Fyi, ini adalah Special Part terakhir. Aku cuma nambahin tiga part aja, karena aku rasa gak perlu terlalu bertele-tele menjelaskan gimana Lia dan Fahrian akhirnya bisa kembali bersama.
🌷🌷🌷
"Lia, apa lo gak bakal ngasih celah sedikit ke Fahrian? Ini udah hampir 10 bulan. Udah nyaris setahun." Dea menatap Lia yang serius mendesain pakaian.
"Kamu gak ada kerjaan, De? Selain gangguin aku?"
"Buset, sejak kapan lo gini ke gue?"
Lia tak menjawab. Ia fokus pada pekerjaannya. Mengabaikan Dea yang kembali sibuk mengoceh mengenai Fahrian. Meski tak diberitahu pun Lia tahu kalau Fahrian sudah berusaha sekeras itu untuk mendekatinya, sebenarnya rasa bencinya sudah hilang. Tapi, rasa percayanya masih belum bisa diperbaiki.
"Kalau gitu, gue balik dulu deh. Lagian gue diusir sama lo," kata Dea dengan nada merajuk.
Lia berhenti mendesain, lantas menatap Dea. "Aku gak ngusir, aku ngingetin."
"Ya ya terserah lo deh."
"Gue pamit."
Lia mengangguk, kemudian kembali sibuk dengan pekerjaannya. Kali ini Amalia's Butik sudah kembali stabil. Walau sedikit susah mengembalikan kepercayaan pelanggan, pada akhirnya ia berhasil. Berkat usaha dan kerja kerasnya.
Meong!
Suara kucing membuat Lia berhenti mendesain. Ia menatap ke sekeliling. Tapi, tak ada apapun. Kemudian tatapannya berhenti pada Fahrian yang entah sejak kapan sudah berada di ruangannya sambil memegang kucing, tapi kucing itu sedikit dimajukan. Sedangkan kepalanya menatap ke arah lain.
"Ini kucing buat lo."
Lia beranjak. "Kalau takut kenapa kamu yang bawa ke sini? Kenapa gak suruh orang aja."
"Gak, gue mau taklukin rasa takut ini. Demi lo."
"Okey, cukup basa-basinya aku capek. Kamu bisa keluar. Bawa juga kucingnya."
Mendengar perkataan Lia membuat Fahrian terdiam. Ia berjongkok. Lantas melepaskan kucing itu. Ia menatap Lia. "Lo gak ngasih gue kesempatan?"
"Enggak."
"Apa sesusah itu?"
Lia tersenyum pahit. "Iya, kepercayaan yang dirusak gak mungkin semudah itu kembali lagi."
🌷🌷🌷
"Jadi, ada apa kamu kemari Nak Fahrian?" tanya ayah Lia.
Fahrian meremas tangannya gugup. "Saya berencana untuk meminang Lia."
"Apa Lia setuju?" tanya Bu Aisyah.
Fahrian mengulum bibirnya. Lantas menggeleng. "Belum, tapi saya akan berusaha untuk membujuk Lia. Setidaknya saya sudah meminta izin kepada bapak dan ibu."
Bu Aisyah mengangguk. "Jangan paksa Lia, ya. Dia bisa aja semakin gak suka."
Fahrian mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry and Thanks 2 [TAMAT]
General Fiction(SEQUEL SORRY AND THANKS) [Disarankan membaca cerita 'Sorry and Thanks' dulu] Luka, air mata, dan sesak menggerogoti hati Amalia. Perasaan cintanya seolah hilang tak berbekas ketika Fahrian datang hanya memberikan luka yang amat menyakitkan. Bagaim...