Pagi yang cerah di kota Seoul. Hari ini Jisung tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kampusnya. Menjadi mahasiswa semester 3 memang tidak mudah, dan untuk sampai ke titik ini Jisung harus bekerja paruh waktu sebagai pelayan cafe untuk membiayai kuliahnya.
Jisung sebenarnya berasal dari keluarga kaya dan ia tidak perlu bekerja seperti itu karena ayahnya sanggup memenuhi kebutuhannya. Namun karena Jisung menolak perjodohan dengan anak dari teman ayahnya maka Jisung harus menanggung resikonya yaitu di usir dari rumah dan ia harus menanggung kebutuhannya sendiri tanpa bantuan ayahnya sedikitpun.
Untuk sampai ke kampus biasanya Jisung akan naik bis atau tidak Chenle akan memberikannya tumpangan. Namun kali ini karena Jisung dan Chenle beda jam masuk maka Jisung harus naik bis untuk berangkat ke kampusnya. Butuh waktu 20 menit agar Jisung bisa sampai ke kampusnya.
Setibanya di kampusnya Jisung langsung berlari menuju kelasnya sebelum dosen killer tiba di kelasnya lebih dahulu, Jisung tidak ingin mendengar ceramah panjang dosen itu di pagi hari dan berakhir ia mendapatkan hukuman yang membuatnya terlambat kerja di cafe.
•
•
•
•
•"Papa, Jeong Woo mau bertemu calon papi muda Jeong Woo" rengek Jeong Woo pada Jaemin.
Haruto yang duduk di sebelahnya Jeong Woo menatap datar adik kembarnya itu yang sedari tadi merengek bertemu dengan calon papi mudanya alias si kakak aneh menurut Haruto.
"Kan kakak udah bilang sama Jeong Woo, kakak itu aneh nanti Jeong Woo ikut aneh kalau dekat-dekat dengan dia"
"Tapi kak Jisung lucu, Jeong Woo suka"
"Kakak tidak suka"
"Tapi Jeong Woo suka"
"Jeong Woo!"
"Kakak!"
Jaemin mengurut dahinya mendengar perdebatan si kembar. Jaemin penasaran apa yang menarik dari si Jisung itu sampai si bungsu sangat ingin menjadikannya sebagai calon papi mudanya.
"Nanti kalau ketemu lagi dengan Jisung, papa coba tanya apa dia mau menjadi pengasuh kalian berdua?"
"Kok pengasuh sih pa? Tanya kak Jisung mau gak jadi papi muda kita"
"Sayang, Jisung itu masih muda pasti dia cari yang muda juga mana mau dia sama papa" Jaemin mencoba menjelaskan untuk Jeong Woo.
"Pa, papa nyadar gak sih kalau papa itu sangat tampan. Buktinya banyak yang lamar papa jadi menantu cuma papa aja yang gak mau" ucap Jeong Woo.
"Jeong Woo, kalau papa gak mau jangan di paksa. Lagipula kita udah bahagia walaupun tanpa sosok ibu" Haruto mengusap kepala Jeong Woo.
"Tapi kak....... Jeong Woo suka sama kak Jisung. Kak Jisung mirip sama mama" manik Jeong Woo berkaca-kaca "Jeong Woo iri melihat anak-anak yang lain yang seusia Jeong Woo punya mama atau papi"
Jaemin menatap sendu si kembar bergantian, melangkah mendekat lalu membawa si kembar ke dalam pelukan hangatnya.
"Ya sudah nanti papa coba tanya Jisung ya, dia mau gak rawat Haruto dan Jeong Woo" Jaemin berucap lembut.
Jeong Woo mengangguk semangat namun berbeda dengan Haruto yang terlihat tidak suka dengan keputusan ayahnya yang ingin memperkerjakan Jisung untuk merawat mereka.
"Papa berangkat kerja dulu ya, kalian baik-baik di rumah sama bibi Hyorin"
Si kembar mengangguk bersamaan. Jaemin mencium kening Haruto dan Jeong Woo bergantian sebelum akhirnya melangkahkan kakinya ke luar rumah untuk berangkat ke kantornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM DUDA 🔞
Fiksi Penggemar"Kak Jisung, kak Jisung, kak Jisung mau nikah dengan papah tidak? kak Jisung lucu pasti papah suka" "H-hah?" "Pffttt....sudah Jisung terima nasib saja kalau jodohmu itu seorang duda" "Anjing, Chenle" "Jangan bicara kasar di depan anak saya, kalian m...