19. End.

352 31 0
                                    

Hi!
-
Happy Reading♡
Maaf kalau ada typo^-^
-
-

"AAAAAA!!!" teriakan Diana yang seperti lumba-lumba membuat Jaden terlonjak kaget.

"Akhhh! Diam!!" bentak Jaden sambil memegangi kepalanya yang mendengung.

Entah kenapa tubuhnya serasa aneh beberapa hari kebelakang, terkadang dia emosi sendiri, dan terkadang dia menyadari apa yang telah ia perbuat kepada Gino.

Menjadikan Gino Vampir? Sungguh dia pun tidak tau mengapa dirinya menggigit dan menjadikan Gino Vampir.

"Lepasin!" teriak Diana.

"Tunggu... aish! Gue sebenarnya kenapa sih?!" frustasi Jaden.

Dia ingin berbuat jahat, tapi disatu sisi dia merasa semua itu salah, tentu saja!

"Ekhm! Entah kenapa gue merasa dalam diri lo itu ada sesuatu yang buat lo berbuat jahat kayak gini," kata Diana sambil tersenyum menampakkan giginya.

Bukannya panik malah senyum, ada-ada saja Diana.

"Gue juga merasa gitu..." lirih Jaden.

"Maka dari itu, ayo lepasin gue!" semangat Diana berharap Jaden melepaskan dia.

Jaden mengerynyit, lalu meremas rambutnya.

"GAK!!"

Grep

"Lo pikir bisa lari gitu aja?"

"-Sheola." lanjut Kevin sambil tersenyum miring.

Gegna dan Gino menatap tajam Sheola.

Sedangkan Jaden yang terus meremas rambutnya, Jaden merasa ada 2 nyawa dalam satu tubuhnya.

"AKHH!! KELUAR DARI TUBUH GUE SIALANN!!" teriak Jaden.

"Gue gak selemah yang lo kira!" Sheola menepis tangan Kevin.

Kevin menggeram, ia memunculkan taring tidak lupa kukunya yang tajam memanjang, matanya memerah Kevin terlihat agak menyeramkan.

Srett!

Sheola menghindar dengan cepat.

"Kamu disini ya? Kakak mau ngelepasin ikatan Diana dulu," kata Gino.

"Jaden? Dia kelihatan kesakitan..." gumam Gegna yang masih bisa Gino dengar.

Oh ayolah, Gegna bilang dia membenci Jaden tapi sekarang? Dia terlihat khawatir.

"Tenang, roh jahat yang Sheola tanam mau keluar jadi ya gitu," balas Gino lalu berlari kecil kearah Diana yang sedang menonton perkelahian Kevin dan Sheola.

Gino menggeleng saja melihat kelakuan kesay-eh temannya ini.

"Oh! Hai Gino!" sapa Diana yang dibalas rolling eyes oleh Gino.

Gino menekuk satu kakinya didepan tangan Diana yang di ikat oleh rantai besi, dia meringis saja.

Baru saja Gino memegang rantai, rantainya langsung meleleh begitu saja.

Gino melotot, dia merasa kaget sekaligus bangga karna bisa melelehkan rantai besi.

"Hebat banget gue." gumam Gino.

Gino berdiri lalu menyeret Diana sambil berlari kecil kearah Gegna.

"Kalau gak ikhlas nolongin diam aja kali!" dengus Diana.

"Bukannya bilang makasih," ucap Gino.

Diana cengengesan, "Makasih Ginoku~"

Gino bergidik ngeri.

Sretttt

"AKKHH!!" Sheola berteriak kesakitan setelah Kevin mencakar punggungnya.

Bahkan baju Sheola sampai robek membentuk cakaran panjang.

"KEVIN AN*ING!!" umpat Sheola.

"Kelemahan lo gue udah tau! Nyesel kan lo pernah bocorin rahasi terbesar lo ke gue? Rasain!" ucap Kevin penuh kemenangan.

Sheola tersenyum miring, lalu berpindah tempat menjadi ada didepan Jaden sambil memegang pisau.

Jleb!

"Sorry! T-tapi gue gak mungkin pergi tanpa Jaden." ucap Sheola terbata-bata, setelahnya dia terkapar dilantai bersamaan dengan Jaden yang memegangi pisau yang menancap tepat dijantungnya.

"JADEN!!" teriak Gegna sambil berlari kearah Jaden.

Terlambat, Jaden sudah tidak sadarkan diri.

Gegna menepuk-nepuk pipi Jaden, "Enggak!! Lo gak bisa tinggalin gue Jaden!! G-gue gak benci sama lo..." suara Gegna mengecil diakhir bersamaan dengan air mata yang keluar.

"A-ada apa ini?"

"Justin?"

Justin berlari menghampiri tubuh Jaden, memegang tangan Jaden lalu ia tersenyum, "Kenapa gue gak menyadari ini semua? Maaffin gue Jaden."

"Kevin! Lo bisa k-kan?" Gegna menatap penuh harap kepada Kevin.

Kevin mengalihkan pandangannya, "Maaf, gue bukan Tuhan yang bisa mematikan dan menghidupkan."

Pundak Gegna turun, pupus sudah harapannya.

"Jangan tangisi Jaden Gegna, dia bukan mate lo." ucap Justin lalu menghilang bersama tubuh Jaden dan Sheola.

Gegna diam, "Oh, jadi bener, t-tapi aku gak munafik kalau ada perasaan suka sama Jaden!"

Gino menghampiri Gegna, "Kakak ngerti perasaan kamu Dek."

"Sebenarnya apa rencana perempuan tadisih?" tanya Diana.

"Dia mau jadiin lo dan Gegna tumbal, Sheola udah mengabdi kepada iblis yang ada didunia vampire, dan ada tumbalnya tapi harus perempuan." jelas Kevin.

Gegna mengerynyit, "alasannya?"

"Dia pengen hidup abadi kayak vampire, tapi dia terlalu bodoh, vampire juga bisa mati-ah bukan gimana ya ngejelasinnya, pokoknya semacam mati dan nantinya bakal disimpan dipeti mati." kata Kevin.

"Tapi Vampir juga bisa bangkit lagi, kalau ada seseorang mempunyai kekuatan besar yang membuka peti mati mereka," lanjut Kevin.

"Jadi Jaden bisa bangkit lagi?" tanya Gegna.

Kevin menatap Gegna, "Bisa gak sih lo gak berharap kayak gitu?"

Gegna mengerynyit tidak suka, "Jadi lo gak suka kalau Jaden bangkit lagi? Inget Kevin J-"

"Gue mate lo Gegna." potong Kevin.

"Lo jangan bercanda Kevin!" bantah Gino.

"Gak mungkin!" kekeuh Gegna.

"Udah cukup! Gue selalu mengalah sama Jaden!"

"Denger ini baik-baik, lo mate gue Gegna Rasela." dingin Kevin.

END

Hai! Udah End gays^-^ ini gantung gak si? Hehe.

Happy 1,96k view ToT, makasii banyak buat kalian yang udah baca cerita gak jelas ini:) sayang bangett♡ maybe ini kelihatan alay, tapi buat aku yang baru ngalamin view segitu waw banget;)♡

Maafkeun aku yang selalu lama up, and nanti kalau aku buat cerita baru lagi, mampir ya?

Udahlah ya segitu aja, sampai jumpa dicerita ku yang selanjutnya! Byee♡

[JUM'AT 22-07-22]

My Cute Vampire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang