Jungkook meminta Namjoon datang, menelpon dokter seraya bergegas memeriksa keadaan Taehyung. Laki-laki itu hanya diam, dengan wajah nya yang sudah memucat tak karuan.
"Kenapa kau tidak mengatakan nya padaku?"
"Aku berpikir, seharusnya kau menyadari keberadaan anak mu sendiri." Jawab Taehyung.
"Itu terlalu dini, untuk aku bisa merasakan keberadaan nya!"
Benar, seharusnya Jungkook tahu jika dalam diri Taehyung sedang tumbuh darah daging nya! Sebagai seorang alpha sejati, tanda-tanda kehamilan omega bisa terdeteksi oleh mate nya sendiri. Bahkan di banyak kasus, alpha lain bisa mengetahui aroma berbeda pada seorang omega yang tengah mengandung.
Namun sepertinya, tanda kehamilan Taehyung masih terlalu dini. Usia kehamilan omega itu masih terbilang baru, dan sulit untuk di kenali. Bukan hanya Jungkook, Namjoon sendiri sebagai seorang alpha tidak menyadari laki-laki itu tengah berbadan dua.
Clek!
"Jungkook, haruskah kita membawa Taehyung ke kamar yang lain?"
Tanya Namjoon, seraya membuka pintu kamar itu. Bukan apa-apa, bau ruangan itu penuh dengan aroma lendir percintaan keduanya. Feromon yang menguat, dengan ranjang juga sekeliling kamar itu yang terlihat begitu kacau.
"Biar aku bantu." Ucap Namjoon, seraya hendak mendekat ke arah tubuh Taehyung.
Srek!
Jungkook menahan lengan itu yang hendak mendekat ke arah omeganya, mencegah niat baik Namjoon yang mungkin ingin membantu memindahkan omega itu.
"Tidak perlu, aku bisa memindahkan nya sendiri."
Membalut tubuh Taehyung dengan selimut tebal, dia menutupi seadanya dan menggendong tubuh laki-laki itu. Membawa Taehyung ke kamarnya, tempat dimana omega itu tinggal selama berada di mansion ini.
Namjoon terdiam, dia meminta para maid rumah itu untuk membenahi kamar Jungkook. Semua kekacauan, juga bau lembab yang begitu menusuk hidung setelah pertempuran Jungkook dan Taehyung di lakukan.
Ceceran darah di ranjang sang pemimpin organisasi mafia terlihat begitu segar, para pelayan rumah bekerja sangat keras untuk kembali membuat kamar bos besar mereka bersih seperti semula.
Di tempat lain, Seokjin yang masih terikat di sebuah ruangan terlihat tak sadarkan diri. Wajah nya di penuhi lebam kekerasan, dengan mulut tersumpal kain sapu tangan milik Namjoon.
Dokter yang Jungkook minta untuk datang, telah sampai dan mengikuti pengawal Jungkook berjalan. Menunjukkan arah kemana dia harus sampai, dan memeriksa pasien yang mungkin bukanlah orang sembarangan.
Ini bukan kali pertamanya. Imelda, wanita yang sempat menjalin kasih dengan Jungkook itu telah menjadi dokter kepercayaan bahkan sejak Taehyung belum datang.
Gadis itu tau apa profesi Jungkook, tau betul bagaimana orang orang seperti Jungkook mendapatkan luka dan butuh pengobatan medis.
Tidak bisa sembarang membawa orang-orang kepercayaan Jungkook ke sebuah rumah sakit, Jungkook sendiri yang dulu meminta Imelda untuk menjadi dokter pribadinya. Dan benar! Gadis itu kini tengah berjalan di koridor mansion megah sang ketua mafia.
"Di dalam?"
Tanya Imelda, pada Namjoon yang hanya membalas dengan anggukan. Membuka pintu kamar itu, melihat Jungkook yang tengah berdiri memunggungi kedatangan nya. Menatap ke arah luar, gorden kamar itu terbuka di tengah gelapnya malam.
"Jungkook—"
"Urus saja dia, aku memanggil mu kemari untuk itu!"
Imelda meminta tas yang dia bawa, pekerja Jungkook tentu membantu menyiapkan peralatan medis nya. Taehyung yang tengah terpejam, matanya menutup rapat efek obat pereda pendarahan yang lebih dulu Jungkook berikan.