiri Jaemin yang sudah berdiri di depan pintu kosannya.

Klik!

Kunci terbuka. Jisung membuka pintu lebar-lebar dan melangkah masuk ke dalam. Ia meletakkan tas nya di atas kursi panjang dan duduk sebentar di situ. Mata Jisung terpejam sebentar dan terbuka saat di dengarnya suara pintu yang ditutup.

Netra Jaemin dan Jisung bertemu. Jisung mengalihkan pandangnya ke arah lain untuk menghindari tatapan datar Jaemin. Tanpa di duga Jaemin melangkah mendekati Jisung dan mencubit gemas pipi mochi Jisung.

Kening Jisung di kecup lama. Jantung Jisung berdetak sangat cepat sampai rasanya ia ingin sekarat. Jisung mendongak menatap Jaemin yang berdiri di depannya dengan tatapan lembut dan senyum menawannya. Jaemin itu tidak mudah ditebak jalan pikirannya. Tadi marah dan sekarang baik, membuat Jisung seperti orang bodoh dibuat nya. Bibir Jisung melengkung ke bawah. Manik hamster nya berkaca-kaca sekarang. Melihat raut sedih kesayangan nya, Jaemin menunduk untuk mencium lembut bibir Jisung.

"Bibir mu cuma milikku" bisik Jaemin lembut di depan bibir Jisung.

Tubuh Jisung melemas. Jaemin berhasil menguasai diri nya. Lelaki yang lebih tua darinya itu mampu membuatnya jatuh dalam pesona tak terduga dan merasakan perasaan asing yang tidak ia sadari. Jisung jadi merutuki dirinya sendiri yang dulunya menentang keras ucapan Chenle tapi lihatlah sekarang betapa tidak berdayanya ia dihadapan duda beranak dua.

"Kamar mu kedap suara?"

"Om, mau main ke kamar saya?" Jisung balik bertanya dengan polosnya.

Jaemin menyeringai.

OM DUDA 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang