Airin lagi ada di kamar Ezra. Gatau kenapa, makin hari si Ezra nih makin nempel sama Airin. Kalo gini kan Airin jadi seneng hehe.
"Ngomong kek, udah setengah jam kita cuman dengerin suara ac doang," ucap Airin.
"Ngomong apa?"
"Apa gitu, yang bisa diomongin panjang."
"Lubang sedotan ada berapa?" Tanya Ezra.
"Satu." Jawab Airin.
Ezra langsung menoleh cepat ke arah Airin. "Kok satu sih? Dua lah!"
"Kok bisa dua? Jelas jelas satu!"
"Kalo lubangnya cuman 1, gimana caranya kamu nyedot airnya?!"
"Yah itu kan satu sedotan, lubangnya itu satu! Kan langsung seluncur gitu kan, jadi lubangnya cuman satu dong!"
"Trus kalo sedotan itu lubangnya satu, gelas lubangnya berapa?! Nggak ada lubang gitu?!"
Lah kok jadi berantem...
"Yah kalo gelas lubangnya satu!"
"Yaudah berarti kalo sedotan itu lubangnya dua kan?!" Airin diem, lagi mikir ceritanya.
"Eh, iya juga ya." Airin menggaruk kepalanya malu. "Lagi nggak fokus tadi, wajar."
"Alaahh alesan, padahal tadi nyolot banget bilang kalo sedotan itu lubangnya satu,"
"Dih, yaudah sih kok sewot!" Sinis Airin.
Ezra tertawa gemas lalu memeluk kencang kepala Airin. "Kamu kenapa lucu sih?"
"Ya mana aku tau, udah lepas. Aku mau tidur." Ezra melepaskan pelukannya.
"Iya," Ezra mendekatkan wajahnya lalu mencium pipi Airin. "Mimpi indah, sayang." Bisiknya.
Airin malu, dia langsung berdiri dan lari keluar dari kamar Ezra. Sialan si Ezra, bisa gak sih gak bikin orang jantungan!
Airin masuk ke kamarnya. Tapi pas mau nutup pintu, Ayara malah masuk ke dalem kamarnya Airin.
"Ngapain lo?" Tanya Airin.
"Kamu kan? Kamu kan yang ngomong aneh-aneh ke papah sama mamanya Ezra tentang aku?!" Marah Ayara.
Airing mengernyit bingung, apasih. "Lo kenapa sih? Gila ya? Dateng dateng nuduh orang gak jelas!"
"Ngaku aja! Kamu kan yang nyuruh papah sama mamanya Ezra buat ngusir aku dari rumah ini?!" Loh, kok Airin seneng.
"Kalo udah diusir ngapain lo masih disini? Pulang sana kerumah lo,"
Ayara menatap Airin marah. "Gak tau malu banget sih kamu! Kamu cuma pelayan disini!"
Airin bales balik natap Ayara marah. "Dih, gue udah bukan pelayan yah disini. Lagian yang gak tau malu itu lo! Diusir bukannya pulang malah nyalahin orang!"
"Aku benci sama kamu!"
"Gak peduli, lo benci atau nggak sama gue juga gak ngaruh apa apa," balas Airin.
"Aku bakalan rebut Ezra dari kamu!" Ancam Ayara sambil menunjuk Airin.
"Heh!" Airin menepis tangan Ayara. "Gue rebut lama lama hidup lo! Enak aja main rebut rebut punya orang!"
"Kamu gak bisa relain Ezra buat aku? Ini pertama kali aku suka sama cowok, masa harus langsung sakit hati. Kamu gak kasian sama aku?" Tanya Ayara sedih.
"Nggak, ngapain gue harus kasian sama lo. Kalo gue relain Ezra buat lo trus gue yang sakit ati gitu? Ogah banget." Jawab Airin dengan wajah julidnya. Hmmm... Sepertinya Airin terinfeksi virus julid Julius.
"Ayara..." Tubuh Ayara menegang mendengar suara itu.
Ini suara... Papahnya!
Ayara langsung menoleh kebelakang dan melihat papahnya yang menatap sedih dirinya. "Papah,"
"Itu anak yang lo banggain, Sam?" Tanya Kim.
"Ayara... Kenapa kamu kayak gini? Papah nggak pernah ajarin kamu kayak gini,"
Ayara menangis lalu berlari mendekati Sam lalu memegang tangannya. "Papah, maafin Ayara. Tapi, Ayara suka sama Ezra paahh,"
"Setelah mama kamu tinggalin kita, papah usaha mati matian buat bahagiain kamu. Papah berusaha didik kamu biar kamu jadi anak baik, papah bebasin kamu berteman sama siapa aja biar kamu gak mandang rendah orang lain. Tapi apa yang papah liat sekarang, Ra? Papah gagal didik kamu kah?"
Ayara menggeleng keras, air matanya makin keluar deras. "Nggak, nggak, papah nggak gagal! Ayara yang gagal pah! Maafin Ayaraa," Ayara menangis keras sambil memeluk papahnya.
"Kamu minta maaf sama mereka, abis itu kita pulang." Ucap Sam dan diangguki Ayara.
Ayara berbalik mendekati Airin. "Airin, aku... Minta maaf. Aku minta maaf kalo omongan aku bikin kamu sakit hati, aku minta maaf kalo aku sempet jahat ke kamu."
Airin diam berpikir, nih anak beberapa hari ini perasaan jadi kek antagonis. Tapi yaahh, Ayara emang dasarnya anaknya polos kan? Keliatannya juga dia sayang banget sama papahnya sampe nangis nangis gini.
"Sorry, Ra. Aku masih kesel sama kamu, jadi aku gak bisa maafin kamu sekarang." Ada camer, gak boleh lo gue hehe.
Ayara semakin menundukkan kepalanya sedih. "Gapapa, nanti kalo kamu udah gak kesel aku bakal minta maaf lagi sama kamu."
"Gue minta maaf atas perilaku anak gue di rumah ini, gue janji hal ini gak akan terulang lagi." Ucap Sam pada Julius dan Kim.
"Gue pegang omongan lo." Balas Kim.
"Nggak usah ketemu Ezra dulu, dia pasti belum bisa maafin kamu." Ucap Julius pada Ayara.
Ayara mengangguk. "Ambil koper kamu, kita pulang sekarang."
Ayara mengangguk lalu berjalan menuju kamarnya yang selama ini ia tempati. "Airin, om minta maaf ya soal Ayara." Ucap Sam.
Airin tersenyum sopan. "Om nggak perlu minta maaf ke aku karna bukan om yang salah,"
"Om tau, cuma tetep aja om nggak enak."
"Iya tau, cuman kayak yang aku bilang tadi. Aku masih kesel sama dia, jadi aku gak bisa maafin sekarang." Sam mengangguk memahami.
"Papah, udah." Ayara udah siap sama kopernya.
"Om, tante, aku minta maaf soal kelakuanku selama tinggal disini." Julius dan Kim mengangguk. Yaudah lah, toh nih anak gak akan tinggal disini lagi.
"Gue sama Ayara pulang dulu, sekali lagi maaf." Pamit Sam lalu berjalan sambil menggandeng Ayara.
"Kamu istirahat aja, biar papah sama mamah yang nganter mereka." Ucap Julius sambil mengelus kepala Airin.
Airin mengangguk. "Makasih pah, mah."
Kim tersenyum lalu mencubit pipi Airin. "Apapun buat menantu mamah."
_________
GUYS, ALHAMDULILLAH AKU KETERIMA(ᗒᗩᗕ)
Kalian gimana?
Buat kalian yang keterima, selamat yaaa!
Tapi buat yang gak keterima tetep semangat guys! Jalan jadi sukses gak cuman lolos utbk, walaupun kalian ngerasa kecewa nggak papa kok, itu wajar. Tapi abis itu kalian harus semangat lagi.
demi jadi orang kaya AAMIIN!
KAMU SEDANG MEMBACA
Became A Male Lead Servant
Fiksi Remajaterperosot ke selokan jadi pindah ke dalem novel? mana jadi pelayan pula, dosa apa aku astaga.