Bab XIX

7.4K 735 176
                                    

Jaemin memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya. Kedatangannya sontak disambut oleh Jeong Woo dan Haruto yang tengah bermain di taman bersama kepala maid. Jaemin merentangkan tangannya menyambut si kembar yang tengah berlari ke arahnya.

"Kak Jisung" Jeong Woo mengubah arah larinya menuju Jisung yang baru saja keluar dari mobil Jaemin. Merentangkan tangannya, Jisung mendekap Jeong Woo yang berlari ke arahnya dan memeluknya.

Haruto yang sudah berada di gendongan ayah dudanya itu mengerutkan keningnya menatap Jisung. Entah kenapa di pemandangannya Jisung terlihat berbeda hari ini. Berbeda dengan awal pertemuan mereka dimana Haruto melihat Jisung sebagai boneka yang ingin ia santet.

Positif thinking aja mungkin Haruto gemas ಥ‿ಥ

Menyadari pandangan anaknya yang tertuju pada Jisung yang sedang menggendong Jeong Woo, Jaemin pun tersenyum tipis.

"Kenapa? Ingin digendong Jisung juga?" tanya Jaemin lembut sembari mengusap halus pipi Haruto.

Haruto menggeleng cepat namun sedetik kemudian ia mengangguk cepat tetapi sedetik kemudian ia menggeleng lagi. Melihat tingkah menggemaskan anaknya itu, Jaemin terkekeh lalu menurunkan Haruto dari gendongan nya.

Jaemin memberikan isyarat pada Haruto untuk mendekati Jisung. Haruto langkah kan kaki mendekati Jisung lalu menarik ujung baju Jisung buat perhatian Jisung teralih.

"Emm....hai" Jisung tersenyum canggung. Ini baru pertamakali nya Haruto mendekati nya biasanya menatap Jisung saja ia tidak mau.

"Donggen!"

Jisung mengerjapkan maniknya bingung. Apa itu kata umpatan baru? Tapi kenapa Jisung tidak tahu? Sepertinya Jisung harus bertanya dengan Jaemin tentang bahasa alien anaknya setelah ini. Merasa tidak mendapatkan apa yang tidak ia inginkan, Haruto memanyunkan bibirnya dan menghempas ujung baju Jisung lalu berbalik pergi masuk ke dalam rumahnya.

"Tidak peka!" kesal Haruto.

Jisung menganga kecil, sungguh tidak mengerti dengan karakter anak-anak Jaemin. Mengalihkan pandang menatap Jaemin dengan tatapan polosnya meminta penjelasan atas ketidakpekaan nya.

"Dia ingin minta digendong oleh mu" ucap Jaemin santai. Menyugar rambut hitamnya ke belakang yang berantakan karena tertiup angin.

"Tap--"

"Ya begitulah keponakan ku, sayang. Tidak bisa ditebak memang seperti ayahnya" celetuk Hendery yang sedari tadi diam menyaksikan interaksi Jaemin, Jisung, dan si kembar.

"Huaaaa om punya papa jangan dipanggil sayang, Jeong Woo gigit nanti!!!" Jeong Woo melotot. Bukannya seram malah jatuhnya menggemaskan dan sebagai paman yang sayang keponakan, Hendery menundukkan kepalanya pura-pura takut membuat Jeong Woo tersenyum bangga karena berhasil membuat pamannya itu ketakutan.

"Ya, lalu? Apa yang harus saya lakukan sekarang?" Jisung menatap Jaemin polos.

"Kau susul dia, bujuk, dan turuti kemauan nya"

"Bagaimana kalau saya dilempar barang?"

"Enggak kak, kakak Ruto itu baik kok. Cuma memang agak penutup dan membatasi diri dengan orang luar" jelas Jeong Woo.

Jaemin mengambil alih Jeong Woo dari Jisung lalu memberikan Jisung isyarat untuk menyusul Haruto. Walaupun ragu, Jisung mencoba menemui Haruto, karena pekerjaanya mengikat nya untuk melakukan ini.

"JIE MAU KU TEMANI?"

"TIDAK BOLEH!!" cegah Jaemin dan Jeong Woo serempak.

"OM MAU JEONG WOO GIGIT HAH?!"

OM DUDA 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang