"Yoga~" panggil Vio teman baru Yoga.
Vio baru pindah 2 hari yang lalu, kebetulan ia kenal Yoga saat tersesat dan tidak tahu dimana ruangan guru berada.
Karena Yoga anggota osis, ia membantunya menunjukan jalan, dan sekarang mereka pun menjadi teman.
"Eh Vio, kan aku udah bilang tungguin di kelas ajah, emangnya kamu gak capek naik tangga?"
"Gak kok, biar sekalian olahraga, abisnya Yoga lama banget turunnya, jadinya aku samperin hehe," Yoga membereskan buku bukunya.
Kelas mereka berada di gedung yang sama tapi Vio berada di lantai satu sedangkan yoga berada di lantai empat jadi wajar saja Yoga yang harusnya nyamperin Vio, tapi kali ini malahan Vio yang nyamperin Yoga.
"Yaudah ayo"
"Emang Yoga udah selesai?"
"Ntar ajah, makan dulu udah laper," Yoga mengeluarkan kotak makannya.
"Kamu bawa bekel?"
"Iya, kamu mau?" Tanya Yoga.
"Mauuu! Aku blom pernah dibawain bekel sama Mamah," Vio mengambil kotak bekal milik Yoga.
"Tapi nanti jajanin aku"
"Sipp lah! Ayo turun," Tiba-tiba kotak bekal nya dirampas.
"Eh"
"Bang Dewa ngapain disini? balikin kotaknya," Yoga mengambil nya.
"Gak, gak boleh ada yang makan bekel lo selain gue," Dewa merampasnya kembali.
"Balikiin!! Bekelnya buat Vio tauk, bukan buat Bang Dewa."
"Gak, gak gue balikin," Dewa pun pergi membawa kotaknya.
Vio kebingungan
"Udah gak papa kok Yoga, Vio bawa uang jajan lebih mending kita jajan bareng ajah, dari pada ributin kotak makan."
"Bener gak papa Vio?" Vio mengangguk.
"Udah ayo keburu jam istirahatnya habis."
***
Di seberang meja sudah misuh misuh melihat mereka berdua.
"Yoga mau?" Vio menawari seblak yang ia makan, agar Yoga bisa mencicipinya.
"Mau," Yoga menyendok seblaknya menggunakan sendok yang sudah dipakai Vio.
Dewa menghampiri meja mereka, lalu mengembalikan kotak bekal milik yoga dengan tidak santai.
Brakkk
"Nih kotak makan lo, udah gue abisin," Jelasnya lalu duduk di samping Yoga.
"Yang bener dong balikinnya, jangan dibanting juga," Ucap Vio yang aga geram dengan tingkah Dewa.
"Suka suka gue lah."
"Dih," Vio mulai kesal tapi ia harus sabar, dan melanjutkan acara makannya.
"Yoga bagi tejusnya," Dewa langsung merampas tejusnya lalu menghabiskan nya.
"Iih! Kok dihabisin!" Kesal Yoga.
"Haus, tadi blom minum gue."
"Bentar ya Vio aku beli dulu," Yoga hendak berdiri tapi ditahan oleh Dewa.
"Kok lo yang beli, emangnya dia gak punya kaki sampe gak bisa beli sendiri."
"Aku beli sendiri ajah Yog, kamu lanjutin aja makan basonya," Vio langsung pergi membeli minum.
Yoga mendorong bahu Dewa dengan kesal.
"Bang dewa kenapa sih, ngajakin ribut mulu katanya suruh jauhin, giliran udah dijauhin malah begini, sana pergi jangan ganggu aku," Usir Yoga.
Dewa baru sadar dengan ucapannya waktu itu.
'arghh kenapa gue bilang kayak gituh!!!'
Vio kembali dengan membawa dua es cekek.
"Ini Yoga buat kamu," Ia memberikannya ke Yoga.
"Makasih Vio, ayo kita pindah ajah bawa seblak kamu," Ajaknya lalu meninggalkan Dewa disana.
"BANGSAT!! Awas lo yah!! Gue tandain lo Vio," Makinya lalu menendang meja.
Semua pandangan menuju ke arahnya melihat sumber suara, Dewa pun pergi dari sana.
***
"Yoga masih nungguin jemputan?" Tanya Vio yang berlari ke arahnya.
"Iyaa, aku masih nungguin jemputan," Motor sport berhenti di depannya, Yoga mengenali motor itu.
"Ayo buru naik," Ajak Dewa sambil membuka kaca helm nya.
"Gak mau"
"Naik! Gue disuruh bokap lu buruan," Bohongnya.
"Yoga duluan aja Vio juga bentar lagi dijemput, nah itu jemputannya udah dateng dadah yoga~" Jemputan nya sudah datang Vio langsung masuk kedalam mobil.
"Tuh dia udah dijemput ayo naik," Mau tak mau Yoga pun naik.
"Pegangan yang bener," Dewa menarik tangannya agar Yoga memeluk pinggangnya.
Mereka pun pergi
"Ini bukan jalan ke rumahku!"
"Iya emang bukan, ini jalan ke rumah gue."
"Turunin! aku mau pulang!"
"Gak, gak akan gue biarin lu turun."
"Aku lompat nih"
"Lompat aja kalo berani," Yoga hendak melepaskan tangannya dari pinggang Dewa tapi dihentikan.
"LO GILA YAH"
"GAK AKU MASIH WARAS," Jawab Yoga ikut berteriak.
***
Yoga memberikan helm nya, lalu nyelonong masuk kerumah Dewa, sudah seperti rumah sendiri.
"Dimana pian"
"Blom pulang dari kemah," Dewa menarik tangan Yoga menyeretnya masuk ke kamar.
Ia mendorongnya ke kasur, Yoga hendak bangun tapi ditahan oleh Dewa.
"Jangan kemana mana"
"Emangnya kenapa?" Tanya yoga bingung.
"Gue masih kangen sama lu, pokoknya gak boleh."
Dewa mendekati nya lalu mencium bibirnya dengan lembut, sambil memegangi tengkuknya.
Kalo boleh jujur Yoga juga merindukannya, sama seperti yang Dewa rasakan.
Dewa senang Yoga tak menolak ciumannya, ia mankin memperdalam ciumannya dan mencoba menerobos masuk mengabsen deretan gigi Yoga, mengajak lidahnya menari nari, tidak lupa memainkan nipple Yoga yang sudah mengeras.
Ia melepaskan lumatannya lalu memeluknya erat.
"Gue cemburu," Ucap Dewa.
•
•
•Tbc
Oks sekian terima kasih jangan lupa vote and Komen~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Night [bxb] TERBIT
Teen FictionYoga seorang anak yang polos dan imut memiliki kedua orang tua yang selalu menjaganya dari pergaulan bebas bertemu dengan dewa yang ditinggakan orang tuanya dan hanya memiliki satu adik laki laki yang ia punya, dewa anak yang tau segala nya tentang...