Bab XXIX

7.1K 565 74
                                    

Emily menghentikan mobilnya tepat didepan sebuah restoran. Turun dari mobil dan kemudian melenggang masuk ke dalam restoran yang ramai pengunjung itu. Emily mendudukkan dirinya di salah satu meja yang masih kosong dan mengedarkan pandangannya menunggu sosok yang ia tunggu.

Tidak lama yang ditunggu pun datang. Emily mengembangkan senyumnya dan melambaikan tangan pada sosok itu. Tanpa membalas lambaian Emily, sosok itu -Woojin- mendudukkan dirinya di kursi yang berseberangan dengan Emily.

"Aku tidak ingin berlama-lama disini, katakan apa yang ingin kau katakan segera" Woojin berucap datar. Ekspresi nya jelas menunjukkan kalau ia tidak suka bertemu dengan Emily.

"Tawaran ku itu masih berlaku. Aku ingin mengajakmu bekerjasama. Ayolah, kau bisa mendapatkan Jisung dan aku akan segera menikah dengan Jaemin"

"Memangnya kau punya cara?" Woojin menaikkan sebelah alisnya, tidak terlalu yakin pada Emily.

"Kita harus membuat mereka berjauhan. Kita masing-masing punya restu dari orang tua mereka, itu akan memudahkan kita untuk menjauhkan Jaemin dan Jisung" Emily berucap yakin.

"Aku sedikit tidak yakin untuk itu. Bagaimana jika sebaliknya yang terjadi? Bagaimana jika rencana kita nantinya malah akan membuat Jaemin dan Jisung semakin dekat?"

Emily menghembuskan napasnya kasar. Mengalihkan pandangnya ke arah luar jendela dan memperhatikan orang-orang ramai berlalu-lalang diluar.

"Kau tahu Woojin, aku mencintai Jaemin sejak lama. Aku melakukan apapun untuk mendapatkan nya tetapi semua itu sia-sia, Jaemin malah mencintai sahabat ku sendiri dan mereka menikah disaksikan oleh ku. Rasanya sangat menyakitkan saat melihat mereka bahagia diatas rasa sakit ku. Sekarang jalang itu telah tiada dan aku pikir akan lebih mudah mendapatkan Jaemin tetapi sayangnya aku salah..." Emily menjeda ucapannya dan menoleh pada Woojin lalu kemudian tersenyum remeh.

"Aku kalah cepat dari tunangan sialan mu itu. Seorang lelaki yang tidak ada menariknya bisa membuat seorang Na Jaemin jatuh cinta, sungguh puncak komedi. Fuck!!"

Woojin menatap datar Emily yang terang-terangan menunjukkan rasa tidak sukanya pada Jisung. Ia mengepalkan tangannya kuat, berusaha menahan diri agar tidak memukul wajah cantik Emily.

"Kau sangat jauh berbeda dari Jisung, Emily. Ku akui kau cantik dan sexy tapi sayangnya hatimu tidak secantik visualmu. Jika Jisung adalah bayi malaikat, maka kau tidak lebih dari seorang jalang yang disewa om-om di bar biasa---"

Plakkk!!

"Ups! Maaf, aku sengaja tadi" Emily tersenyum manis, mengabaikan atensi dari pengunjung restoran yang memperhatikan mereka karena mendengar suara tamparan keras.

Woojin memegang pipinya yang nyeri karena tamparan Emily menunjukkan senyum remeh yang membuat Emily menghentikan senyum manisnya.

"Sikap mu tadi menunjukkan kalau apa yang ku katakan itu benar, bitch!"

"Apa kau bilang?!!"

"Santai sayang. Urusan kerjasama aku akan menyetujui nya, atur saja rencananya dan hubungi aku jika sudah matang" Woojin tersenyum. Mengacak rambut Emily dan kemudian beranjak pergi dari situ, meninggalkan Emily yang terdiam menahan amarahnya.

"Oh, Fuck!!"










Jisung melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 malam. Beranjak dari duduknya, Jisung mendekati Haruto dan Jeong Woo yang tengah bermain bersama. Sebelumnya mereka bermain bertiga tetapi karena Jisung ingat ia ada tugas, ia pun berhenti dan mengerjakan tugasnya terlebih dahulu sembari sesekali memperhatikan Haruto dan Jeong Woo yang tengah bermain bersama.

OM DUDA 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang