Malam menjelang pagi, Jungkook baru kembali ke dalam mansion megah nya. Dengan membawa seorang wanita, untuk memuaskan hasrat Jungkook malam ini.
Namjoon sudah lebih dulu berada di dalam kamarnya, mansion megah ini menjadi tempat tinggal mereka bersama, tidak terkecuali sosok Yoongi.
"Jungkook."
Langkah kakinya terhenti, melirik pada sumber suara yang memanggil namanya. Jungkook memastikan, apalagi yang saat ini ingin Yoongi sampaikan.
"Kau kembali membawa seorang omega murahan ke dalam rumah ini?"
Tegur Yoongi, melirik pada omega yang saat ini berada tepat di sisi Jungkook.
"Dia tamu ku, jaga bicara mu."
"Pagi pagi buta begini, aku tidak mau menerima tamu di dalam rumah ini."
"Bicaramu, kau pikir kau siapa?"
Yoongi berjalan mendekat. Menatap sorot mata Jungkook, bergantian mengintimidasi tatapan mata wanita omega yang malam ini Jungkook bawa. Sungguh, Yoongi hanya tidak mau Jungkook semakin rusak karena kegilaan nya dalam menyiksa.
"Tuan Jeon Jungkook yang terhormat, jika kau lupa? laki laki hebat seperti mu pun tidak akan bisa berdiri tanpa adanya diriku." Sarkas Yoongi yang kian membuat Jungkook mengepalkan kedua tangan nya.
Bugh!
Pukulan itu menghantam kuat tulang pipi Yoongi. Terhempas beberapa langkah, Yoongi kembali berdiri tegap mengangkat tatapan nya di hadapan Jungkook.
"Jangan kurang ajar kau, menjadi orang kepercayaan ku, bukan berarti kau bisa berlaku seenaknya di hadapan ku."
Mengepalkan tangan nya, Yoongi hendak memukul rahang tegas Jungkook. Hanya saja, ada beberapa peraturan yang harus dia taati di dalam kehidupan nya ini. Kedudukan Jungkook tidak tertandingi, bahkan seinci kulit nya saja tidak mungkin Yoongi sakiti.
Jungkook kembali melangkah, membawa masuk wanita itu ke dalam ruangan yang selalu Jungkook gunakan untuk mengeksekusi barang bawaan nya. Yoongi membalik tubuhnya, melihat sosok Namjoon yang tengah duduk dengan menggunakan piyama tidur.
"Kalian berdebat lagi?"
"Kau lihat? Urus adikmu itu!"
Yoongi berjalan pergi, dengan tulang pipinya yang terlihat sedikit memar. Namjoon menggeleng kecil, memang benar jika Jungkook sudah dia anggap seperti adiknya sendiri. Mereka berdua adalah laki laki yang sama sama keras kepala, tidak mudah berada di antara keduanya. Namjoon merasa begitu lelah.
Di sisi lain, Jungkook melemparkan tubuh wanita itu di atas ranjang tempat dia memuaskan hasrat seksual nya. Mengikat beragam simpul, wanita itu menahan nyeri dalam setiap ringisan nya.
Langkah demi langkah dia lakukan, hingga wanita itu sepenuhnya tersiksa dengan tubuh yang menjadi objek fantasi Jungkook. Memukul, memasukan vibrator hingga mengikat kedua lengan juga kaki wanita tadi.