45. JANJI SETIA

2K 110 255
                                    


Hallo!

Vote dulu sebelum baca🔥

Happy reading!

***

Cahaya matahari menusuk mata Felisa membuat perempuan itu terbangun. Felisa berdesis karna bagian bawahnya terasa perih. Semalam ia di gempur abis-abisan oleh Revalno sampai jam 3 pagi.

Felisa menepuk pelan pipi Revalno membangunkan lelaki itu. Revalno yang terusik, membuka matanya perlahan.

"S-ssakit, Al!" rengek Felisa. Bergerak sedikit saja rasanya sakit.

Revalno langsung bangun, khawatir dengan Felisa. "Mana yang sakit?"

"Awwssh-- aaa, sakit!"

Revalno mengusap lembut pipi Felisa untuk menenangkan. "Maaf, ya." ucapnya merasa bersalah karna bermain kasar semalam.

"Aku mau mandi." ujar Felisa.

"Aku gendong." Revalno menggendong tubuh Felisa ala bridal styel menuju kamar mandi.

Felisa perlahan turun dari gendongan Revalno. "Kamu keluar, aku mau mandi." ucapnya kemudian mengunci pintu.

"Panggil aku kalo udah selesai."

Revalno dari luar sudah tersenyum tidak jelas membayangkan adegan semalam. Arghh! Suara Felisa tadi malam bikin candu...

***

Revalno sedang mencuci piring yang kotor. Karna Bi Inem sedang izin cuti, jadi pekerjaan rumah ia yang akan pegang. Felisa? Revalno tidak mengizinkan Felisa untuk banyak gerak.

Selesai mencuci piring, Revalno membawakan snack dan minuman segar untuk Felisa yang sedang tiduran di kasur, bagian intim perempuan itu masih terasa sakit, jadi tidak bisa berjalan untuk sementara.

Revalno membuka pintu pelan supaya tidak mengganggu Felisa. Kemudian, ia menghampiri Felisa yang sedang merebahkan tubuhnya sambil memainkan ponsel.

"Buat kamu." Revalno memberikan snack dan minuman yang tadi ia bawa.

Felisa menerima dengan senang hati.
"Makasih, Revalno."

"Itu kamu masih sakit?" tanya Revalno memastikan. Di balas anggukan dari Felisa.

"Masih ngilu, kamu terlalu kasar mainnya."

Revalno mengelus rambut Felisa lembut.
"Maaf, sayang."

"Iya, gak papa. Tapi enak ko." jawab Felisa terlalu jujur.

Revalno tersedak mendengarnya, "Ha? Apa, coba ulang?" ujarnya.

"Ada pesan dari Papah tadi." Felisa mengalihkan topik pembicaraan. Tapi memang benar, tadi Papah Surya mengirimkan pesan untuk Revalno.

"Gak usah ngalihin topik deh!" cibir Revalno menggoda Felisa.

"Serius, Al. Tadi Papah kamu ngirim pesan, coba liat aja."

Revalno mengambil ponselnya di nakas meja, ternyata benar ada notifikasi pesan masuk dari Papah Surya. Isi pesan itu membuat Revalno berdecak malas.

"Kenapa mukanya jadi berubah jelek gitu?"

"Lusa aku mulai kerja di perusahaan Papah. Ck! Males banget loh, yangg!"

Felisa menyentil dahi Revalno pelan.

"Kalo kamu gak kerja, siapa nanti yang nafkahin aku dan anak kamu nanti? Jadi suami harus bertanggung jawab, Al."

"Duit aku banyak, kenapa harus kerja?" ujar Revalno sombong.

"Biar nambah banyak duitnya! Uang gak selamanya ada, dan harus berusaha dulu untuk dapetin uang." ucap Felisa.

REVALNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang