19。

5.4K 617 66
                                    

Malam ini, semua orang yang ada di apartemen Taehyung tengah pergi mengerjakannya misi yang sudah Seokjin terima. Menyisakan Omega itu, Taehyung tengah membaca buku dengan di temani segelas susu.

"Jadi laki-laki ini meninggalkan kekasihnya?" Gumam Taehyung, saat membaca kisah di dalam novel itu.

Kakinya bersandar pada lutut seseorang. Matanya mengantuk, namun Taehyung enggan tertidur sebelum mendapat kabar dari kawan-kawannya yang tengah bekerja hingga larut malam begini.

"Sudah, ayo simpan buku mu." Ucap laki-laki, yang kini menemani Taehyung di apartemen itu.

Min Jae menarik buku yang Taehyung genggam, menyita benda itu seraya menyimpannya jauh dari jangkauan Taehyung. Seokjin yang meminta, bahkan Hoseok dan Jimin mempercayai keselamatan Omega mereka saat menitipkannya pada Min Jae.

"Hey, tapi aku masih ingin membaca." Rengek Taehyung.

"Bisa di sambung besok, ini sudah larut malam."

Min Jae membantu Taehyung untuk bangkit, menggenggam lengan Omega itu untuk sekedar membantunya berjalan. Selalu begini, selama Taehyung mengandung Min Jae dengan sukarela menemaninya kala kawan-kawannya yang lain tengah pergi bekerja.

Sampai di depan pintu kamarnya, Taehyung yang hendak masuk terdiam sesaat kala cahaya kilat menembus sela-sela bangunan apartemen mereka.

"Kau masuk, aku akan tidur di ruang tengah. Jika butuh sesuatu, telpon saja dan jangan keluar dari kamar mu." Ucap Min Jae.

Taehyung membuang nafas lelah, hampir semua orang memperlakukannya begini. Ayolah! Taehyung hanya mengandung, bukan mengidap penyakit mematikan.

"Aku seperti orang cacat, semua yang akan aku lakukan di atur oleh kau juga kawan-kawan ku yang lain."

"Itu demi kesehatan, juga keselamatan mu dan bayi ini."

"Aku tahu, tapi memang tidak ada yang terjadi padaku. Kalian terlalu berlebihan."

"Ya terserah, masuk tidur dan beristirahat lah."

"Okey."

Taehyung memasuki kamarnya, menutup pintu kamar itu sesaat setelah lambaian tangan Min Jae. Laki-laki itu sungguh akan tidur di ruang utama, dia akan melakukan hal itu dan menunggu hingga semua teman-teman Taehyung datang.

Di dalam kamarnya, Taehyung duduk di tepian ranjang dengan menatap sebuah foto. Hasil usg bayinya 3 hari yang lalu, itu di temani oleh Seokjin dan Hoseok kala Taehyung memeriksakan keadaan makhluk mungil tersebut.

"Apa kau sudah tidur? Kau bisa tidur tidak?" Tanya Taehyung, seraya mengusap perutnya yang sedikit membuncit.

"Hey, besok kau ingin bermain? Mari ajak paman Min Jae untuk membawa kita berjalan-jalan setelah toko rotinya tutup. Bagaimana ide ku?"

Taehyung memang selalu mengajak gumpalan darah yang hidup dalam rahimnya itu setiap malam. Sebelum, atau saat dia terbangun pagi itu adalah hal wajib yang tidak akan dia lewati.

"Oke baik, jadi kita harus beristirahat—"

Huek! Huek, huek.

Taehyung menutup mulutnya, mual itu datang tak tertahankan dan tanpa sengaja memuntahkan susu yang sudah Taehyung minum. Di atas karpet kamarnya, Taehyung berusaha meraih ponsel yang kini berada tidak jauh di atas meja sana.

Perutnya terasa begitu mual, dia menekan nomer telpon Min Jae untuk mengatakan kondisinya saat ini. Nada tersambung itu masih berdering, kemana dia? Kenapa lama sekali mengangkat telponnya pikir Taehyung.

"Hallo?"

"Aku, a-aku— huek."

Tut, tut, tut.

My AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang