42. TUNTUN SAMPAI BISA

1.8K 100 166
                                    


CHAPTER INI SAMBUNGAN DARI BAB 41.

VOTE DAN RAMEIN SETIAP PARAGRAF!!!

Happy reading!

***

Revalno tidak peduli dengan apa yang ia dengar tadi. Ia kembali mencari Felisa.

"Kemana sih nih bocah satu?!"

Revalno sudah mencari Felisa ke seluruh sekolah namun tidak ketemu juga. Dengan nafas yang sudah lelah, Revalno tidak menyerah untuk mencari Felisa.

Drett...Drett...Dret....

Revalno menghentikan langkah kakinya, kemudian mengambil ponsel di saku celananya. Terdapat telpon masuk.

Felisa❤️ Iss calling....

Melihat itu perasaan Revalno menjadi tenang. Dengan cepat ia memencet tombol hijau, hingga telpon itu terhubung.

"Kamu dimana sayang?!" tanya Revalno.

"Kamu yang dimana! Aku dari tadi nunggu di parkiran juga! Pegel ni kaki!" omel Felisa dari sebrang sana.

"Kenapa ke parkiran duluaan? Biasanya kan nungguin aku jemput?!"

"Udah jangan banyak omong! Cepet kesini! Pegel tau!"

"Iya, tunggu."

tutt..tutt...tutt..

Telpon terputus karna Revalno mematikannya sepihak. Kemudian, Revalno berlari untuk menuju parkiran belakang sekolah.

***

Sesampai di rumah, Revalno langsung membersihkan dirinya karna meresa gerah dan badan lengket. Laki-laki itu keluar dari kamar mandi dengan menggunakan celana boxer bermotif Doraemon dan telanjang dada. Dengan handuk yang ia pegang untuk mengeringkan rambutnya yang masih basah lepek.

 Dengan handuk yang ia pegang untuk mengeringkan rambutnya yang masih basah lepek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gambaran kolor yang di pake Revalno)

"Sini aku bantuin keringin rambut kamu."

Tidak menolak. Revalno langsung melempar handuk itu tepat ke wajah Felisa. Tertawa kecil saat mendapatkan tatapan ganas dari gadis itu, tidak serem, melainkan sangat imut dan lucu.

"Jangan di lempar ke muka gue juga!"

Revalno langsung duduk di kursi depan Felisa, tetapi tubuhnya menghadap perempuan itu. Membiarkan Felisa untuk mengeringkan rambut miliknya.

Felisa tidak pokus karna Revalno menatapnya dengan senyuman yang... meleleh buatnya!

"Cantik."

Felisa reflek tertawa untuk mengumpatkan salting di dalam dirinya. Tangan satunya di pakai untuk menabok pipi Revalno pelan.

"Apasih!"

REVALNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang