Hari menjelang pagi, Namjoon yang baru kembali setelah mencari toko obat yang buka di jam malam akhirnya datang.
Dengan menggenggam tas kecil berisikan obat yang Imelda resep kan, Namjoon berjalan menuju kamar tempat Taehyung berada.
Baru saja pintu lift terbuka, Namjoon melihat sosok Jungkook yang berjalan dari arah kamar Taehyung berasal. Menghisap cerutu nya, Jungkook tampak menggenggam selembar kertas yang tidak Namjoon ketahui isinya apa.
"Jungkook, aku akan memberikan obat ini pada Taehyung." Sapa nya, meski tampak tak di hiraukan.
"Buang saja!"
"Tapi—"
"Buang! Omega sialan itu pergi, dan menggali kuburan nya sendiri."
Namjoon tentu saja terkejut, apa maksudnya? Taehyung pergi? Tapi kemana?
Monolog dalam pikiran Namjoon terus berputar, sampai akhirnya Jungkook memasuki pintu lift itu dan menyisakan Namjoon yang masih berada dalam kebingungannya.
Menghilang dari hadapan Namjoon, dibalik pintu lift itu Jungkook tampak mengepalkan kedua tangannya. Meremat selembar kertas yang Taehyung berikan padanya, Jungkook belum sempat membaca apa isi surat dari omega itu.
"Masalah apa lagi ini."
Gumam Namjoon, menggeleng kecil seraya melemparkan tas kecil berisikan obat-obatan yang sempat Jungkook pinta.
Mengingat Seokjin yang masih setia dia ikat, Namjoon tidak datang kesana. Memilih kembali ke kamarnya, Namjoon memejamkan mata dengan mengistirahatkan tubuhnya yang semalaman ini terus terjaganya.
Di tempat lain, Jungkook yang berdiri di dalam kamarnya tengah menatap selembaran kertas itu. Tepat di sudut jendela kamar, dengan gorden yang terbuka lebar Jungkook mulai membaca isi surat itu perlahan-lahan.
***
Jungkook, apa kau tengah mencari ku? Jika kau menemukan surat ini, aku pastikan aku sudah pergi jauh dari hidup mu.
Kau marah? Apa kau berkeinginan untuk mencari, lalu membunuh ku?
Kau telah membunuh anakku! Berhenti membunuh setiap orang yang tidak sejalan dengan pemikiran juga keinginan mu.
Cukup sudah! Anggap saja, kematian anak kita (kau dan aku) sebagai penebus dosa kedua orang tuanya.
Jika semua kawan-kawan ku masih hidup sampai detik ini, bisakah aku mengajukan permintaan?
Lepaskan mereka Jungkook, kumohon lepaskan mereka kali ini dan biarkan kami hidup jauh dari bayang-bayang mu.
Bisakah kau kabulkan itu? Anggaplah ini permintaan terakhir ku di hidupmu. Sebagai ganti, karena aku yang telah kehilangan anak ku. Kumohon..
Taehyung~
***
Jungkook meremat kuat kertas itu, membuangnya ke sembarang arah dan melemparkan sebuah guci hingga pecah menghantam dinding kamarnya.Nafasnya memburu, melihat ke arah jendela yang kini menampakkan sinar matahari pagi. Jungkook melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu, mencari beberapa pekerja juga orang-orang kepercayaan nya.
Entah apa yang kali ini akan dia lakukan, dia terus berjalan hingga berujung sampai di sebuah ruangan cctv. Meminta pekerjanya memutar rekaman beberapa jam yang lalu, Jungkook memperhatikan gerak langkah seorang omega yang berjalan keluar dari area mansion nya.
Itu Taehyung! Tampak wajah yang begitu kacau, dengan kulit yang terlihat begitu pucat dia terus berjalan tertatih sampai akhirnya kamera pengawas Jungkook tak mampu lagi merekam gerak tubuhnya. Emosinya kian meledak, melihat Taehyung pergi dalam keadaan seperti itu membuat Jungkook kian tidak terkendali.
