Bab XXXIV

6.6K 501 70
                                    

Hendery, Lucas, Sunghoon, dan Taehyun saling bertukar pandang. Merasa aneh dengan Jaemin yang tiba-tiba tersenyum-senyum sendiri saat melihat ke arah ponselnya bak remaja yang sedang jatuh cinta. Ekspresi datar yang semula ia tunjukkan kini terganti dengan senyum lebar setelah dirinya mendapatkan notif pesan yang entah dari siapa.

Mengulang beberapa saat yang lalu dimana kelima pria ini berkumpul untuk reuni karena sudah lama tidak saling bertemu. Hal ini dilakukan mengingat sahabat mereka, Sunghoon dan Taehyun, itu baru saja datang dari luar negeri. Sesampainya mereka semua di sebuah restoran yang tidak jauh dari perusahaan Jaemin sendiri, mereka pun saling berbicara mengenai kabar dan kehidupan masing-masing. Namun seperti di masa lalu, Jaemin adalah yang paling irit bicara dan hanya menjawab seadanya saat teman-temannya itu bertanya. Dan tidak lama notif pesan masuk berbunyi dari ponsel Jaemin. Saat membuka pesan itulah senyum lebar Jaemin terbit diwajahnya. Senyuman tulus yang sudah lama tidak teman-temannya itu lihat sejak Jaemin ditinggalkan istrinya untuk selama-lamanya.

"Ada apa dengannya?" bisik Sunghoon yang duduk di sebelah kiri Hendery.

"Mana kutahu" jawab Hendery yang juga sama bingungnya.

"Kau sepupunya, apakah dia sedang dekat dengan seseorang?" Taehyun yang duduk disamping kanan Hendery bertanya.

Hendery terdiam sejenak sebelum kemudian ia mengangguk mengiyakan ucapan Taehyun. Melihat respon Hendery, Taehyun dan Sunghoon tampak terkejut. Seingat mereka, dulu Jaemin pernah berkata tidak akan membuka hatinya lagi untuk orang lain.

"Benarkah? Siapa orang beruntung itu?" Sunghoon penasaran.

"Namanya Jisung, masih kuliah" jawab Lucas yang diam mendengarkan bisikan mengganggu Hendery, Taehyun, dan Sunghoon.

"Laki-laki ya? Ku kira seorang perempuan. Semenarik itu ya anaknya?"

"Dia sangat menggemaskan, bahkan aku langsung tercepak-cepak jeder karenanya. Tapi demi kebahagiaan sepupu laknat ku yang duda itu dan dua bocil kematian yang sangat ku sayangi itu aku rela melepaskan nya dan mencari yang baru" ucap Hendery dramatis.

"Jika ingin membicarakan ku setidaknya jangan di depanku, itu mengganggu" ucap Jaemin dingin.

Keempat pria yang awalnya sibuk dengan pembicaraan mereka itu menjadi terdiam saat mendengar ucapan Jaemin. Dilihat mereka Jaemin yang kini kembali ke mode awalnya, dingin dan datar.

"Sudah sejauh mana pendekatan dengan Jisung, Jaem?" Sunghoon menaikturunkan alisnya menggoda sahabat lamanya itu mengingat status Jaemin yang sudah lama menduda.

"Sudah ditahap ranjang"

Uh-huk!

Taehyun tersedak minumannya saat mendengar jawaban santai Jaemin. Ia melebarkan matanya menatap Jaemin, menunjukkan ekspresi terkejut yang sangat kentara. Dan sama halnya dengan Taehyun, Sunghoon juga menjatuhkan rahangnya. Seharusnya Sunghoon dan Taehyun sudah terbiasa dengan ciri khas Jaemin yang sulit ditebak. Namun yang terjadi tetap saja mereka berdua selalu dibuat jantungan tiap kali berhadapan dengan Jaemin.

Berbeda dengan Taehyun dan Sunghoon, Hendery dan Lucas nampak tidak terkejut sama sekali. Mereka berdua sudah lebih dulu diberitahu Jaemin.

"Seriusan, Jaem?" Taehyun masih tidak percaya.

"Astaga brother, anak orang kau skidipapap sembarangan. Nikahi dulu baru dibobolin"

"Sssttt! Yang ngewe anak tetangga karena salah masuk rumah lebih baik diam" sindir Lucas pada Sunghoon yang kemudian direspon Sunghoon dengan melayangkan tatapan sinis pada Lucas yang malah menyerang balik dirinya.

"Sunghoon sudah nikah? Kenapa tidak mengundang ku?" Jaemin bingung.

"Pernikahan itu dilakukan mendadak, aku saja terkejut adiknya menghubungi ku waktu itu" ucap Taehyun.

"Aku sengaja tidak mengundang kalian karena pasangan ku itu tidak ingin mengundang orang lain selain keluarga dan kerabat dekat"

"Lalu bagaimana kejadiannya sampai kau menikahi anak tetangga mu itu?" tanya Hendery penasaran.

"Waktu itu aku pulang dalam keadaan mabuk dan katanya aku pingsan di jalan depan rumahnya. Kemudian dia membawa ku masuk ke dalam rumahnya lalu.....yah terjadilah hal seperti itu singkat nya" jelas Sunghoon.

"Nama nya Sunoo, dia teman adik sepupuku" ucap Lucas yang diiyakan oleh Sunghoon dengan anggukan kepala.

"Selamat Sunghoon, aku akan menyusul nanti" ucap Hendery yakin.

"Dengan siapa?" Lucas penasaran.

"Yang pasti bukan kau"

"Teganya kau mengkhianati ku sayang" ucap Lucas dramatis.

"SADAR LUCAS, KITA SAMA-SAMA PIHAK ATAS!!" Hendery tidak terima. Dirinya bergidik ngeri mendengar panggilan sayang dari Lucas untuknya.

"Tapi--"

"Sudah-sudah, kalian berdua kalau masih tidak akur aku nikahkan nanti" ucap Taehyun yang berhasil membuat Lucas dan Hendery terdiam.

"Oh ya, ngomong-ngomong Jaemin kau melakukannya dengan pengaman? Diakan masih sekolah, kau-"

"Tidak"

Taehyun terdiam sebentar sembari mengerjapkan matanya dan mencoba tersenyum berharap apa yang dipikirkannya itu tidak benar.

"Jangan bilang--"

"Aku tidak suka memakai pengaman"

Damn!









"Jie kau tidak apa-apa?" tanya Ningning khawatir sembari menggedor pintu toilet dengan brutal.

"Pelan-pelan Ning, kasihan pintunya" ucap Chenle yang merasa iba dengan pintu yang menjadi korban kekerasan Ningning.

"Aku baik, hoekkk~"

"Kau sakit Jie?" tanya Ningning khawatir.

Tidak ada jawaban. Namun tidak lama pintu terbuka menampilkan Jisung yang keluar dari sana. Wajahnya pucat dan ia tampak lesu layaknya orang yang sedang sakit.

"Ya ampun, bayi ku. Mommy telpon dokter pribadi keluarga mommy ya oh atau kau ingin rumah sakitnya yang langsung kemari?"

"Ning, aku baik-baik saja jangan berlebihan" ucap Jisung lemah dengan ekspresi yang sedikit kesal karena Ningning selalu menganggap nya bayi.

"Jie, kau tidak hamil anak om Jaemin kan?" Chenle meraba perut rata Jisung.

"Mulut mu Chenle" geram Jisung sembari menepis cepat tangan sahabat nya itu.

"Siapa tahu kan mainnya tidak pakai pengaman" ucap Chenle dengan ekspresi julidnya yang membuat Jisung semakin kesal.

"Sial-hoekkk~"

"Tuhkan, hamil beneran kayanya Ning"

"Jie, ada baiknya periksa deh. Siapa tahu--"

Ting!

Ningning menggantungkan kalimatnya saat mendengar notif chat masuk. Namun setelah melihat isi dari chat tersebut ekspresi Ningning berubah dingin.

"Kenapa Ning?" tanya Chenle penasaran.

Ningning mengabaikan pertanyaan Chenle. Ia memegang kedua pundak Jisung dan membawa Jisung untuk menghadap nya dan menatapnya serius.

"Jie, aku ingin bertanya serius. Kau benar-benar menyukai om Jaemin?"

"Kenapa sih Ning?" Chenle terus bertanya.

"Jawab Jie, kau cinta dia atau tidak?"

Jisung menggembungkan kedua pipinya yang memerah karena pertanyaan Ningning. Ia menunduk sebelum kemudian mengangguk pelan.

"Memangnya kenapa kau bertanya dengannya seperti itu? Bukankah sudah jelas jawabannya mengingat mereka sudah berapa kali ena-ena" Chenle yang diabaikan sedari tadi kembali bersuara.

"Aku baru saja mendapatkan informasi dari ayah, katanya perjodohan Jaemin dengan si mamba betina itu dipercepat"

Oh shit!














TBC.

See You 👋



OM DUDA 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang