Happy Reading.
+
Jimin kembali dari Ilsan dengan gontai, entah kenapa perjalanan ini sangat melelahkan. Rasanya badan Jimin remuk semua dan ingin segera beristirahat. Sambil menyetir mobil Jimin terlihat sangat lelah. Melihat GPS dan mendengus. Jarak apartemen nya masih jauh, sekitar 30 menit lagi.
"Bisa mati konyol aku" Jimin tidak kuat jika harus menyetir sampai apartemen. Dan tiba-tiba otaknya terbesit apartemen Aliya. Jaraknya hanya kisaran 7 menit lagi. Opsi yang Jimin pilih adalah belok untuk menuju apartemen Aliya. Tidak ada yang bisa Jimin lakukan selain singgah, walaupun ujungnya nanti akan merindukan Aliya.
"Ayo untuk hari ini saja"
Tidak butuh waktu lama hingga Jimin sampai. Memakirkan mobilnya di basemen bawah lalu menuju lantai apartemen Aliya. Jimin benar-benar merasa pusing.
Menekan dial sandi apartemen Aliya dan masuk kedalam. Baru saja 1 langkah Jimin sudah merasakan sesak. Kerinduan itu membuncah hingga Jimin hanya bisa menghela nafas lalu menuju kamar Aliya.
Begitu membuka pintu kamar Jimin mendapatkan pemandangan yang tidak pernah dirinya duga. Wanita yang tertidur diatas ranjang itu. Mata Jimin mencoba meneliti diantara kelelahan yang dirinya rasakan.
"Aliya....."
"Ehgg ..." Lenguhan samar wanita itu menyadarkan Jimin jika memang itu Aliya. Langkah kakinya berat untuk mendekat tapi Jimin perlu memastikan jika itu Aliya. Perlahan, selangkah demi selangkah mendekat dan benar-benar sampai disana. Wajahnya bengkak dan merah. Kerinduan Jimin membuncah.
'jderr....' tiba-tiba petir menyambar dan langsung turun hujan deras. Suasana yang membuat siapapun rindu akan kehangatan.
Mata Jimin pedih hingga langsung merengkuh tubuh Aliya yang tertidur. "I love U"
"Huh?" Mata itu terbuka perlahan diantara kesadaran yang menipis. Antara pusing dan rasa mengantuk yang dirasa.
Samar-samar mata keduanya bertemu. "Sorry..." Suara lirih Aliya mengundang senyum tipis dari Jimin. "I know..."
+
"Maaf baru bisa menjenguk"
"Itu lebih baik dari pada kau tidak datang" ketus Hyorin pada Aliya dan Jimin yang datang berkunjung menjenguk anaknya. Hyorin melahirkan bayi perempuan, sekitar 3 Minggu yang lalu.
"Hyorin-ah..." Junho menegur Hyorin karena terlalu kasar, sementara Aliya dan Jimin hanya tersenyum simpul. Mereka mengerti.
"Kau jangan lari-lari lagi. Aku merasa gila jika kau hilang-hilang lagi"
"Never" itu adalah suara Jimin yang menyaut. Jimin tidak akan membiarkan Aliya pergi lagi. Itu janjinya, setelah melalui waktu itu mereka sama-sama jujur akan keadaan masing-masing dan Jimin setia mendengar apa yang Aliya ceritakan. Dari mulai perasaan takut, hampa, trauma dan semuanya. Beruntunglah keluarga Jimin masih dengan tangan terbuka menerima Aliya kembali. Walaupun Aliya sempat takut kembali karena merasa tidak pantas bersanding dengan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Should Know, I'l Loving U ✔️
Hayran KurguYou Should Know! Me And You. + Keduanya berjalan dari jalan yang berbeda. Antara kelam dan kebahagiaan. Kenangan buruk menghantui dan membuat semua memudar. Antara hati yang terluka dan hati yang siap bahagia.