" J-jaden? " panggil Gegna, namun Jaden tidak menjawabnya juga.
Jaden menatap datar Gegna dalam, lalu ia mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Gegna.
" Mau pulang bareng gk? " Tanya Jaden lalu tertawa.
Gegna yang tadinya tutup matapun membuka matanya, lalu berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya.
Jaden yang tadinya tertawa pun berlari menyusul Gegna yang kesal.
Siapa suruh buat jantung Gegna deg-deg'an.
" Sorry aku keterlaluan becandanya " Ucap Jaden sambil memegang tangan kanan Gegna.
" Apa-apaan nih?!! Sok akrab emang!! " Misuh Gegna dalam hati.
" Ini juga biar akrab Ge " Balas Jaden dalam hati.
Gegna melepas pelan tangan Jaden dari tangannya lalu berucap " Yaudah ayok pulang bareng " ajak Gegna, lalu berjalan keparkiran dibuntuti Jaden.
Sesampainya diparkiran.
" Kamu tinggal didorm Ge? " Tanya Jaden.
" Iya, kal- "
Drrttt...Drrttt...Drrttt...
Ponsel Gegna berbunyi, Gegna pun mengambilnya dari tasnya lalu menekan tombol icon berwarna hijau.
" GE!! GAWAT GE!! "
Gegna sedikit menjauhkan ponselnya dari telingannya lalu mendekatkannya kembali.
" Gausah teriak-teriak Yuki!! "
" Maaf... Ge kamar lu ada yang isi "
" APA?! Kok bisa? Itukan kamar gue "
" Kata bu Risa dia kira lu bakal menetap dirumah lagi, eh ternyata cuman beberapa hari, jangan banyak bicara, cepet ambil barang-barang lu! Udah dirapihin soalnya, ditaro diluar kamar lagi, jadi, Ayok cepet kesini diambil orang puas lu, byee! "
Setelahnya telepon pun terputus sepihak oleh Yuki.
" Yakali gue kerumah lagi, jauh banget jaraknya sama sekolah... gimana ya... " Gumam Gegna.
" Ekhm, sebelumnya aku bukan nguping tapi emang kedengeran, kita ambil dulu barang-barang kamu, aku anter " Celetuk Jaden sambil menarik Gegna kedalam mobilnya.
" Eh?! " Teriak Gegna kesal.
" Jalan kedormnya Gegna " suruh Jaden kepada supirnya.
Mobilpun berjalan menuju dorm Gegna.
" Emang supirnya tau? Dimana dormnya? " Tanya Gegna.
Jaden hanya mengangguk, 10 menit kemudian mereka pun sampai didorm Gegna, bukan milik Gegna tapi.
Tanpa babibu Gegna dan Jaden pun keluar dari mobil, lalu berjalan memasuki dormnya, setelah beberapa menit kemudian mereka berduapun keluar.
Jaden membuka bagasi mobilnya lalu memasukkan koper dan tas berukuran sedang kedalam bagasinya.
Setelah itu Jaden pun masuk kembali kedalam mobil, lalu mobilnya pun berjalan kembali.
Saat ditengah perjalanan Gegna tersadar " Tunggu-tunggu, gue mau dibawa kemana? " Tanya Gegna sambil menoleh ke Jaden.
Jaden menoleh " Kerumah aku " Balas Jaden disertai senyumannya.
Gegna terlonjak kaget " Loh kok?! "
" Rumah kamu jauh kan dari sekolah, sedangkan rumahku deket dari sekolah, jadi daripada yang jauh-jauh mendingan yang deket-deket aja " Balas Jaden dengan smirknya.
" Maksudnya, gue tinggal dirumah lu gitu? " Koreksi Gegna.
Jaden mengangguk, Gegna bengong lalu berucap " Kita kenal 24 jam juga belum loh " Ucap Gegna.
" Ya emang kenapa? Dirumah aku juga sepi, jadi kalau ada kamu kan lumayan rame pasti, lagian aku baik kok, soft boy juga " ujar Jaden dengan wajah polosnya.
Gegna tertawa lalu berujar " Lucu banget sih lu "
Jaden hanya tersenyum manis sebagai responnya.
" Woi!! Udah napa uwu-uwuannya, udah nyampe ini " Celetuk sang supir.
" Eh maaf pak " Ucap Gegna sambil menoleh ke supirnya, dia merasa tidak enak jadinya.
Mendengar perkataan Gegna membuat Jaden tertawa terbahak-bahak sampai keselek, mampus. Sedangkan sang supir hanya menunjukkan wajah masamnya.
" Pak, pak, ndasmu!! Gue masih muda! Oh iya panggil Justin aja jangan 'pak-pak" Ujar supir eh Justin sambil menoleh kebelakang.
Dan saat itu pula Gegna menyesal dan malu, memang benar dari wajahnya saja kelihatan masih sangat muda.
Jaden pun keluar dari dalam mobil dan diikuti oleh dua sejoli alias Gegna dan Justin.
Setelah diluar mobil " JADEN?!! KOK INI DIHUTAN?! I-INI RUMAH LU DI... " Teriak Gegna histeris, dasar tak tau malu.
" Iya, ayok masuk " Ajak Jaden sambil menenteng koper milik Gegna, dan dibuntuti oleh Gegna dan Justin yang membawa tas sedang milik Gegna.
Setelah didalam rumah Gegna tidak henti-hentinya mengeluarkan kata 'Woah' sambil menatap kagum rumah Jaden.
Pict.by: Pinterest.
" Duduk dulu Ge " Ujar Jaden.
Mereka berduapun duduk, sedangkan Justin malah melipat tangan didepan dada " Gue gk ditawarin duduk gitu? " tanya Justin.
" Paansih, biasanya gk ditawarin juga sering langsung duduk " Misuh Jaden.
Justin cengengesan lalu duduk disamping Jaden.
" Lu cuma tinggal berdua sama supir Den? " Tanya Gegna.
Baru saja Jaden akan menjawab namun sudah didahului oleh Justin.
" Apa? Supir?! Gue bukan supirnya Jaden, gak elit banget ewh, gue itu kayak... sekretarisnya dia " Celetuk Justin.
Gegna hanya mengangguk untuk balasannya.
" Dirumah ini yang tinggal ada tiga orang Ge, ditambah kamu jadi empat " Balas Jaden.
Tunggu orang?... bukannya...dahlah.
" Terus satu orang lagi mana? " Tanya Gegna.
" Lagi dikamarnya, mungkin " Jawab Jaden yang diangguki Justin.
Takk...Takk...Takk...
Terdengar suara langkah kaki yang mendekati mereka lalu " Dia, siapa? " ucapnya.
Gegna mendongak, betapa terkejutnya dia saat melihat wajah orang itu " Lo?!! " Ucap Gegna sambil berdiri dari duduknya.
***
Hi, maaf lama banget Upnya:(
Tadi udah ada yang baca gk ya...
Kayaknya double Upnya besok ajadeh, atau gk tau:)
Thanks banget buat yang udah baca, jangan lupa Votenya comentnya juga kalau bisa.
Sampai jumpa di Up Part selanjutnya, byee.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Vampire [END]
Vampire[END] Ngakunya aja Vampire, tapi kelakuan kek monkey liar. [SLOW-UP] Judul bukan berarti mencerminkan isi cerita ya! SIKAP VISUAL ADA YANG AKU UBAH, JADI TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN KEHIDUPAN NYATA MEREKA. Start: 13/02/2021 End: 22/07/2022