Kini Airin sedang menunggu jemputan dari supir Ezra.
"Lama banget sih, gatau panas apa," gerutu Airin.
"Airin." Panggil Gio, teman sekelasnya.
Airin menoleh menatap Gio lalu tersenyum ramah. "Gio toh, kenapa?"
"Kamu belum dijemput?" Tanya Gio.
Airin menggeleng pelan. "Belum, mungkin bentar lagi sampe." Jawab Airin.
"Mau bareng aku aja? Jemputanku udah sampe." Tawar Gio namun ditolak oleh Airin.
"Nggak usah deh, nanti pas aku ikut kamu malah jemputanku dateng, kan kasian." Balas Airin.
"Kalo gitu biar aku temenin kamu disini." Ucap Gio.
"Eh, gak usah. Kamu pulang duluan aja, kan katanya udah dijemput." Ucap Airin.
"Gapapa, supirku juga gak keberatan kok kalo kusuruh nunggu benta, toh katamu jemputan kamu bentar lagi dateng." Balas Gio.
"Yaudah deh."
Omong-omong, Gio ini siapa ya di novel? Dia keliatan kayak deket banget sama Airin, tapi sepanjang aku baca ceritanya sih gak ada. Mungkin figuran kali ya?
Saat sedang asik mengobrol, tak lama kemudian mobil Ezra sampai.
"Airin." Panggil Ezra dari dalam mobil sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela.
"Eh, aku udah dijemput, makasih ya udah ditemenin. Kalo gitu aku pulang duluan ya." Pamit Airin.
"Iya." Balas Gio sambil tersenyum.
Airin pun membalas senyuman Gio lalu bejalan menuju mobil sambil melambaikan tangannya pada Gio.
Saat membuka pintu mobil, Airin langsung dihadapkan dengan wajah Ezra yang sangat dekat dengan wajahnya.
Alhasil Airin terkejut sambil masih memegang pintu mobil sambil berdiri dan Ezra yang mendekatkan wajahnya sambil duduk.
"Airin punya pacar?" Tanya Ezra sambil tersenyum sedikit... Seram?
"Tentu saja tidak, tuan muda, saya masih terlalu kecil untuk pacaran, umur saja baru enam tahun." Jawab Airin.
Ezra masih tidak bergerak, tak lama kemudian Ezra pun menjauhkan wajahnya dari Airin sambil tersenyum manis.
"Betul banget, kamu masih terlalu kecil buat pacaran. Ayo sini masuk." Ucap Ezra sambil menepuk kursi yang ada disebelahnya.
Airin pun masuk dan duduk disamping Ezra. "Tapi Airin, seandainya kamu udah besar pun kamu tetep gak boleh pacaran." Ucap Ezra.
"Kenapa?" Tanya Airin.
"Karna aku gak ngijinin." Jawab Ezra sambil tersenyum.
"Kenapa? Bukannya kalo udah besar tuan muda juga akan pacaran? Omong-omong, saya jadi penasaran gimana paras kekasih anda, pasti akan sangat cantik." Ucap Airin.
"Tentu saja, pacarku pasti bakal sangat cantik." Balas Ezra sambil tersenyum sangat manis pada Airin.
'kenapa ini?' batin Airin.
"Ehem, maaf menyela tuan muda. Kekasih anda pasti akan sangat cantik, karena anda akan berpacaran dengan orang yang setara dengan anda. Anda tidak mungkin dan tidak boleh berpacaran dengan anak yang derajatnya lebih rendah daripada anda." Ucap sang supir.
Ezra menatap supir itu, lalu melirik ke arah Airin dan kembali menatap supir sambil tersenyum layaknya anak kecil.
"Kan terserah aku mau pacaran sama siapa aja. Paman supir gak usah ikut campur deh," Ucap Ezra.
Supir itu tersenyum kaku lalu kembali meneruskan pekerjaannya.
Sedangkan Airin tertidur karena lelah, sialan badan kecilnya ini bikin cepet capek.
Ezra tersenyum hangat sambil menatap wajah Airin yang tertidur, semua itu tak luput dari pandangan sang supir.
Sejak ia menjalankan mobilnya ke sekolah Airin dan melihat Airin sedang mengobrol bersama seorang anak laki-laki. Suasana mobil yang mencekam semakin mengerikan.
Sang supir awalnya hanya berfikir kalau Ezra hanya anak-anak yang suka menempeli temannya, tapi setelah sekian lama dan sampai hari ini akhirnya ia sadar.
Ternyata Ezra bukan suka menempeli orang yang dianggap temannya.
Sepertinya ia harus melaporkannya pada orang tua Ezra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Became A Male Lead Servant
Teen Fictionterperosot ke selokan jadi pindah ke dalem novel? mana jadi pelayan pula, dosa apa aku astaga.