Dewa mengeluarkan jarinya bersama saliva yang berada di dalam mulut Yoga, yoga hendak mengelapkannya ke bajunya dengan polos.
Tapi Dewa langsung menarik tangannya, Yoga menatap Dewa malu.
"Jangan, nanti baju lo kotor, itu es Cream nya mencair," tunjuk Dewa ke arah es Cream yang berada di tangan Yoga.
Yoga langsung menjilati Es Cream nya sampai habis.
"Ini Es Cream nya habisin nanti cair juga, ntar kalo gak habis gak gue jajanin lagi," Dewa mengembalikan kresek yang berisi Es Cream ke Yoga.
Ia sibuk menghabiskan Es Cream, sedangkan Dewa sibuk melihati tangannya yang masih basah dan baru sadar sesuatu menonjol di bawah sana.
"Yog," Yoga menoleh pandanganya langsung mengarah ke bawah.
"Gue pulang dulu nanti balik lagi kok," Yoga langsung memberikan sampah Es Cream nya ke dewa.
"Kenapa pulang?" Tanya Yoga yang heran.
"Lo gak liat," Yoga melihatnya sekali lagi.
"Oooo~ tapikan Bang Dewa gak habis nonton bokep?"
"Lo gak sadar apa kelewat polos, Nanti gue jelasinnya gue balik dulu," Dewa bergegas turun lalu pulang.
***
"Aaaaaaa~ gabut~ mana katanya balik lagi udah sore," Gumam Yoga berusaha menghilangkan keheningan.
"Ssttt, yog," Yoga melihat ke arah balkonnya, yang ditunggu tunggu datang juga, ia langsung menghampirinya lalu duduk kembali diikuti oleh Dewa.
"Kangen yah?"
"Gak"
"Yakin?"
"Yakin"
"Yaudah gue balik," Yoga langsung menarik tangan Dewa yang hendak berdiri.
"Jangan," Dewa kembali duduk.
"Tadi katanya mau jelasin," Sabung yoga.
"Katanya gak kangen, ya udah gue balik"
"KANGEN!"
"Sssuttt, berisik," Dewa membekap mulut Yoga.
Yoga menjilati telapak tangan yang menutupi mulutnya, dengan cepat Dewa melepasnya sebelum khilap lagi.
"Lo, lo mau gue pulang lagi apa?"
"Jangan"
"Yaudah jangan mancing mancing," Yoga bingung dan tidak mengerti apa yang dimaksud Dewa.
"Lo gak paham?" Ia langsung menggelengkan kepalanya.
"Ni yah gue jelasin, lo kan tau gue homo."
"Iya, emangnya kenapa?"
"Otomatis kan gue bakal tertarik sama cowok," Yoga menangguk.
"Lo masih inget kejadian yang pertama kali gue khilap kan?" Yoga menangguk lagi.
"Itu gara gara lo sendiri, kenapa lo kayak gitu di hadapan gue, kayak yang tadi, lo jilatin tangan gue, untung ada yang ngehalangin kalo gak abis dah lu," Yoga masih mendengarkan.
"Jadi gue mohon banget sama lo jangan lakuin hal yang aneh aneh di hadapan gue, gue gak bisa ngontrolnya, sekarang lo paham kan."
Yoga mengangguk mengerti, Yoga berdiri mencari laptop nya lalu memberikannya ke Dewa.
"Bang cariin video bokep"
"Buat apaan? gak, gak mulai kan lu gak mau gua."
"Cariin," Yoga menarik tangan Dewa.
"Gua bilang gak, ya gak."
"Cariin~ please~"
"Arghh lo," Dengan terpaksa ia mengetik dan mencari video yang dimakaud Yoga.
"Buat apaan?" Yoga menarik laptopnya menjauh dari Dewa.
Lalu menyetelnya, dan menontonnya sendirian.
"Heh! ngapain lo tonton," Dewa berusaha menarik laptopnya tapi tidak sampai.
"Yog matiin jangan ditonton," Yoga yang duduk depan laptop sambil ngangkang lalu membuka celananya memperlihatkan Jr mininya berdiri sempurna membuat Dewa tergoda.
Yoga memasukan tangannya ke mulutnya sendiri menirukan sesuatu yang ada di laptop.
'mampus mampus tadi kenapa gue kasih njig mana main solo arghh'
Mmhh enghh
Yoga mendesah, sambil mengocok miliknya sendiri.
Dewa yang melihat nya pun kembali tegang, ingin rasanya menggagahinya tapi terhalang teralis besi, hawa nafsunya menggebu gebu mendengarkan setiap desahan yang dikeluarkan oleh Yoga.
"Yog lu mau nyiksa gue? gak gini caranya Yog," Yoga merangkak menghampiri Dewa, lalu menarik tangannya setelah itu memasukan jari jarinya kedalam mulutnya.
Tangan satunya lagi Yoga masukan kedalam bajunya, membiarkan Dewa meraba raba nipple dan mencubit nya.
Sedangkan tangannya sendiri lanjut mengocok miliknya.
Yoga merasakan sensasinya, rasa yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
Awalnya ia hanya ingin mengerjai Dewa, tapi dia sendiri membutuhkan sesuatu untuk bisa mencapai klimaks nya.
Mmhh enghh emhh
Saat Yoga sudah mencapai puncaknya, Dewa langsung menutupi lubang yang akan mengeluarkan cairan putih itu.
"Engghh,, lepasin," Ia terus mencoba menyingkirkan tangan Dewa dari sana.
"Gimana enakkan rasanya? mancing mancing, enakkan sayang?" Tanya dewa memegangi kedua tangan Yoga.
"Lepasin aku pengen pipis"
"Gak gue lepasin, sampe sepuluh menit."
"Ah lepasin"
"Enakkan rasanya baby?" Yoga menggelengkan kepalanya.
"Gak enak, lepasin ahh Bang Dewa jahat."
"Siapa duluan yang mulai"
Lima menit berlalu, Yoga sudah sangat lemas.
"Lepasin enghh," Karna dewa orangnya tidak tegaan sama uke yang satu ini, ia pun melepasnya.
Akhhh
Semua cairan putih keluar begitu banyak dari sana sampai mengenai baju Dewa.
Yoga langsung terduduk dilantai, ia lega sudah mengeluarkan semuanya
Sekarang tinggal Dewa, tapi ia tak mau melakukannya di balkon, Dewa lebih baik melakukannya di rumah saja.
"Gimana udah lega," Yoga mengangguk.
"Yaudah gue pulang, besok gue balik lagi udah mau malem, jangan lupa beresin lantainya ntar ketauan."
Yoga mengangguk lagi
"Hati hati dijalan," ucap Yoga malu malu, membuat Dewa tersenyum.
"Iyah pasti"
Tbc
•
•
•Hehe aga sedikit berbeda dari ngen pada umumnya;)
Jangan lupa vote and komen~
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Night [bxb] TERBIT
Teen FictionYoga seorang anak yang polos dan imut memiliki kedua orang tua yang selalu menjaganya dari pergaulan bebas bertemu dengan dewa yang ditinggakan orang tuanya dan hanya memiliki satu adik laki laki yang ia punya, dewa anak yang tau segala nya tentang...