Bab XXXIII

5.8K 473 23
                                    

"Tidak disangka kita bertemu disini"

Jaemin mengalihkan atensinya dari ponselnya pada seseorang yang baru saja duduk di depannya. Tatapan datar itu hanya sebentar sebelum kemudian ia kembali mengalihkan pandangnya ke layar ponselnya.

"Kau terlihat senang bertemu dengan ku" ucap Jaemin datar tanpa mengalihkan pandangnya dari layar ponselnya.

Seseorang itu -Woojin- berdecih dan kemudian  menyeringai kecil setelah mendengar ucapan Jaemin yang tidak masuk di akalnya.

"Siapa yang senang bertemu dengan orang yang telah dengan berani merebut calon tunangan nya?" Woojin menyindir Jaemin.

"Lalu kenapa kau duduk di depanku dan menunjukkan wajah mu itu di hadapan ku? Apa nasihat kemarin masih kurang ?" nada bicara Jaemin terdengar tenang namun mampu menusuk ke dalam batin lawan bicaranya.

"Aku hanya ingin mengatakan aku tidak akan mundur untuk mendapatkan Jisung kembali. Aku tidak takut pada mu" ucap Woojin yakin.

Jaemin tersenyum tipis.

"Coba saja. Aku tidak pernah melarang siapapun untuk merebut Jisung dariku. Kau bisa lakukan apapun untuk mendekatinya. Tapi ingat, apa yang ku tandai itu tidak akan bisa lepas dari ku. Kau tahu kenapa?" Jaemin mengalihkan pandangnya menatap Woojin sembari menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Karena seorang Na Jaemin tidak akan pernah di kalahkan. Kau boleh mencoba merebut nya tapi tetap aku yang menjadi pemenangnya. I want it, I get it! That's the truth, bro  " Jaemin tersenyum mengejek. Ia beranjak dari duduknya dan melangkah untuk menepuk pundak Woojin sebentar sebelum kemudian pergi meninggalkan  Woojin yang tengah mengepal tangan nya kuat, menahan emosi.

"Sialan!"






"Kak Jisung"

Jeong Woo berlari kecil menyambut Jisung yang baru saja pulang dari kampus nya dengan diantar Chenle dan Ningning kembali ke rumah Jaemin untuk menjaga si kembar.

"Haruto mana?" tanya Jisung pada Jeong Woo sembari menggendongnya masuk ke dalam rumah, sedang Chenle dan Ningning melangkah di belakang Jisung.

"Kak Ruto sibuk main game di kamar, Jeong Woo tidak diajak main" jawab Jeong Woo dan memanyunkan bibirnya di akhir kalimat nya.

"Begitu ya? Jeong Woo sudah makan?" tanya Jisung lagi dan menurunkan Jeong Woo di sofa.

"Belum, Jeong Woo menunggu di suapi kak Jisung"

"Kakak panggil Haruto dulu di kamar nya untuk makan bersama, papa kalian akan sangat marah kalau sampai anak-anaknya kenapa-napa. Chenle, aku titip Jeong Woo ya" ucap Jisung dan berlalu melewati Chenle setelah mendapat jawaban anggukan dari Chenle.

Jeong Woo yang ditinggal bertiga bersama Chenle dan Ningning, menatap polos kedua kakak sepupu nya itu yang juga tengah menatapnya.

"Apa kalian berdua sudah punya pacar?" tanya Jeong Woo tiba-tiba yang membuat Chenle dan Ningning sedikit terkejut.

"Jeong Woo masih kecil tidak boleh tanya begitu, itu privasi" tegur Chenle.

"Memangnya kenapa Jeong Woo tanya begitu?" Ningning balik bertanya.

"Jawab dulu dong pertanyaan Jeong Woo" Jeong Woo memanyunkan bibirnya.

"Tidak ada" jawab Ningning.

"Sudah Jeong Woo duga. Kak Ningning ini memang memiliki aura jomblo abadi yang sangat kuat" ceplos Jeong Woo yang membuat tawa Chenle meledak.

"Chenle"

"Hm?"

"Berapa lama masa tahanan membunuh anak dari salah satu orang terkaya di dunia?" Ningning bertanya datar.

OM DUDA 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang