50. OLD FRIEND

1.7K 102 164
                                    


Hallo!

Jangan lupa vote dan comment setiap paragraf!

Happy reading!

***

Pagi ini pukul 07.13 WIB. Revalno sibuk sendiri mencari dasi untuk ia pakai kerja hari ini. Sedangkan Felisa, perempuan itu sedang membeli sarapan bubur Ayam di abang-abang langgananya depan rumah.

"Mana sih dasi gue?!" pusing Revalno karna sudah mencari ke setiap tempat tidak ketemu.

"Sebenernya males banget gue nerusin perusahaan Papah! Tapi nanti anak istri gue mau makan apa, kalo gue gak punya penghasilan sendiri." monolog Revalno.

Mata Revalno kembali mencari dasi. Ia membuka lemari miliknya,

"Si anjing, ini dasi!" Revalno mengambil dasi yang berada di lemarinya. Kalau tau dasi ada di lemari, Revalno tidak usah cari kesana kesini. Nguras emosi saja!

"REVALNO SARAPAN DULU!" teriak Felisa dari lantai satu. Suara Felisa sangat cempreng, jadi masih terdengar jelas dari lantai 2.

Revalno keluar kamar, menuruni anak tangga untuk pergi sarapan dulu sebelum berangkat ke kantor.

"Astaga! Dari tadi belom rapih juga?" Omel Felisa saat melihat Revalno masih acak-acakan.

Revalno menyengir, "Waktu gue abis cuman buat nyari dasi doang, Sa! Lo tau? Gue kesana kesini nyari dasi, ternyata ada di lemari!" adu Revalno.

Felisa memutarkan matanya. Mengambil dasi dari tangan Revalno, kemudian ia bantu memakaikan dasi di kerah kemeja suaminya.

"Semasa lo masih sekolah juga udah lemot kalo nyari barang! Nyari pake mata bukan pake otot!" cibir Felisa seraya memakaikan dasi.

"Ibu ibu kalo marah ngerocos terus ya?"

Tidak terima di katakan ibu-ibu, Felisa menarik dasi Revalno hingga laki-laki tercekik.

"Woi! K-kecekik gue.. anjir!"

"Mangkanya jadi orang jangan nyebelin!"

Felisa membuang wajahnya kasar, kemudian melangkah ke meja makan duluan meninggalkan Revalno. Yang satu tengil, yang satu keras kepala. Cocok kan?

Revalno ikut duduk di meja makan. Sesekali mencoel dagu Felisa, menggoda perempuan itu. "Neng, jutek amat sih!"

"Makan! Jangan sampe bubur ini gue lempar ke muka lo!"

"Bumil galak banget."

Keduanya mulai memakan bubur yang di hadapannya. Sepanjang makan, Revalno selalu senyam senyum sendiri memperhatikan wajah Felisa.

Felisa yang sadar di tatap terus, mencibir.

"Yakin gak ada yang mau lo omongin sama gue?" ucap Felisa dengan tatapan sinis.

Revalno menaiki satunya, "Omongin?" katanya, "Gue mau ngomong kalo gue cintaaaaaa banget sama lo!" Revalno menaikturunkan alisnya di iringi dengan senyuman manis khasnya.

Felisa ber-oh ria.

"Hmm, oke! Kalo lo gak mau ngomong, ya, gak papa." ujar Felisa, melanjutkan makannya.

"Tentang Siska?" tanya Revalno tiba-tiba.

"Tentang Siska? Emang Siska kenapa?" tanya balik Felisa, pura-pura tidak tahu.

"Lo jangan salah paham dulu."

"Sok silakan, jelasin ke gue." suruh Felisa.

"Kemaren gue abis dari markas. Terus gue cabut dari markas sore, karna gue udah kangen banget sama lo. Di dalam perjalanan, gue liat ada cewek yang mau bunuh diri. Yaudah, gue berenti buat nolongin cewek itu. Tapi pas gue berhasil selamatin tuh cewek, ternyata cewek itu si Siska." jelas Revalno.

REVALNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang