Ges, karna aku suka up cerita sesuka hatiku, jadi mending ditentuin aja kali yak berapa kali?
Berapa kali seminggu enaknya? 1? 2? 3? Ato tiap hari?
Woish, tidack bisa setiap hari muehehe.
Buat jamnya, yang pasti dan udah pasti itu yah malem. Aku pasti bakalan up pas malem diatas jam 10 pokoknya kadang subuh juga bisa, jadi jangan ditungguin gak baik begadang.
Karna aku jam segitu lagi aktif aktifnya main game sampe pag- eh maksudnya nulis cerita sampe pagi.
Spoiler dikit.... Gajadi, gatau apa yang mau di spoilerin. Langsung aja, selamat membaca~
Airin termenung di mejanya sambil memperhatikan guru ekonomi yang sedang mengajar.
Ngeliat angka-angka gitu, gatau kenapa otaknya jadi lambat menyerap.
Nada yang menoleh menatap Airin yang sedang melamun sambil menahan kepalanya menggunakan tangannya. Tangan nada langsung menyentak tangan Airin yang sedang menahan kepalanya membuat kepala Airin terjatuh ke meja.
"Sialan lo!" Umpat Airin pelan.
Sedangkan nada menutup mulutnya menggunakan tangan sambil menahan tawa. "Komuk lo anjir!"
"Ada masalah apasih lo sama gue?!" Sewot Airin.
"Lo tuh ngapain ngelamun mulu bego, udah bego makin bego ntar lo kalo gak merhatiin pelajaran." Hina Nada.
"Alaahh, gaya lo! Dua belas dikali tujuh berapa?" Tanya Airin.
"Alaahhh, enam lima!" Jawab Nada cepat. "Eh bener gak sih?"
"Pelajaran anak sd aja lo dibawah kkm anjir," hina Airin.
"Reflek, gugup gue." Balas Nada. Lalu tangan nada gak sengaja kena tangan Airin. Mereka berdua saling menatap lalu langsung memalingkan wajah sambil menahan tawa. Walaupun tubuh mereka kini bergetar karna nahan tawa.
"Itu yang dibelakang ngapain ketawa-ketawa sendiri? Paham materinya nggak?" Tanya guru ekonomi tiba-tiba.
Airin dan Nada sontak menegakkan badannya. "Paham bu." Bohong, padahal merhatiin aja nggak.
"Kalian udah SMA, tolong jangan main-main." Setelah itu guru ekonomi melanjutkan penjelasannya kembali.
•••
Ezra sedang berada dikelas sambil menatap ponselnya, menghiraukan teman-temannya yang lagi main domino.
Yah selama beberapa bulan sekolah disini, Ezra punya beberapa temen deket.
"Ayo main, Zra. Daritadi ngeliatin hp mulu. Liatin apaan sih?" Tanya Tora sambil berusaha mengintip ponsel Ezra. Tapi kalah cepet karna udah dimatiin duluan sama Ezra.
"Ikut." Ucap Ezra setelah mematikan ponselnya.
"Naahh, gitu kek daritadi." Seru William lalu mengumpulkan dominonya.
Saat hendak membagikan, gerakan William terhenti ketika Ayara tiba-tiba datang. "Aku boleh ikut main gak?" Tanyanya sambil berdiri disamping Ezra.
William yang mendengar itu lantas tersenyum canggung lalu menggaruk belakang kepalanya. "Emang lo bisa main?" Tanyanya.
Ayara memiringkan kepalanya sambil berpikir. "Tau kok!"
William meragukan jawaban Ayara, matanya melirik teman-teman meminta jawaban.
"Gausah ikut kalo lo pura-pura tau cara mainnya gimana, kita males nungguin lo yang gak ngerti cara mainnya gimana ntar kalo udah dimulai." Ucap Stefano yang sedari tadi diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Became A Male Lead Servant
Teen Fictionterperosot ke selokan jadi pindah ke dalem novel? mana jadi pelayan pula, dosa apa aku astaga.