Happy Reading.
+
Musim dingin sudah berlalu, bukan Januari mulai habis dan akan datang Februari yang hangat. Salju hanya tersisa remahan yang sudah mencair. Udara mulai menghangat dan tanaman mulai tumbuh karena musim semi datang.
Waktu terus berjalan, detik, menit dan jam. Hari berlalu dengan semestinya, semua terlihat baik-baik saja. Benar bukan.
+
Suasana kantor tampak santai karena masuk jam makan siang. Semua sibuk mencari makanan untuk menuntaskan rasa lapar mereka. Cafe penuh dengan karyawan yang lapar begitu juga kedai kopi.
Semua baik-baik saja bagi yang tidak ada masalah, ya baik-baik saja.
"Presdir rapat dimulai 15 menit lagi"
"Hem" jawaban singkat Jimin membuat wanita paruh baya yang berstatus sebagai sekertaris Jimin undur diri. Terlalu biasa untuk Jimin yang dingin dan tidak tersentuh. Ya Jimin jadi dingin dan datar sejak Aliya pergi dan menghilang 8 bulan yang lalu, dunianya tidak baik-baik saja setelah wanita dihidupnya pergi.
Tidak ada jejak Aliya pergi kemana. Daegu, Seoul dan dimanapun. Hyomin, Hyorin, bahkan Jeong Sang tidak tau dimana Aliya. Jimin tidak menyerah dan terus saja mencari. Jimin tidak mudah ditinggalkan dalam keadaan seperti ini.
Tuan dan Nyonya Park pasrah akan keadaan. Mereka mencari Aliya juga hanya saja keadaan Aliya mungkin butuh ketenangan paska semuanya terjadi, mereka tidak menyalahkan Aliya, anak itu terlalu banyak mengalami tekanan selama ini. Doa mereka hanya 1. Semoga Aliya tidak kehilangan arah hingga mengakhiri hidupnya. Mereka masih mengharapkan Aliya sebagai menantu, wanita yang baik dengan masa lalu menyedihkan.
"Jim?" Pandangan mata Jimin lurus saat Jeong Sang masuk ke dalam ruangannya.
"Why?"
"Beberapa berkas yang harus kau tanda tangani untuk pembangunan panti asuhan di Ilsan" Jeong Sang menyerahkannya pada Jimin.
"Aku akan datang kesana langsung lusa. Jadi simpan saja berkasnya. Kau ikut aku" Jeong Sang mengangguk dan undur diri. Jimin memang berniat hadir untuk peletakkan batu pertama.
Pandangan Jimin teralih pada jendela ruangannya, cuaca sangat cerah. Menyenangkan melakukan liburan tapi Jimin terlalu enggan, bahkan mengambil libur Jimin pun kadang-kadang.
"Aku menyedihkan"
+
Ilsan adalah kota yang indah, Jimin sempat beberapa kali untuk perjalanan bisnis disini, tanpa sempat mengunjungi tempat yang lain. Dengan Jeong Sang yang ada disampingnya. "Kau akan lama disini?"
"Hanya 3 hari" singkat padat dan jelas. Bagi Jeong Sang itu cukup dari pada Jimin yang bisu. Laki-laki ini berubah 360° jelas setelah hilangnya Aliya bak ditelan bumi. Jeong Sang saja kaget, tapi tidak ada yang bisa dirinya lakukan. Tugasnya sudah usai.
Jimin memilih jalan-jalan untuk melepaskan sedikit penat yang dirinya alami, menikmati udara sejuk pedesaan yang asri. Mereka sudah mengunjungi pihak panti asuhan tadi dan semua sudah disepakati. Semoga berjalan dengan baik.
Mata Jimin tidak bisa berbohong akan kesedihan yang dirinya alami. Kehilangan anak dan calon istri secara bersamaan, bukankah ini menyedihkan. Bahkan sampai saat ini Jimin tidak faham akan alasan Aliya meninggalkan dirinya. Tidak ada pertengkaran antara mereka, bahkan semua baik-baik saja, hanya saja Aliya memang diam setelah kematian anak mereka. Dan jimin tidak tau jika kediaman itu akan membuat Aliya pergi dari sisinya.
Menenangkan diri? Bullshit apa harus pergi untuk menenangkan diri. Bukan hanya Aliya yang terluka Jimin juga, Jimin juga menantikan sosok anak yang Aliya kandung. Keduanya terluka, hanya saja waktu dan suasana benar-benar kacau saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Should Know, I'l Loving U ✔️
FanficYou Should Know! Me And You. + Keduanya berjalan dari jalan yang berbeda. Antara kelam dan kebahagiaan. Kenangan buruk menghantui dan membuat semua memudar. Antara hati yang terluka dan hati yang siap bahagia.