Extra Part🍰

16.8K 1.6K 87
                                    

Ezra dan Airin masih tertidur walaupun matahari mulai naik.

Bruk!

"Mama, papah, banguuunnn," Julia melompat diatas kasur orang tuanya. Tapi dia juga harus hati-hati biar adik kecilnya gak kena injek.

"Anguunnn," ucap Rey diatas dada Airin sambil menepuk pipi mamanya.

Ezra dan Airin sudah terbiasa seperti ini. Airin langsung mendudukkan badannya lalu mencium kening kedua anaknya.

"Kak, jangan lompat-lompat nanti kamu tingginya ngelebihin mamah. Nanti mamah iri gimana?" Airin menatap jengkel Ezra. Baru bangun udah ngajak berantem.

"Papah, mamah, morniiinggg," sapa Julia ceria sambil memeluk leher kedua orang tuanya.

"Morning sayang," Ezra dan Airin mencium pipi anak perempuannya itu. Si kecil juga gak mau kalah. Dia menepuk dada Airin. "Amaaa, apaaa, oniinnn," sapanya.

"Aaaaa lucunyaaaaaa," pekik Airin. "Morning juga jagoan mamah," Airin mencium pipi Rey.

"Morning juga sayang," Ezra mengunyel unyel pipi Rey.

"Pah, mah, hari ini jadi pergi jalan-jalan gak?" Tanya Julia. Ezra mengangkat Julia lalu memangkunya. "Jadi dong, Julia mau kemana?"

"Ayo ke pantaaiiii," ucap Julia semangat.

"Okay, lets goooooo!!!" Semangat Airin sambil mengangkat tangannya.

"Lets gooooo!!!" Sahut Julia sambil mengangkat tangannya.

"Goooooo!!" Dan jangan lupain, si kecil juga ikut menyahuti sambil mengangkat kedua tangannya.

•••

"Wiiihhh, mah, pah, ayo berenang!!" Ajak Julia semangat.

Airin tertawa pelan melihat semangat putrinya. "Sama papah aja ya? Mamah main di pinggir aja sama Rey," ucap Airin.

Julia mengangguk. "Iya, mamah sama adek main di pinggir aja. Adek masih kecil, pasti takut." Ucap Julia dan mendapat protesan dari Rey. "Ndaaaaaaa!!" Ucap Rey sambil melotot ke arah Julia.

"Apa? Apa? Berani kamu sama kakak??" Tanya Julia sambil mengangkat dagunya.

Ezra menarik kepala Julia mundur. "Jangan digangguin terus dong adiknya, kak." Ucapnya.

"Iyaa, pah."

"Yaudah sana renang, mamah mau main pasir aja sama adek." Ucap Airin. Suami istri itu pun terpisah dengan kegiatannya masing-masing.

Airin mendudukkan Rey di pangkuannya. "Nah, sekarang Rey mau bikin apa? Bikin gunung aja ya? Mamah gak bisa bikin istana. Soalnya mamah bukan tukang bangunan." Ucap Airin.

"Ununnng," Rey bertepuk tangan senang.

Airin mulai menumpuk pasir agar menjadi gunung. "Rey suka gunung nggak?" Tanya Airin.

Rey tidak menjawab, hanya membuka nutup mulutnya lalu tertawa, membuat 2 giginya terlihat.

"Iiihhh imut banget sih anak mamaaaahh!!" Airin menggesekkan pipinya ke pipi Rey.

"Hai, Rin."

Airin mendongak menatap seorang pria. Siapa dah nih orang?

"Siapa ya?" Tanya Airin sambil mengerutkan alis.

Pria itu tersenyum. "Aku temen sd kamu." Ucapnya.

"Lahya temen sd itu siapa? Udah berpuluh-puluh taun ini. Mana inget."

"Gio." Airin terkejut mendengarnya. "Oalaahh, Gio toh. Tak kirain cowok modus yang mau minta nomer hp." Ucap Airin sambil tertawa.

Gio ikut tertawa pelan. "Kamu apa kabar?"

"Baik dong, kamu sendiri gimana?" Tanya Airin.

"Baik kok. Udah punya anak aja nih,"

Airin tersenyum. "Iya dong, gimana? Lucu kan?" Tanya Airin sambil mencubit pipi Rey.

"Iya lucu, kayak ibunya." Airin tertawa pelan, candaanmu lucu kok bang.

Sedangkan di sisi lain, Julia lagi lomba lama-lamaan tahan nafas dalem air sama papahnya. Tapi julia ngangkat kepalanya duluan dan biarin Ezra tetep nahan nafas di bawah air.

Julia menajamkan pandangannya saat melihat mamahnya lagi ngobrol sama cowok. Julia langsung menepuk berkali-kali bahu Ezra agar papahnya itu bangkit.

"Pah, pah, pah!! Danger pah!!" Ucap Julia.

Ezra menaikkan kepalanya ke permukaan air. "Apa? Apa? Kenapa???"

"Itu loohh, mamah lagi digodain cowookk!!!" Tunjuk Julia.

"Heh! Yang bener kamu??!" Ezra mengikuti arah yang ditunjuk Julia. Dan benar saja, disana terlihat Airin yang lagi haha hihi sama cowok.

Wah, gak bisa dibiarin nih.

"Julia, ayo kita selametin mamah." Ucap Ezra.

Julia memakai kacamata renangnya. "Yes, sir!!"

Ayah dan anak itu berenang menuju tepi pantai dimana Airin dan Rey berada.

"Sayaaanggg," "mamaaaahhh,"

Airin dan Gio mengalihkan pandangannya. "Sayang, udah selesai renangnya?" Tanya Airin.

"Siapa?" Tanya Ezra tanpa menjawab pertanyaan Airin.

"Oohh, ini loh Gio. Temen sd ku dulu itu loohhh," jelas Airin.

"Ngapain kesini?" Tanya Ezra ke Gio.

"Nggak kok, cuman mau nyapa aja." Ucap Gio sungkan.

"Om jangan ambil mamah ya, nanti papah stres kalo sampe mamah diambil." Peringat Julia.

Gio tertawa. "Nggak kok, om cuman nyapa doang." Ucap Gio. "Yaudah Rin, aku pergi duluan ya." Pamitnya.

"Iyaa,"

"Dih, apaan aku kamu aku kamu," ketus Ezra. "Duh, jadi males renang gini nih." Ucap Ezra sambil menyenderkan kepalanya di bahu Airin.

Julia ikut mendudukkan dirinya di depan kedua orang tuanya. "Iya nih, main pasir aja." Ucap Julia. "Ini bikin apa sih? Rumah semut?" Tanya Julia lalu dengan santainya anak itu meratakan gunung buatan Airin.

Dan hal itu membuat Rey berteriak. "Ununng eeeyyyyyy!!!" Teriaknya lalu menangis.

Detik kemudian, satu keluarga itu kelimpungan membuat kembali gunung yang lebih besar agar si boncel gak nangis lagi.

___________

Tuh aku bikinin extra part.

Btw guys, gimana kalo aku bikin cerita selang seling? Jadi kalo transmigrasi (fantasi) selesai, ganti real life. Gitupun sebaliknya.

Biar gak boring, dan akunya bisa mikir cerita selanjutnya enaknya kek gimana kek gimana gitchu...

Btw, kalo soal transmigrasi, kalian lebih suka yang dari bocil atau langsung pas gede aja??

Became A Male Lead ServantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang