Bab XXVI

5.9K 587 70
                                    

Cklekk!

"Kenapa lama sekali membukanya?" Ayah Jisung  -Kyungho- bertanya sembari melangkah masuk ke dalam kosan Jisung.

"Jie habis belajar ayah besok ada ujian" bohong Jisung kemudian menutup pintu kosannya.

"Yang di depan kosan mu itu mobil siapa? Pacarmu?" Mama Jisung -Sooyoung- menatap anak bungsunya itu meminta jawaban.

"Bukan pacar ma. Dedek Jie gak punya pacar, punyanya sugar daddy ya 'kan Jie?" celetuk Giselle yang membuat Jisung membulatkan matanya.

"Jie, papa tidak pernah mengajarkan seperti itu. Kau punya kedua orang tua yang kaya tanpa perlu punya sugar daddy. Kau punya orang tua yang lengkap dan sayang padamu, jika kau kekurangan rumah selalu terbuka untuk mu"

"Tapi Jie harus menerima pertunangan dengan Woojin jika meminta bantuan papa"

"Apa susahnya tinggal bertunangan? Woojin anak yang baik, dia lahir dari sendok emas, dia juga mencintaimu"

"Tapi pa--"

"Pa, aku lebih setuju adik bungsuku ini dengan om duda kaya itu, siapa namanya Jie? Kimin?"

"Om Jaemin, kak"

"Iya, itu maksudnya. Dia punya kriteria yang Giselle suka, pa. Wajahnya tampan, senyumnya menawan, tatapannya beuh, auranya mahal, kaya raya, punya 300 mantan lagi. Langka pa, baru lepas dari penangkaran ini"

"Tidak peduli apapun alasannya, Jisung harus menikah dengan Woojin. Papa dan ayah Woojin sudah menjodohkan kalian berdua saat kalian masih kecil untuk menjaga persahabatan kami"

"Apa papa kemari hanya untuk membahas ini?" Jisung menatap Kyungho sendu. Terlihat raut kecewa Jisung pada Kyungho.

"Ya, papa tidak setuju kau dekat dengan laki-laki lain selain Woojin"

"Sayang, kita kemari hanya untuk melihat keadaan Jisung. Bukan membahas perjodohannya" Sooyoung berucap.

"Kalau tahu begini aku tidak akan memberitahukan tempat tinggal Jisung sekarang untuk papa" Giselle menatap datar ayahnya.

"Papa melakukan ini hanya untuk Jisung. Untuk kebahagiaan nya. Masih banyak perjaka di luar sana, kenapa dia harus dekat dengan duda? Dia masih berhak untuk mendapatkan yang lebih baik dari duda itu"

"Jie tidak mau. Jika papa memaksa papa bisa pulang sekarang. Jie tidak ingin menemui papa jika papa masih bersikeras menjodohkan Jie dengan Woojin"

Kyungho mengepalkan tangannya kuat. Netra nya menatap tajam anak bungsunya itu. Ia bangkit dari duduknya dan beranjak. Membuka kasar pintu kosan Jisung dan melangkah keluar. Sooyoung menghela napas panjang, menoleh pada anak bungsunya yang tengah menundukkan kepalanya. Sooyoung tahu Jisung sedang menahan tangisnya sekarang.

"Jie, orang tua tidak menginginkan hal buruk terjadi pada anaknya. Tapi seorang anak juga berhak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Pikirkan baik-baik lagi Jie" ucap Sooyoung lembut lalu beranjak menyusul suaminya yang telah pergi lebih dulu.

Sebagai seorang kakak, Giselle merasa sedih. Sedari kecil Jisung memang selalu dibatasi oleh ayah mereka. Namun Jisung tidak pernah memberontak, ia menuruti keinginan ayahnya dengan selalu menunjukkan senyum palsunya dan topengnya yang tebal.

"Jie..."

"Kak, aku tidak ingin dipaksa. Salahkah kalau aku menentukan keinginan ku sendiri?" Jisung mendongak. Manik hamster nya langsung bersitatap dengan manik Giselle.

"Kau tenang saja. Kakak akan coba bujuk papa untuk tidak memaksamu menikah dengan Woojin jika kau memang tidak ingin. Ngomong-ngomong Jie om Jaemin memang gak ada disini ya?"

OM DUDA 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang