Wooyoung membuka matanya sekali paksa. Ia tidak tahu dirinya di mana sekarang. Ruangan ini hanya seperti ruangan luas berbentuk kotak dilapisi semen.
Sejak dalam tidurnya, Wooyoung mendengar sayup-sayup suara ringkihan. Di depannya terlihat sosok manusia bermandikan darah. Telinga, hidung dan mulutnya mengeluarkan darah sampai warnanya pekat tak terhingga. Orang itu bersusah payah mengendorkan cengkraman tali yang mengikat Wooyoung. Wooyoung yakin itu percuma karena ia hanya menarik-narik pelan saja. Wooyoung ingin berteriak namun mulutnya disumpal sesuatu.
Orang itu menghadap di depan wajah Wooyoung.
Itu Yunho.
Mata mereka saling melihat beberapa detik. Wooyoung membolakan matanya yang langsung dialiri air mata seraya mengerang kesusahan memanggil nama Yunho.
"Errgh! Hnggrrg!! Rrngh!!"
Yunho malah tersenyum lebar. Matanya yang hampir menutup itu ikut memberikan senyuman membuat dada Wooyoung terasa sakit bukan main.
Tubuh jangkungnya yang ringkih digusur oleh San, lalu mulut Yunho dicekoki cairan entah apa yang membuat Yunho kejang hebat dengan darah yang terus keluar dari mulutnya. San berdiri dengan gontai sambil merekam semua kejadian itu dengan handycam.
"EENGGH!"
Wajah Wooyoung dibanjiri air mata melihat Yunho dicekoki lagi cairan yang berbeda. Tubuh Yunho berhenti mengejang, namun napasnya sangat panjang berusaha meraup oksigen sebanyak mungkin.
"Baca." Ucap San sambil memperlihatkan layar handphone. Wooyoung tidak tahu San memerintah untuk membaca apa.
Namun erangan Yunho selanjutnya membuat Wooyoung terkejut.
"Sshh-snow-W.. white..Hhrrkk!" Ucap Yunho terbata sambil terus memuntahkan darah.
Snow White. Yang Wooyoung tahu, dalam ceritanya Snow White diberi racun. Seperti Yunho. Wooyoung tidak tahu apa motif San melakukan semua ini.
San terus merekam wajah Yunho yang memandang kosong pada layar handphone. Demi apapun yang ada di dunia ini, Wooyoung ingin mengirim San ke neraka paling bawah. Tak tega melihat Yunho seperti itu. Baru pertama kali dalam hidupnya Wooyoung melihat sesuatu sekejam ini. Karena dulu, saat dirinya masih didiagnosis memiliki gen spesial itu, Wooyoung bahkan tidak memiliki fantasi sampai sekejam ini terlebih pada orang terdekat.
Samar terucap kata 'maaf' dari mulut Yunho, sangat pelan.
Badan Yunho perlahan tenang. Napasnya melambat detik demi detik. Wooyoung semakin gencar mengerang di dalam sumpalan nya. Badannya meronta berharap tali yang mengikatnya luluh lantah. Tetapi San di sana, dengan gila nya hanya menatap datar pada Yunho yang sudah tak bernyawa sambil memandang handycam.
"Wooyoung, ini yang lo suka?"
Apa katanya?
Wooyoung menggelengkan kepala ribut. Erangannya melemah, kepala Wooyoung dibiarkan terkulai kesamping saat dirinya melirik lagi ke jasad Yunho yang tergeletak begitu saja dengan banjiran darah.
San menarik rambut Wooyoung bertepatan pada area jahitan, membuat kepala Wooyoung kembali menegak.
"Lo punya gen superior tapi lo sia-siain. Lo itu psikopat. Murni. Kenapa lo tahan? Kalo lo ga operasi, mungkin lo bisa jadi manusia unggul." Ucap San di dekat telinga Wooyoung.
Tau dari mana San? Siapa yang memberi tahu San tentang dirinya? Sampai sejauh mana San tahu semua hal tentang dirinya? Wooyoung tidak mau seperti itu. Wooyoung benci dirinya yang dulu, benci dikatai anak aneh yang sering memutilasi binatang. Jika pun Wooyoung masih ada rasa membunuh dalam dirinya, maka ia hanya ingin mempergunakan rasa itu untuk melindungi orang-orang yang ia sayangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
tinkerbell [ateez]
Mystery / ThrillerJika kamu mendapat E-mail itu, maka bersiaplah kamu yang selanjutnya. cw // thriller, psychopath, violence, mystery, friendship, murder, blood Terinspirasi dari drama 'Mouse' dan penulis-penulis ff/au hebat yang pernah aku baca. Disclaimer! Cerita t...