17.

192 32 4
                                    

Hi!
-
Happy Reading♡
Maaf kalau ada typo^-^
-
-

"Sakit gk kak?" tanya Gegna sambil melihat bekas gigitan Jaden yang baru saja ia bersihkan.

Gino menggeleng, lalu menatap Kevin, yang ditatap hanya menaikan satu alisnya.

"Jadi... gue ini manusia atau Vampir?" tanya Gino.

"Ya, sekarang lo vampir, maafin kakak gue, dia akhir-akhir ini emang rada gila." kata Kevin.

"Bukan rada lagi, tapi dia emang gila! Gak elit banget gue diubah jadi vampir sama si sialan Jaden!!" geram Gino.

Mereka bertiga sedang ada didepan rumah Jaden, oh atau bisa dibilang rumah Kevin juga.

Gino terpaksa harus diam dirumah Kevin, memikirkan nasib dia kedepannya.

Bagaimana kalau orang tuanya tau?

Gegna menggebrak meja, membuat Gino dan Kevin kaget, "Anjir! Apa gue masih jadi matenya Jaden sekarang??" tanya Gegna kepada Kevin.

Kevin menggeleng, "Gue kan udah tandain lo ulang, lagian sebagian bau tubuh lo itu, bau tubuh gue."

Gegna mengangguk lega, sedangkan Gino melotot.

"Berarti Gegna udah pernah digigit?!" tanya Gino dengan tidak santainya.

Gegna cengengesan, "Tapi itu bukan aku yang mau loh ya,"

"Bisa gak sih kakak aja yang jadi mate kamu Ge??" Tanya Gino sambil menatap Gegna.

Kevin mematung mendengar ucapan Gino, sedangkan Gegna menatap kakaknya dengan mata yang menyipit.

"Kakak suka sama aku?" kata Gegna menunjuk dirinya sendiri.

Gino menghela nafas, "Enggak lah,"

***

"Dek, ini gimana ya? Duh kakak jadi serba salah gini jadinya." panik Gino.

"Tapi, kakak gak kayak vampir tuh, untuk sekarang tenang ajalah, nanti aku juga bakalan tutup mulut," balas Gegna sambil menarik Gino kedalam rumah.

Cklek

"NAH! KAMU DARI MANA AJA HAH?! KELUAR RUMAH TANPA IZIN DULU SAMA BUNDA?! OPEN BO KAMU YA?!" teriak Bunda sambil menjewer telinga milik Gino.

"AW! Bun sakit! Gino tadi ada urusan mendadak sumpah bukan open bo!" ucap Gino sambil menaikan jari telunjuk dan jari tengah.

Bunda melepaskan jewerannya lalu memeluk sayang Gino, "Maafin Bunda ya, kamu sih bikin khwatir aja!" kata Bunda.

"Hehe, gak lagi-lagi deh, soalnya takut dijewer Bunda lagi," cicit Gino sambil mengusap daun telinganya yang terlihat sedikit memerah.

"Duh duh, bujang Bunda... mana yang sakit biar Bunda usap." ejek Bunda.

Gino cemberut, sedangkan Gegna cekikikan melihat tingkah kakaknya.

"Diluar aja sok cool, pas dirumah so cute!" tambah Gegna.

"Dahlah Gino ngambek bye!" ujar Gino sambil berjalan menuju kamarnya.

Begitulah Gino, ketika sedang menghadap sang ibu, nyalinya langsung menciut.

***

"Jaden! Lo gila!" bentak Justin, sambil memegangi dahinya.

"Gue terlalu kesel sama Gino, gue refleks Justin!" kata Jaden sambil menunduk.

Justin yang sedang berdiri menatap Jaden intens, entah mengapa akhir-akhir ini ia mendapati hawa tidak enak pada diri Jaden.

"Kayaknya ada yang gak beres sama lo, gue saranin lo periksa kejiwaan lo itu," ujar Justin sambil meninggalkan Jaden yang sedang mendelik tidak suka.

"Sialan! Jadi lo kira gue gila?!" teriak Jaden tidak terima.

"Emang bener lo itu gila!!" balas Justin yang sudah ada didepan ruangan Jaden.

***

Gegna menghela nafas penjang, "Sheola kenapa ya?" lirihnya.

Apa dia pernah membuat Sheola sakit hati? Tapi sebelumnya hubungan dia dengan Sheola baik-baik saja.

Cklek.

"Heh! Malah bengong lagi, tidur sana." titah Gino sambil menghampiri Gegna yang sedang rebahan dikasurnya.

Gino duduk ditepi kasur, lalu mengusap lembut rambut Gegna, "Dek, kakak lapar..." ujar Gino.

"Ya tinggal makan apa susahnya kak," balas Gegna.

Gino memunculkan taringnya, "Kakak pengen ini loh dek," sambil mengusap leher milik Gegna.

Plak!

"Aduh!"

"Mentang-mentang udah jadi vampir, kakak seenaknya mau gigit aku, enyah saja kamu kak!" sinis Gegna sambil memeluk lehernya.

Gino mengusap kepalanya yang baru saja ditampol oleh Gegna.

"Kakak cuman latihan munculin taring loh dek, baperan banget heran." balas Gino tak kalah sinis.

"Emang kamu punya taring?" tanya ayah yang tiba-tiba ada didekat pintu sambil memunculkan kepalanya.

Untung taring Gino sudah tidak ada.

"ASTAGFIRULLAH!!" teriak Gegna dan Gino refleks.

Ayah melotot, "Kalian itu kristen!"

Gegna da Gino menutup mulutnya, bagaimana ya, mereka sering mendengar dari teman muslim sih, kan enak gitu kalau latah terus ngucap astagfirullah.

"Maaf ayah," kata Gegna dan Gino barengan, lagi.

"Yaampun kompak banget anak ayah ini! Bagus, bagus! Teruskan bakat kalian!" seru Ayah sambil pura-pura mengusap air matanya.

Gegna dan Gino hanya menatap Ayah mereka dengan jengah, capek mereka.

Anak sama Ayah sama aja.

***

"Apa gue harus jujur sama mereka berdua?" lirih Kevin sambil termenung.

"Kayaknya iya."

***

Hai!! Maafin aku yang selalu lama up gaes:( aku sibuk sama tugas sekolah huhu.

Btw, kedepannya aku bakal jarang up lagi kayaknya, karna mau fokus belajar buat ujian:) ada yang sama? Semangat belajarnya! Jangan baca wattpad mulu ya hehe, perbanyak baca buku pelajaran.

Makasih buat yang sudah baca, maaf ya kalau ceritanya makin gk nyambung:(

And! Happy 1,7k view😭 wah gak nyangka bisa segini, makasih loh kalian♡♡

Sampai jumpa diUp part selanjutnya, byee.

My Cute Vampire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang